Resource > 1001 Jawaban >  Fakta-Fakta Tentang Alkitab >  Buku 555 > 
3. Apa Itu Kritik Tingkat Lanjut? 

Pertanyaan: 3. Apa Itu Kritik Tingkat Lanjut?

Studi atau kritik biasa ditujukan untuk mencari tahu makna dari bagian-bagian tersebut, terjemahan yang benar, serta signifikansi dan relevansinya terhadap doktrin-doktrin. Kritikus tingkat lebih tinggi melampaui semua itu, menerapkan tes dan metode pemeriksaan yang sama pada kitab-kitab dalam Alkitab seperti yang diterapkan pada kitab-kitab kuno lainnya. Mereka mencoba mencari tahu siapa sebenarnya penulis-penulis kitab-kitab tersebut dan kapan mereka ditulis, serta apakah ada perubahan yang dilakukan padanya sejak ditulis. Pertanyaan terakhir ini mereka coba selesaikan melalui pemeriksaan teliti terhadap teks. Ketika mereka menemukan, misalnya, ungkapan seperti Tidak ada raja di Israel pada masa itu (Hakim-hakim 17:6), mereka menyimpulkan bahwa kalimat tersebut dimasukkan sebagai penjelasan oleh seseorang yang menyunting kitab tersebut setelah sejarawan sezaman selesai menulisnya. Atau sebagai contoh yang berbeda: Ada pernyataan dalam Mazmur 51:16 bahwa Allah tidak menginginkan korban, sementara dalam ayat kesembilan belas dikatakan bahwa Dia akan senang dengan korban. Penjelasan yang diberikan oleh kritikus tingkat lebih tinggi adalah bahwa kemungkinan ayat terakhir ditambahkan kemudian oleh seorang imam yang tidak ingin orang-orang berhenti membawa korban. Para sarjana terbaik saat ini percaya bahwa banyak kesimpulan yang dicapai oleh kritikus tingkat lebih tinggi adalah keliru, dan bahwa yang lainnya hanyalah tebakan semata tanpa bukti yang cukup.

Question: 3. What Is Higher Criticism?

The ordinary study or criticism is directed to finding out the meaning of the passages, their correct translation and their significance and bearing on doctrines. The higher critics go above and back of all that, applying to the books of the Bible the same tests and methods of examination as are applied to other ancient books. They try to find out who were really the authors of the books and when they were written and whether any changes have been made in them since they were written. This latter question they try to solve by a close examination of the text. When they find, for example, such an expression as "There was no king in Israel in those days" (Judges 17:6), they conclude that that sentence was inserted as explanatory, by some one who edited the book after the contemporaneous historian had finished it Or to take an example of a different kind: There is a statement in Psalm 51:16 that God desires not sacrifice, while in the nineteenth verse it is said that he will be pleased with sacrifice. The explanation the higher critics give is that probably the latter verse was added later, by some priest who did not wish the people to cease bringing sacrifices. The best scholars of the present day believe that many of the conclusions reached by the higher critics are erroneous, and that others are mere guesses for which there is not sufficient evidence.

[555-AI]


TIP #06: Pada Tampilan Alkitab, Tampilan Daftar Ayat dan Bacaan Ayat Harian, seret panel kuning untuk menyesuaikan layar Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA