Amsal 5:15-23
Konteks5:15 Minumlah air dari kulahmu sendiri 1 , minumlah air dari sumurmu yang membual. 5:16 Patutkah mata airmu meluap ke luar seperti batang-batang air ke lapangan-lapangan? 5:17 Biarlah itu menjadi kepunyaanmu sendiri, jangan juga menjadi kepunyaan orang lain. 5:18 Diberkatilah kiranya sendangmu, w bersukacitalah dengan isteri masa mudamu: x 5:19 rusa yang manis, kijang y yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya. 5:20 Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing? 5:21 Karena segala jalan orang terbuka di depan mata z TUHAN 2 , dan segala langkah a orang diawasi-Nya. b 5:22 Orang fasik tertangkap c dalam kejahatannya, dan terjerat d dalam tali dosanya sendiri. 5:23 Ia mati, karena tidak menerima didikan e dan karena kebodohannya f yang besar ia tersesat.
Amsal 12:4
Konteks12:4 Isteri yang cakap l adalah mahkota suaminya 3 , tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang m suaminya.
Amsal 19:14
Konteks19:14 Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, s tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN 4 . t
Amsal 31:10-31
Konteks[5:15] 1 Full Life : MINUMLAH AIR DARI KULAHMU SENDIRI.
Nas : Ams 5:15
Sumber kasih sayang seorang laki-laki (ayat Ams 5:18-20) haruslah istrinya sendiri (bd. Kel 20:17). Perhatikan bahwa kesenangan seksual di dalam ikatan pernikahan itu sah dan dikaruniakan Allah (bd. Kej 2:20-25). Pasangan hidup harus dipandang sebagai karunia yang khusus dari Allah dan dihargai dengan kesenangan, kemurnian, dan ucapan syukur (Ams 19:14).
[5:21] 2 Full Life : SEGALA JALAN ORANG TERBUKA DI DEPAN MATA TUHAN.
Nas : Ams 5:21
Satu alasan yang diberikan Amsal untuk menolak kedursilaan seksual ialah bahwa Allah melihat dan mengetahui semua perbuatan dosa kita (bd. Ams 15:3; Ayub 31:4; 34:21; Yer 16:17) dan akan menghakimi kita sesuai dengan itu. Dia "akan segera menjadi saksi terhadap ... orang-orang berzinah" (Mal 3:5). Karena semua kegiatan kita "terbuka di depan mata Tuhan", tidak seorang pezina pun akan lolos dari akibatnya yang mengerikan
(lihat cat. --> 2Sam 12:9;
lihat cat. --> 2Sam 12:10;
lihat cat. --> 2Sam 12:11-12;
lihat cat. --> 2Sam 12:12;
lihat cat. --> 2Sam 12:13).
[atau ref. 2Sam 12:9-13]
[12:4] 3 Full Life : ISTRI YANG CAKAP ADALAH MAHKOTA SUAMINYA.
Nas : Ams 12:4
Biasanya hubungan antara manusia paling penting yang pernah akan kita miliki adalah dengan suami atau istri. Pasangan hidup yang baik akan ikut menyumbang kebahagiaan, sukacita, dan keberhasilan, sedangkan pasangan yang tidak baik akan menyebabkan banyak kesusahan dan kesedihan. Ketika mencari pasangan hidup, kita harus mempertimbangkan sifatnya dan komitmennya kepada Kristus dan standar-standar hidup kudus-Nya, sehingga kita tidak menikahi orang yang salah dan menyesal seumur hidup
(lihat cat. --> 1Kor 7:3;
lihat cat. --> 1Kor 7:14).
[atau ref. 1Kor 7:3,14]
[19:14] 4 Full Life : ISTRI YANG BERAKAL BUDI ADALAH KARUNIA TUHAN.
Nas : Ams 19:14
Ketika mencari pasangan hidup, akal budi adalah jauh lebih penting daripada sekadar penampilan. Hikmat, bimbingan, dan berkat Allah adalah penting sekali jikalau kita ingin mempunyai pernikahan yang berbahagia. Orang percaya harus berusaha untuk menikahi seorang yang sungguh berserah kepada Tuhan Yesus, firman-Nya, dan standar-standar kerajaan-Nya. Menikah dengan seorang yang bersifat saleh adalah berkat khusus dari Allah (bd. Ams 18:22; Kej 24:14). Memasuki pernikahan tanpa bimbingan Allah berarti mengundang penderitaan, penyesalan, dan malapetaka.
[31:10] 5 Full Life : ISTRI YANG CAKAP.
Nas : Ams 31:10-31
Ayat-ayat ini melukiskan istri dan ibu yang ideal. Seluruh hidupnya berkisar pada ketakutan yang menghormat kepada Allah (ayat Ams 31:30), belas kasihan bagi mereka yang mengalami kekurangan (ayat Ams 31:19-20), serta kesetiaan dan kasih kepada keluarga mereka (ayat Ams 31:27). Semua cita-cita yang diajukan di sini mungkin tidak akan digenapi dalam seorang istri atau ibu, tetapi setiap istri bisa berusaha untuk melayani Allah, keluarga, dan sesamanya dengan kemampuan dan sumber-sumber daya yang diberikan Allah kepadanya
(lihat cat. --> Ef 5:22;
lihat cat. --> 1Tim 2:15).