Pertanyaan: 80. Apakah Ucapan Teman-teman Ayub Dapat Dianggap Sebagai Terinspirasi?
Pertanyaan ini dijawab dengan tegas dalam buku itu sendiri (lihat Ayub 42:7), di mana Allah diwakili sebagai berkata, Murka-Ku menyala terhadap engkau dan kedua sahabatmu; sebab kamu tidak berbicara tentang Aku apa yang benar. Seseorang mendapatkan gagasan yang lebih jelas tentang buku ini dengan menganggapnya sebagai sebuah simposium tentang masalah penderitaan, setiap pembicara menjadi perwakilan dari sebuah aliran pemikiran. Setiap pembicara tetap pada aspek yang sama dari subjek tersebut tetapi semua setuju dalam menganggap penderitaan yang tidak biasa sebagai bukti dosa yang tidak biasa. Mereka menyiratkan bahwa dalam kasus Ayub, dia yang secara lahiriah begitu baik, dosanya diperparah oleh kemunafikan. Ini tidak adil, karena, seperti yang kita pelajari dari bab pertama, justru karena dia begitu baik, penderitaannya menimpanya. Penulis buku ini jelas ingin memberikan peringatan kepada orang-orang pada zamannya agar tidak bersikap tidak murah hati dalam inferensi mereka.
Question: 80. Are the Speeches of Job's Friends to Be Regarded as Inspired?
This question is answered authoritatively in the book itself (see Job 42:7), where God is represented as saying, "My wrath is kindled against thee and thy two friends; for ye have not spoken of me the thing that is right." One gets a clearer idea of the book by regarding it as a symposium on the problem of suffering, each speaker being a representative of a school of thought. Each speaker keeps to the same aspect of the subject but all agree in regarding unusual suffering as an evidence of unusual sin. They imply that in Job's case, he being outwardly so good a man, his sin was aggravated by hypocrisy. This was unjust, because, as we learn by the first chapter, it was precisely because he was so good a man that his affliction came upon him. The author of the book evidently wished to administer a warning to the people of his time against being uncharitable in their inferences.