Resource > 1001 Jawaban >  Tokoh-tokoh dan Benda-benda di Perjanjian Lama >  Buku 555 > 
72. Apakah Jephtah Benar-Benar Menawarkan Putrinya Sebagai Korban? 

Pertanyaan: 72. Apakah Jephtah Benar-Benar Menawarkan Putrinya Sebagai Korban?

Baik Versi yang Disahkan maupun yang Direvisi meninggalkan pertanyaan ini dalam keraguan, dan para komentator telah terbagi pendapat mengenai apakah dia dikorbankan atau ditakdirkan untuk menjalani kehidupan sebagai seorang pertapa. Pengorbanan manusia adalah kekejian di hadapan Tuhan. Pembacaan atau terjemahan baru yang beberapa sarjana terkemuka telah dorong sebagai yang benar adalah: Sungguh akan menjadi milik Tuhan atau aku akan mempersembahkan korban bakaran kepada-Nya. Para sarjana Ibrani menyatakan ini sebagai terjemahan yang lebih akurat. (Lihat Hakim-hakim 11:30,31,39.) Ini mengubah aspek kasus dan membuat Yiftakh seolah-olah mengatakan bahwa jika makhluk hidup pertama yang keluar dari rumahnya untuk menemuinya adalah makhluk yang tidak dapat diterima, maka korban bakaran yang dapat diterima akan digantikan. Ini akan menyimpulkan bahwa sang putri tidak dikorbankan, tetapi dihukum untuk menjalani kehidupan keperawanan yang abadi dan korban bakaran dipersembahkan sebagai gantinya. Beberapa penulis terkemuka, termasuk Joseph Kimchi, Ben Gerson, dan Bechai (otoritas Yahudi), serta sejumlah penulis Kristen, berpendapat bahwa alih-alih dikorbankan, dia dikurung di dalam sebuah rumah yang disiapkan khusus oleh ayahnya dan dikunjungi oleh putri-putri Israel selama empat hari dalam setahun selama hidupnya. Untuk mendukung teori ini, ditekankan bahwa istilah Ibrani yang digunakan untuk mengungkapkan sumpah Yiftakh adalah kata neder, yang berarti pengudusan dan bukan che-rem, yang berarti penghancuran.

Question: 72. Did Jephthah Really Offer Up His Daughter Asa Sacrifice?

Both the Authorized and Revised Versions leave the question in doubt, and commentators have been divided in opinion as to whether she was sacrificed or doomed to live the life of a recluse. Human sacrifices are an abomination unto the Lord. A new reading or translation which several notable scholars have urged as the correct one is: "It shall surely be the Lord's or I will offer up to him a burnt offering." Hebrew scholars declare this to be the more accurate rendering. (See Judges 11:30,31,39.) It changes the aspect of the case and makes Jephthah to say practically that if the first living thing that came forth from his house to meet him was one that would be unacceptable, then a burnt offering of an acceptable character would be substituted. This would lead to the conclusion that the daughter was not sacrificed, but condemned to a life of perpetual virginity and a burnt offering offered up in her stead. Several eminent writers, including Joseph Kimchi, Ben Gerson and Bechai (Jewish authorities) and a number of Christian authors, held that instead of being sacrificed she was shut up in a house specially prepared by her father and visited there by the daughters of Israel four days in a year as long as she lived. In support of this theory it is pointed out that the Hebrew term employed to express Jephthah's vow is the word neder, which means a "consecration" and not che-rem, which means "destruction."

[555-AI]


TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA