Yesaya 10:20
KonteksYesaya 25:9
Konteks25:9 Pada waktu itu r orang akan berkata: "Sesungguhnya, inilah Allah s kita, yang kita nanti-nantikan, t supaya kita diselamatkan. u Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan 2 ; marilah kita bersorak-sorak v dan bersukacita oleh karena keselamatan w yang diadakan-Nya!"
Yesaya 30:1
KonteksYesaya 51:5
Konteks51:5 Dalam sekejap mata keselamatan c yang dari pada-Ku akan dekat, d kelepasan yang Kuberikan akan tiba, dan dengan tangan e kekuasaan-Ku Aku akan memerintah bangsa-bangsa; kepada-Kulah pulau-pulau f menanti-nanti, perbuatan tangan-Ku mereka harapkan. g
Yesaya 57:13
Konteks57:13 apabila engkau berteriak, v biarlah berhala-berhalamu melepaskan w engkau! Mereka semua akan ditiup angin, akan diterbangkan x hembusan nafas. Tetapi orang yang berlindung y kepada-Ku akan mewarisi negeri z dan akan memiliki gunung-Ku yang kudus. a
[10:20] 1 Full Life : SISA ORANG ISRAEL.
Nas : Yes 10:20
Yesaya kembali meyakinkan orang percaya yang setia bahwa setelah Allah menghukum Israel, suatu kaum sisa yang saleh yang mengandalkan Tuhan akan dipelihara dan dipulihkan; sisa inilah yang akan menjadi Israel sejati (bd. Rom 9:6-9). Rencana keselamatan Allah bagi dunia akan senantiasa dilaksanakan oleh kaum sisa yang sungguh-sungguh percaya dan menaati firman-Nya, bukan oleh mereka yang hanya mengaku percaya
(lihat cat. --> Yes 6:13;
lihat cat. --> Yes 8:16;
[atau ref. Yes 6:13; 8:16]
bd. Rom 4:16; 9:27; 11:5; Wahy 3:4-5).
[25:9] 2 Full Life : TUHAN YANG KITA NANTI-NANTIKAN
Nas : Yes 25:9
(versi Inggris NIV -- kita mengandalkan Dia). Yesaya melukiskan orang yang setia dalam Kerajaan Allah sebagai mereka yang telah mempercayai Tuhan. Semua orang percaya harus mengandalkan Tuhan, menantikan dengan harapan akan kedatangan Kristus, dan penggenapan semua janji-Nya (1Kor 1:7; Tit 2:13;
lihat cat. --> Luk 2:25).
[atau ref. Luk 2:25]
[30:1] 3 Full Life : RANCANGAN YANG BUKAN DARI PADA-KU.
Nas : Yes 30:1-5
Yehuda telah mencari persekutuan dengan Mesir untuk memperoleh perlindungan dari Asyur (bd. 2Raj 18:21), dan dengan demikian menolak nasihat Allah, tidak bersedia mempercayai janji-janji-Nya, dan mengabaikan prinsip-prinsip-Nya untuk hidup kudus. Mereka bersalah karena menganggap rendah Tuhan dan lebih suka kekuatan prestasi manusia daripada kuasa Roh
(lihat cat. --> Za 4:6).
[atau ref. Za 4:6]