Yeremia 4:5
KonteksYeremia 4:19
Konteks4:19 Aduh, dadaku, dadaku! b Aku menggeliat sakit 1 ! c Aduh, dinding jantungku! Jantungku berdebar-debar, d aku tidak dapat berdiam diri, e sebab aku mendengar bunyi sangkakala, f pekik g perang.
Yosua 6:20
Konteks6:20 Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; m segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak n yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu 2 , lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota o itu.
Yeremia 6:1
KonteksHosea 5:8
KonteksAmos 3:6
Konteks3:6 Adakah sangkakala r ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka s di suatu kota, dan TUHAN tidak melakukannya? t
Zefanya 1:16
Konteks1:16 hari peniupan sangkakala dan pekik tempur l terhadap kota-kota yang berkubu dan terhadap menara m penjuru yang tinggi.


[4:19] 1 Full Life : AKU MENGGELIAT SAKIT.
Nas : Yer 4:19-22
Yeremia mengalami kepedihan hati Allah karena Yehuda dan mengungkapkan rasa sakit dan sedih yang dirasakan Tuhan atas kehancuran yang akan datang. Demikian pula, orang percaya harus merasa sedih ketika memikirkan orang-orang yang ditawan dan dibinasakan oleh dosa dan Iblis. Masa depan mengerikan dari orang yang terhilang seharusnya membuat kita meratap sebagaimana dilakukan Yesus ketika mengungkapkan kesedihan-Nya yang mendalam atas keadaan rohani Yerusalem yang tidak tertolong lagi (Luk 13:34).
[6:20] 1 Full Life : RUNTUHLAH TEMBOK ITU.
Nas : Yos 6:20
Tembok itu runtuh oleh karena tindakan Allah yang langsung. Kota itu dapat direbut karena ketaatan Israel kepada firman Allah dan iman mereka akan kuasa-Nya yang ajaib (Ibr 11:30; 1Yoh 5:4). Karena kota itu tidak dibangun kembali selama beberapa ratus tahun, sedikit sekali sisa-sisa kota yang dihancurkan yang ditemukan pada lapisan tanah masa itu; sebagian besar yang tersisa musnah karena dimakan cuaca.
[6:1] 1 Full Life : LARILAH ... DARI ... YERUSALEM!
Nas : Yer 6:1-30
Pasal ini melukiskan kebinasaan besar yang segera akan dialami Yerusalem dan penduduknya yang tidak mau bertobat; sabda ini digenapi pada masa hidup Yeremia. Yeremia telah memperingatkan baik Yehuda maupun Yerusalem dan memanggil mereka untuk bertobat. Bila saja umat itu berbalik kepada Allah dan memperbaharui perjanjian dengan-Nya, mereka akan berkesempatan untuk luput dari malapetaka. Seruan tetap Yeremia ditampik dengan penuh ejekan; karena itu hukuman makin dekat.