Resource > 1001 Jawaban >  Masalah-masalah Orang Kristen >  Buku 555 > 
344. Apakah Tuhan Memilih Orang untuk Dihancurkan? 

Pertanyaan: 344. Apakah Tuhan Memilih Orang untuk Dihancurkan?

Peter benar dalam mengatakan (II Petrus 3:16) bahwa dalam surat-surat Paulus ada beberapa hal yang sulit dipahami. Ayat-ayat dalam Roma 9:15-20 secara jelas sulit. Mereka tampak bertentangan dengan kesimpulan yang dicapai oleh Paulus pada akhir argumennya (Roma 11:32) Allah telah menutup semua orang dalam ketidakpercayaan, supaya Ia dapat mengasihani semua orang. Mungkin kita akan lebih memahami argumennya jika kita tahu lebih banyak tentang orang-orang yang ditulisnya. Mungkin di antara mereka ada yang berani mengkritik metode pemerintahan Allah, dan Paulus ingin mereka menyadari bahwa Allah tidak berkewajiban untuk menyelamatkan siapa pun yang memberontak terhadap-Nya. Fakta ini harus kita akui. Tidak ada manusia yang dapat mengklaim sebagai haknya bahwa Allah akan mengampuninya. Kita tahu, dari perkataan Kristus sendiri dan dari surat-surat Paulus sendiri, bahwa Allah mengampuni semua orang yang datang kepada-Nya dengan pertobatan. Tetapi ketika seseorang menantang-Nya, seperti yang dilakukan oleh Firaun, Paulus berpendapat bahwa Allah menjadikannya contoh, agar manusia di semua zaman dapat melihat akhir dari penentangan terhadap peraturan-Nya. Kami tidak membayangkan bahwa Paulus bermaksud bahwa Allah secara langsung mengeraskan hati Firaun, tetapi bahwa pengerasan hati itu adalah efek dari penghilangan tulah-tulah dan diperbolehkan. Rahmat itu sendiri memiliki efek yang bertentangan pada orang itu. Firaun salah memahaminya, seperti manusia sekarang salah memahami kesabaran Allah, dan berpikir bahwa mereka akan selamat sepenuhnya. Pihak kami dalam pertanyaan ini bukanlah kedaulatan Allah, yang tidak akan pernah kita pahami, tetapi fakta yang agung bahwa siapa pun yang mau dapat datang kepada Kristus dan diselamatkan.

Question: 344. Does God Choose People for Destruction?

Peter was right in saying (II Peter 3:16) that in Paul's epistles there were some things hard to be understood. The verses in Rom. 9:15-20 are confessedly difficult. They appear to be contradictory to the conclusion which Paul reaches at the close of his argument (Romans 11:32) "God hath concluded them all in unbelief, that he might have mercy upon all." Perhaps we would understand his argument better if we knew more of the people to whom he was writing. It may have been, that among them were some who had the audacity to criticize God's method of government, and Paul wanted them to realize that God was not under obligation to save any who rebelled against him. That fact we must admit. No man can claim as a right that God shall forgive him. We know, from Christ's own words and from Paul's own letters, that God does forgive all who come to him in penitence. But when a man defies him, as Pharaoh did, Paul contends that God makes an example of him, that men of all times may see what is the end of defiance of his rule. We do not imagine that Paul meant that God directly hardened Pharaoh, but that the hardening is was the effect of the removal of the plagues and was "permitted." The very mercy had the opposite effect on the man that it should have had. Pharaoh misunderstood it, as men now misunderstand God's long-suffering, and think they will escape altogether. Our side of the question is not God's sovereignty, which we can never understand, but the sublime fact that "whosoever will" may come to Christ and be saved.

[555-AI]


TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA