Pertanyaan: 890. Apakah Upacara Pernikahan Memiliki Nilai yang Nyata?
Dalam Kej. 2:22, Allah mengadakan pernikahan pertama dengan membawa Hawa kepada Adam. Bagaimana upacara ini dilakukan tidak dijelaskan, tetapi tidak diragukan lagi bahwa ada beberapa persiapan sebelum pernikahan ini terjadi, seperti yang ditunjukkan oleh perintah dalam ayat 24 dan pengumuman solennya mengenai prinsip-prinsip ikatan tersebut. Pada zaman dahulu, salah satu hal penting dalam pernikahan adalah kedatangan pengantin perempuan dari rumah ayahnya ke rumah suaminya atau ayahnya. Pertunangan yang disertai dengan upacara lebih atau kurang mendahului ini. Dalam Yehezkiel 16:8-14; Maleakhi 2:14; Amsal 2:17; Kej. 24:57-60; Rut 4:9-13, kita memiliki contoh-contoh dari kebiasaan yang umum terjadi pada acara-acara tersebut. Pada zaman Yesus, upacara-upacara ini tampaknya diikuti seperti yang ditunjukkan oleh banyaknya referensi-Nya mengenai perjamuan pernikahan; misalnya, seperti yang ditemukan dalam Matius 22:3; Matius 22:11; Lukas 12:36; 14:8; dan dengan berpartisipasi dalam perjamuan pernikahan di Kana. Hak istri dan anak-anak serta tuntutan pemerintahan yang baik memerlukan formalitas dalam upacara pernikahan agar memberikan keagungan dan kesolennya yang penting bagi keutuhan tindakan tersebut. Penggunaan pernikahan sebagai simbol persatuan antara Kristus dan gerejanya (Roma 7:4; Galatia 3:27; Yesaya 54:4-6; 61:10; 62:3-5; Wahyu 21:1; 19:7-9) menunjukkan bahwa pernikahan ini lebih dari sekadar kontrak antara dua pihak dan bahwa di mata Allah, pernikahan ini adalah keadaan yang paling kudus. Hubungan suci seperti itu seharusnya, dengan menghormati keturunan dan kebaikan publik, dimulai dengan upacara yang bersifat publik dan dicatat.
Question: 890. Is a Marriage Ceremony of Any Real Value?
In Gen. 2 : 22 God brought about the first marriage by bringing Eve to Adam. By what ceremony this was done we are not told, but that there was some sort of preliminaries to the union there can be no doubt as is indicated by the injunction in verse 24 and the solemn enunciation of the principles of the bond. In early times one of the essential things in marriage seems to have been the coming of the bride from her father's house to that of her husband or his father. Betrothal accompanied by more or less ceremony preceded this. In Ezek. 16:8-14; Mai. 2:14; Prov. 2:17; Gen. 24: 57-60; Ruth 4:9-13 we have examples of the customs common to the occasions. In Jesus' time the ceremonies appear to have been observed as is indicated by his numerous references to wedding feasts; for instance, such as are found in Matt. 22 : 3 ; Matt. 22 : 11 ; Luke 12 : 36; 14: 8; and by his participation in a wedding feast at Cana. The right of wife and children and the demands of good government necessitate such formality in the marriage ceremony as will give to the married state that dignity and solemnity which is essential to the inviolability of the act The use made of marriage as a symbol of union between Christ and his church (Rom. 7:4; Gal. 3:27; Isa. 54:4-6; 61:10; 62:3-5; Rev. 21:1; 19:7-9) indicates that there is more to the marriage than a mere contract between two parties and that in God's sight it is the holiest state. Such holy relation should, in deference to posterity and the public good, be initiated by a ceremony of public character and record.

