Ulangan 18:10-12
Konteks18:10 Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api 1 , v ataupun seorang yang menjadi petenung, w seorang peramal, x seorang penelaah 2 , seorang penyihir, y 18:11 seorang pemantera, z ataupun seorang yang bertanya kepada arwah 3 a atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. 18:12 Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu. b
Yesaya 2:6
Konteks

[18:10] 1 Full Life : MEMPERSEMBAHKAN ... SEBAGAI KORBAN DALAM API.
Nas : Ul 18:10
Musa mengingatkan orang Israel untuk tidak meniru kebiasaan di Kanaan untuk mengorbankan anak kepada dewa-dewa kafir, yang dilaksanakan supaya berusaha mempengaruhi jalannya peristiwa-peristiwa di masa depan (bd. Im 20:2-5).
[18:10] 2 Full Life : PETENUNG ... PENELAAH.
Nas : Ul 18:10
Mereka yang menjadi petenung berusaha untuk meramal masa depan atau menyingkap rahasia-rahasia dengan bantuan roh-roh jahat atau aneka cara yang dipakai manusia
(lihat cat. --> Wahy 9:21).
[atau ref. Wahy 9:21]
Sebaliknya, cara yang disediakan Allah bagi kita untuk memperoleh kebenaran ialah mendengarkan para nabi setia yang memberitakan firman-Nya (ayat Ul 18:14-22).
[18:11] 3 Full Life : SEORANG PEMANTERA ... YANG BERTANYA KEPADA ARWAH.
Nas : Ul 18:11
Daftar ini mencakup para pemantera, orang yang bertanya kepada roh, atau siapapun yang memanggil arwah orang mati atau berhubungan dengan dunia roh jahat untuk menyingkap rahasia-rahasia, meramal masa depan, atau memperoleh kekuasaan. Berhubungan dengan orang mati sesungguhnya berhubungan dengan roh jahat (bd. 1Sam 28:8-14; 2Raj 21:6; Yes 8:19).
[2:6] 5 Full Life : TELAH KAUBUANG UMAT-MU.
Nas : Yes 2:6-9
Ayat-ayat ini melukiskan kemurtadan dan keduniawian bangsa Yehuda. Mereka telah menolak Allah, menerima berhala dan ilmu gaib, senang dengan cara-cara fasik orang kafir, dan mencari keamanan di dalam uang, persekutuan dengan orang asing, dan kekuatan militer. Jadi, Yesaya berdoa agar mereka jangan diampuni sampai Allah sudah bertindak terhadap mereka dengan amat keras sehingga mereka sungguh-sungguh bertobat (ayat Yes 2:17-21). Ia tahu bahwa pengampunan dangkal dari ritual keagamaan hanya akan membuat keadaan makin parah. Pertobatan sejati harus mendahului pengampunan (Yes 1:16-20).