2 Raja-raja 3:27
Konteks3:27 Kemudian ia mengambil anaknya yang sulung a yang akan menjadi raja menggantikan dia, lalu mempersembahkannya sebagai korban 1 bakaran di atas pagar tembok. Tetapi kegusaran besar menimpa orang Israel 2 , sehingga mereka berangkat meninggalkan dia dan pulang ke negeri mereka.
2 Raja-raja 17:24
Konteks[3:27] 1 Full Life : ANAKNYA YANG SULUNG ... MEMPERSEMBAHKANNYA SEBAGAI KORBAN.
Nas : 2Raj 3:27
Raja Moab membunuh putra sulungnya sebagai persembahan kepada dewa Kamos (lih. 1Raj 11:7), dalam usahanya untuk membujuk apa yang dianggap sebagai dewa itu membantu tentaranya dalam perang. Korban manusia ini sebenarnya menjadi persembahan kepada Iblis dan roh-roh jahat
(lihat art. SIFAT PENYEMBAHAN BERHALA);
"persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat" (1Kor 10:20). Para ahli purbakala telah menemukan sebuah batu piagam Moab yang menegaskan bahwa raja Moab memang melakukan perbuatan jahat itu.
[3:27] 2 Full Life : KEGUSARAN BESAR MENIMPA ORANG ISRAEL.
Nas : 2Raj 3:27
Tentara Israel mundur dengan tergesa-gesa. Murka tentara Moab yang melanda mereka rupanya adalah akibat dari korban manusia yang dipersembahkan kepada kuasa kegelapan di balik dewa Kamos
(lihat cat. --> 2Raj 3:15 sebelumnya).
[atau ref. 2Raj 3:15]
Rupanya kuasa itu dilepaskan di dunia roh oleh karena persembahan korban darah -- baik untuk kebajikan yang tak terbandingkan, sebagaimana melalui darah Kristus, maupun untuk kejahatan tak terbandingkan, sebagaimana dalam persembahan ini; sangat mungkin bahwa korban darah yang dipersembahkan kepada kuasa roh-roh jahat membebaskan mereka untuk berperang dengan lebih efektif melawan kuasa-kuasa rohani dari Tuhan (Ef 6:12).
[17:24] 3 Full Life : MENYURUH MEREKA DIAM DI KOTA-KOTA SAMARIA.
Nas : 2Raj 17:24
Raja Asyur mendatangkan tawanan asing untuk tinggal "di kota-kota Samaria" (yaitu seluruh wilayah kerajaan utara) supaya menghancurkan perasaan nasionalisme yang masih ketinggalan. Kawin campur di antara orang Israel yang tidak diangkut ke Asyur dan orang-orang asing yang dibawa ke wilayah Israel menghasilkan orang yang disebut "orang Samaria." Hasilnya ialah suatu campuran tradisi agama dan budaya asing dengan kebiasaan dan iman Ibrani (ayat 2Raj 17:29-33). Akan tetapi, pada zaman PB banyak orang Samaria telah meninggalkan cara-cara kafir mereka dan mengembangkan iman yang semata-mata dilandaskan pada Pentateukh (kelima kitab pertama Alkitab). Yesus bersaksi kepada seorang perempuan Samaria, berbicara tentang kurang lengkapnya tradisi Samaria (Yoh 4:4-26). Di kemudian hari banyak orang Samaria menjadi orang percaya di dalam Kristus melalui pelayanan Filipus (Kis 8:5-25).