Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 5 No. 1 Tahun 1990 >  KEBANGKITAN ORANG MATI SEBUAH TELAAH DARI ALKITAB > 
KEADAAN KEBANGKITAN 

Mengenai keadaan atau sifat kebangkitan orang percaya, Alkitab agaknya memberi tekanan yang utama agar orang Kristen melihat pada sifat kebangkitan Kristus. Intinya, kebangkitan Kristus sudah merupakan jaminan kebangkitan orang percaya di kemudian hari. Menurut rasul Yohanes: "....kita (yaitu orang-orang percaya) akan menjadi sama seperti Dia" (I Yohanes 3:2); dan Paulus mencatat bahwa tubuh orang percaya yang hina akan diubah sehingga menjadi "serupa dengan tubuhNya (Kristus) yang mulia" (Filipi 3:21).

Dikatakan "serupa" dengan tubuh kebangkitan Kristus, karena Paulus ingin memperlihatkan bahwa tubuh kebangkitan Kristus dan orang percaya merupakan tubuh yang tidak dapat binasa, penuh dengan kemuliaan serta riil. Paulus sendiri juga mengajarkan hal yang sama kepada jemaat di Korintus (I Korintus 15:42-44).

Memang menurut kesaksian Alkitab ketika Kristus bangkit kadang Ia sepertinya segera dikenal oleh murid-muridNya (Matius 28:9; Yohanes 20:19-20), tetapi juga kadang tidak langsung dikenal (Lukas 24:16; Yohanes 21:4). Ia dapat muncul tiba-tiba di tengah-tengah murid-muridNya sekalipun pintu terkunci (Yohanes 20:19) ataupun lenyap dengan tiba-tiba (Lukas 24:31). Ia sendiri mengindikasikan bahwa tubuh kebangkitanNya itu masih berdaging dan bertulang (Lukas 24:39). Iapun mene rima makanan dan memakannya (Lukas 24:41-43).112 Pendeknya, melalui yang terakhir tadi, ia memperlihatkan bahwa tubuh kebangkitanNya dapat saja mengikuti limitasi hidup jasmaniah atau tidak, menurut kehendakNya. Dan ini memberikan indikasi kepada kita bahwa orang percaya yang dibangkitkan juga memiliki kuasa yang serupa.

I Korintus 15:20 mengajarkan bahwa "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal". Kata yang sulung" (first-fruit; Gk. aparche) berarti "bagian pertama dari suatu panen" yang menjamin adanya suatu tuaian yang tuntas atau menyeluruh. Jadi, maksudnya adalah bahwa kebangkitan Kristus itu merupakan bukti atau jaminan bagi orang yang percaya kepadaNya bahwa mereka juga akan dibangkitkan dari kematian.113 Kolose 1:18 juga mengajarkan hal yang sama, bahwa Kristus adalah "yang sulung (Gk. arche), yang pertama (first-born. Gk prototokos)114 bangkit dari antara orang mati". Maksudnya, Kristuslah yang pertama-tama sekali dibangkitkan Allah supaya ia menjadi yang utama di dalam segala sesuatu, dan orang yang percaya kepadaNya akan dibangkitkan dengan cara atau keadaan yang sama.

Segala uraian di atas belum menjawab pertanyaan: apakah kebangkitan tubuh merupakan kebangkitan yang sifatnya material atau fisikal? Apakah tubuh kebangkitan itu akan sama dengan tubuh manusia pada waktu hidup di bumi?

Paulus, seakan-akan sudah mengantisipasi pertanyaan itu, menjawabnya demikian: bahwa tubuh orang percaya itu mempunyai signifikansi spiritual (I Korintus 6:12-20). Tubuh itu kudus dan merupakan anggota Kristus (a.116, bahkan bait Roh Kudus (a.120.115 "tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan" (a.114. Oleh karena itu Paulus meneruskan bahwa "Allah, yang membangkitkan Tuhan (maksudnya: Kristus), akan membangkitkan kita juga oleh kuasaNya" (a.115. Lalu, bagaimana caranya kebangkitan itu akan terjadi?

Melalui I Korintus 15:36-38, yakni melalui ilustrasi tanaman dan biji, ia menjelaskan bahwa biji yang ditaburkan "Tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu. Dan yang (manusia) taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendakiNya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri". Yang dimaksud oleh Paulus bukanlah bahwa di dalam tubuh manusia itu mengandung sejenis bibit atau biji dari tubuh kebangkitan itu, yang kemudian melaluinya tubuh yang mati itu didirikan kembali. Sebaliknya, yang hendak ia beberkan adalah: apabila Allah dapat secara ajaib memberi pertumbuhan kepada biji yang toh akan mati namun yang kemudian menjadi tanaman yang baru yang muncul dari tanah sebagai sebatang "tubuh", apakah ia tidak dapat melakukan hal yang sama terhadap tubuh manusia?116

Hal ini dipertegas di dalam Roma 8:11 yang mengajarkan bahwa Allah melalui Roh kudusNya akan menghidupkan tubuh manusia yang fana ini, karena Kristus juga telah dibangkitkan secara tubuh. Tubuh manusia itu, yang semula dapat mati atau binasa, menjadi tubuh kebangkitan yang tidak dapat binasa (I Korintus 15:42). Memang komposisi tubuh kebangkitan ini agaknya berbeda dengan tubuh manusia sebelum mati, oleh karena Paulus sendiri menegaskan bahwa "daging dan darah tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa" (I Korintus 15:50). Implikasi yang serupa juga pernah Yesus ucapkan ketika ia menjawab orang Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan. MenurutNya, "Pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga" (Matius 22:30).

Namun, sekalipun komposisi tubuh kebangkitan itu berbeda dengan tubuh manusia sebelum mati, tidaklah tepat apabila ditarik kesimpulan bahwa tubuh kebangkitan itu sebenarnya merupakan tubuh yang non fisikal berdasarkan I Korintus 15:44 yang membedakan antara "tubuh rohaniah" (spiritual body, Gk soma pneumatikon) dan "tubuh alamiah" (natural body, Gk. soma psychikon). Alasannya. Paulus juga memakai kedua istilah tersebut di pasal 2:14-15 ("manusia duniawi", psychikos dan "manusia rohani", pneumatikos) tanpa indikasi bahwa yang ia maksudkan dengan "manusia rohani" adalah manusia yang non fisikal. Konteks menunjukkan bahwa yang dimaksudkannya dengan "manusia rohani" adalah manusia yang dituntun oleh Roh Kudus. Dengan demikian, sama dengan indikasi di atas, "tubuh rohaniah" di dalam I Korintus 15:44 bukanlah tubuh yang non fisikal, melainkan tubuh kebangkitan yang akan sepenuhnya dikuasai oleh Roh Kudus.117 (Bandingkan peranan Roh Kudus di dalam kebangkitan Kristus dan orang percaya menurut Roma 8:11)

Dari semua yang dipaparkan di atas bolehlah disimpulkan demikian: bahwa tubuh kebangkitan nanti akan identik dengan tubuh manusia sebelum mati. Allah tidak akan menciptakan lagi suatu tubuh yang baru untuk setiap orang, melainkan Ia akan membangkitkan tubuh manusia yang telah tertanam di tanah.118 Singkat kata, Allah akan mengadakan utilisasi (pemanfaatan) tubuh yang manusia asli119 dengan suatu proses transformasi atau metamorfosis (=perubahan bentuk)120, sehingga menjadi tubuh kebangkitan yang baru.



TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA