Ayub 40:1-5
Konteks

[40:2] 1 Full Life : APAKAH SI PENGECAM HENDAK BERBANTAH DENGAN YANG MAHAKUASA?
Nas : Ayub 39:35
Sekali lagi Allah menantang Ayub untuk membuktikan anggapannya bahwa cara Allah mengatur dunia ini tidak benar.
- 1) Jikalau Ayub tidak dapat memahami bekerjanya ciptaan Allah atau tidak mengerti mengapa hal-hal terjadi demikian, bagaimana ia dapat mempersoalkan Allah tentang pengaturan hubungan antar manusia, atau bahkan tentang penderitaan yang diizinkan Allah terjadi atasnya?
- 2) Yang ditunjukkan Allah kepada hamba-Nya yang menderita ialah bahwa Dia telah menciptakan dunia dalam hikmat dan Ia memerintahnya dengan hikmat dan keadilan. Musibah yang menimpa Ayub tidak berarti bahwa Allah tidak lagi mengasihi hamba-Nya yang setia itu.
- 3) Penderitaan orang benar tidaklah menyangsikan kebaikan Allah.
Penderitaan mereka terjadi dalam kehendak Allah yang mengizinkan,
diizinkan demi maksud-Nya yang bijaksana, namun sering tidak diketahui
(lihat art. KEHENDAK ALLAH).
Keadaan yang tak menguntungkan seharusnya tidak menghancurkan iman kita pada kasih Allah bagi kita; Ia mengizinkan itu demi kebaikan kita(lihat cat. --> Rom 8:28).
[atau ref. Rom 8:28]
[40:3] 1 Full Life : MAKA JAWAB AYUB.
Nas : Ayub 39:36
Ayub kini dihadapkan dengan keputusan untuk tetap mempertahankan kepercayaannya bahwa Allah telah bertindak kurang adil kepadanya karena mengingat tahun-tahun penyembahan dan ketaatan yang setia kepada firman-Nya. Apakah Ayub tetap mempertahankan kepercayaannya kepada Allah kendatipun situasi yang memberikan kesan Allah tidak adil dan mudah berubah, ataukah dia akan mempertahankan perasaannya bahwa Allah agaknya telah menjadi musuhnya?
[40:4] 1 Full Life : MULUTKU KUTUTUP DENGAN TANGAN.
Nas : Ayub 39:37
Ayub bingung karena penyataan Allah yang baru ini. Ia mengerti betapa tidak berartinya manusia di hadapan rahasia hikmat Allah (bd. 1Kor 2:7), dan ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Sekalipun demikian, ia masih belum siap untuk menyerahkan tuntutannya bahwa ada sesuatu yang salah dalam tindakan Allah terhadap dirinya (tanggapan terakhir Ayub terungkap dalam Ayub 42:1-6). Namun, Ayub mulai sadar bahwa penderitaannya yang misterius dan membingungkan bukan rahasia bagi Allah, dan bahwa di tengah semua itu Allah dapat diandalkan.