Mungkin seseorang bekerja dengan giat untuk gereja dan pekerjaan Tuhan, namun tanpa hubungan secara pribadi dalam persekutuan rohani dengan Allah. Maka apa yang dilakukannya tidak mempunyai nilai apa pun di hadapan Tuhan. Sebab semua itu dilakukan bukan berdasarkan pimpinan dan kehendak Tuhan melainkan atas keinginan manusiawinya.
Ketika Yesus Kristus ada di dalam dunia, Ia senantiasa memiliki persekutuan secara pribadi dengan Bapa-Nya. Sekali pun Ia diletihkan oleh sedemikian padat pelayanan-pelayanan, namun setiap hari Ia tidak pernah meninggalkan saat bertemu dengan Bapa. Murid-murid Yesus sedemikian terkesan dengan kehidupan doa Yesus dan mereka juga paham tempat-tempat khusus di mana Yesus Kristus bersekutu dengan Bapa-Nya.57
Belajar dari kehidupan Yesus Kristus yang sedemikian mementingkan persekutuan dengan Bapa, Ia sungguh-sungguh mengerti kehendak Bapa dan dapat melakukan kehendak Bapa di dalam hidupNya. Sebagai manusia rohani yang telah dipanggil keluar dari dunia yang berdosa untuk memasuki persekutuan dengan Allah dan dengan AnakNya Yesus Kristus maka sejak di dalam dunia sekarang ini, kita sudah memulai dan menjadikannya sebagai bagian hidup kita. Sejak sekarang ini kita sudah dan senantiasa bersekutu dengan Tuhan. Itu bukan merupakan suatu keharusan tetapi merupakan hal yang seharusnya.
Di dalam hidup beribadah yang kita lakukan minimal setiap minggu satu kali, adakah kita benar-benar bertemu dengan Allah? Apakah kita dapat menikmatinya sebagai suatu persekutuan yang indah dan penuh dengan sukacita? Di dalam doa-doa yang kita panjatkan setiap saat, adakah kita bercakap-cakap dengan Allah dan Dia sedang mendengarkan kita? Mengadakan waktu khusus untuk merenungkan Firman Tuhan dan berdoa secara teratur minimal satu kali dalam satu hari, menyanyikan pujian rohani dan ucapan syukur atas kasih dan kemurahan Tuhan, menyembah Allah yang Maha Kasih dan Mulia dengan segenap hati dan jiwa kita, ...adakah hal itu menjadi bahagian dalam kehidupan kita?
"Bagianku ialah Tuhan, aku telah berjanji untuk berpegang pada Firman-firmanMu. Betapa kucintai TauratMu, aku merenungkannya sepanjang hari. Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada Firman-Mu. Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau."58
Di dalam persekutuan dengan Tuhan, seorang manusia rohani tidak akan meninggikan diri-Nya di hadapan Tuhan maupun sesamanya. Sebaliknya di dalam persekutuannya dengan Tuhan, ia semakin menyadari kerendahan dan ketidaklayakan dirinya di hadapan Allah. Maka ia akan makin meninggikan dan memuliakan Allah dalam kehidupannya sehari-hari, makin dekat dalam persekutuan dengan Allah, makin mengerti hati Tuhan, dan makin dikuatkan untuk mewujudkan kehidupan yang sungguh mengasihi dan menaati Dia. Inilah yang dimaksudkan oleh Yesus Kristus, ketika Ia mengatakan dalam perumpamaan pokok anggur mengenai persekutuan antara diri-Nya dan murid-murid-Nya:
"Akulah pokok anggur yang benar... Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu... Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak... Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."59
Kehidupan seorang manusia rohani, yang memelihara persekutuannya secara pribadi dengan Allah, pasti akan menghasilkan buah-buah rohani yang bernilai kekal dan akan mendatangkan kemuliaan bagi nama Allah Bapa.
Ada sesuatu peringatan yang tegar dari Tuhan Yesus:
"Di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa."60
Peringatan ini serius bagi kita. Sebab mungkin kita dapat berbuat banyak hal yang menurut anggapan kita telah kita lakukan untuk Tuhan. Namun bila itu kita lakukan tanpa memelihara persekutuan kita dengan Tuhan, maka Tuhan menyatakan semuanya itu bukan apa-apa dan kita tidak berbuat apa-apa bagi Tuhan.
Kembali kepada pemahaman kita tentang manusia rohani yang memberitakan berita Kerajaan Surga dan mempraktekkan hidup surgawi. Nah, hal itu hanya dapat diwujudkan apabila seseorang tetap mempunyai hubungan dan ikatan yang sangat erat dengan Allah di Surga.