1 Full Life: YUNUS ... MELARIKAN DIRI.
Nas : Yun 1:3
Yunus melarikan diri dari panggilan Allah, menolak untuk
memberitakan amanat Allah kepada orang Niniwe karena takut mereka akan
bertobat dan lolos dari hukuman Allah
(lih. "Yun 4:2";
lih. "Yun 4:2").
[atau ref. Yun 4:1-2]
- 1) Ia tidak ingin Allah mengasihani bangsa lain kecuali Israel, dan
khususnya bukan Asyur. Yunus telah lupa bahwa rencana pokok Allah bagi
Israel adalah agar mereka menjadi berkat bagi orang bukan Yahudi dan
menolong mereka mencapai pengenalan akan Allah (Kej 12:1-3; bd.
Yes 49:3).
- 2) Kristus telah memanggil gereja untuk menunaikan tugas misioner yang
bahkan lebih besar daripada tugas Yunus -- pergi ke seluruh dunia
memberitakan Injil (bd. Mat 28:18-20; Kis 1:8). Akan tetapi, seperti
Yunus, banyak gereja kurang berminat pada pekerjaan misionaris; mereka
hanya menaruh perhatian terhadap membangun kerajaan mereka sendiri.
2 Full Life: TARSIS.
Nas : Yun 1:3
Tarsis adalah sebuah kota di barat daya Spanyol, sekitar 4.000
kilometer dari Israel; dengan demikian, Tarsis merupakan tempat terjauh ke
arah yang berlawanan dengan Niniwe yang dapat dituju Yunus.
3 Full Life: CAMPAKKANLAH AKU KE DALAM LAUT.
Nas : Yun 1:12
Kesediaan Yunus untuk mati demi keselamatan para pelaut menunjukkan
betapa besar rasa bersalahnya karena tidak menaati Allah dan karena
membahayakan jiwa mereka.
5 Full Life: DATANGLAH SEEKOR IKAN BESAR MENELAN YUNUS.
Nas : Yun 1:17
Allah menyediakan seekor ikan besar, mungkin ikan paus yang besar,
untuk menyelamatkan nyawa Yunus. Secara ajaib Allah memelihara Yunus tetap
hidup selama tiga hari dalam perut ikan.
- 1) Orang tidak percaya di dunia dan para guru palsu dalam gereja telah
menolak mukjizat ini, dan menyebutnya khayalan. Akan tetapi, Yesus
memandangnya sebagai fakta sejarah; Ia memakai peristiwa Yunus di dalam
ikan itu untuk menggambarkan kematian, penguburan, dan kebangkitan-Nya
sendiri (lih. Mat 12:39-41).
- 2) Dengan kata lain, Yesus menempatkan pengalaman Yunus dalam perut
ikan besar itu dalam kategori yang sama dengan kematian dan
kebangkitan-Nya. Yesus menerimanya sebagai mukjizat dari Allah yang
terjadi sesuai dengan rencana-Nya dalam sejarah penebusan. Bagi semua
orang percaya sejati, hal itu seharusnya menyelesaikan soal mengenai
kebenaran peristiwa ini (juga
lih. Pendahuluan kitab ini).