Mazmur 8:1-3
KonteksManusia hina sebagai makhluk mulia
8:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. (8-2) Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu n di seluruh bumi! Keagungan-Mu o yang mengatasi langit p dinyanyikan.
8:2 (8-3) Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan q karena lawan-Mu, untuk membungkamkan musuh r dan pendendam.
8:3 (8-4) Jika aku melihat langit-Mu, s buatan jari-Mu, t bulan dan bintang-bintang u yang Kautempatkan:
Mazmur 19:1-6
KonteksKemuliaan TUHAN dalam pekerjaan tangan-Nya dan dalam Taurat-Nya
19:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (19-2) Langit v menceritakan w kemuliaan Allah 1 , x dan cakrawala y memberitakan pekerjaan tangan-Nya; z
19:2 (19-3) hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan a itu kepada malam.
19:3 (19-4) Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar;
19:4 (19-5) tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. b Ia memasang kemah c di langit untuk matahari, d
19:5 (19-6) yang keluar bagaikan pengantin laki-laki e yang keluar dari kamarnya, f girang bagaikan pahlawan g yang hendak melakukan perjalanannya.
19:6 (19-7) Dari ujung langit h ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; i tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya.
Mazmur 89:36-37
Konteks89:36 (89-37) Anak cucunya akan ada untuk selama-lamanya, dan takhtanya seperti matahari j di depan mata-Ku, 89:37 (89-38) seperti bulan yang ada selama-lamanya, suatu saksi yang setia di awan-awan. k " Sela
Mazmur 136:7-9
Konteks136:7 Kepada Dia yang menjadikan benda-benda penerang u yang besar; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 136:8 Matahari untuk menguasai v siang; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 136:9 Bulan dan bintang-bintang untuk menguasai malam! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
[19:1] 1 Full Life : LANGIT MENCERITAKAN KEMULIAAN ALLAH.
Nas : Mazm 19:2
Pandangan Yahudi-Kristen ialah bahwa alam fisik ini memberitakan kemuliaan Allah dan kuasa-Nya yang mencipta (bd. Mazm 148:3-5; bd. Rom 1:18-20). Sebaliknya banyak orang tidak percaya menganggap bahwa ciptaan itu sendiri menjadi suatu wujud ilahi (lih. Ul 4:19; 2Raj 23:5), dengan kekuatan yang menguasai nasib manusia (lih. Yes 47:13); yang lain percaya bahwa alam ini terjadi secara kebetulan. Orang percaya sejati menolak semua pandangan tersebut, menerima penyataan alkitabiah mengenai semesta alam sehingga terdorong untuk memuji Penciptanya (Mazm 89:6-9;
lihat art. PENCIPTAAN).