Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 6 No. 1 Tahun 1991 >  TEOLOGIA KEMAKMURAN - MENJATUHKAN IMAN, TEOLOGIA SALIB - MENGUATKAN IMAN (DENGAN TINJAUAN KHUSUS MAZMUR 73) > 
I. MAZMUR 73:1-14: PEMAZMUR MENGALAMI HIDUP KEROHANIAN YANG MENURUN 

1. Pada ayat 3 Pemazmur "melihat kemujuran orang fasik" (LAI Baru). Kata "kemujuran" berasal dari kata Ibrani shalom. Kata ini dapat berarti "damai", "sentosa" (LAI Lama), "keselamatan", "kesejahteraan", "kekayaan". Dalam ayat ini kata shalom dapat berarti "kekayaan" atau prosperity orang jahat. Asaf tidak mengatakan bahwa semua orang kaya adalah jahat. Namun ia memperhatikan bahwa banyak orang di dunia ini yang menjadi kaya walaupun mereka hidup dalam kejahatan. Ia mengambil world view dan value system dari dunia. Mengapa orang jahat bisa kaya? Sepertinya ada kontradiksi antara apa yang tertulis dalam dunia dengan apa yang tertulis dalam hukum Tuhan. Musa dalam Ulangan 28 mengajar bahwa kalau umat Tuhan taat hukum Tuhan, maka mereka akan diberkati oleh Tuhan. Berkat Tuhan akan diberikan pada mereka, pada ternak dan kebun mereka, berkat waktu mereka masuk rumah dan berkat ketika mereka keluar rumah (Ulangan 28:1-14). Sebaliknya, kalau mereka tidak taat pada hukum Tuhan, maka kutuk Tuhan akan datang di kota, pada ternak, dan hasil bumi mereka (Ulangan 28:15-46).

Kitab Hikmat juga mengajar bahwa orang yang menaati hukum Tuhan akan mendapat shalom. Amsal 3:1,2 berkata, "Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena umur panjang dan lanjut usia serta shalom138 akan ditambahkannya kepadamu." Menurut Taurat Musa dan kitab Hikmat, orang jahat seharusnya hidup miskin dan orang benar hidup kaya.

Orang jahat (menurut terjemahan Septuaginta) hidup sampai tua. Mereka tidak mengalami sakit (ayat 4), tidak mengalami kesusahan dan tidak kena tulah (ayat 5), malah mereka sehat dan gemuk (ayat, 4). Mata mereka sampai membersil karena gemuknya (ayat 7).139 Meskipun mereka jahat dan congkak (ayat 6) tapi berumur panjang. Hidup seperti ini adalah pernyataan hidup tidak berTuhan.

Pikiran dan imajinasi hati mereka adalah sia-sia belaka (ayat 7). Dari hati yang keras keluar kejahatan. Karena hati mereka jahat, maka lidah, mulut dan perkataan mereka juga penuh kejahatan (ayat 8,9). Mereka lebih menghargai standar hidup yang jahat. Bagi mereka kalau tidak berbuat jahat tidak puas.

Kehidupan orang jahat ini berbeda dengan kehidupan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus hidup melakukan kebenaran dan kebajikan. Yohanes berkata banyak tanda ajaib yang dilakukan Tuhan Yesus untuk manusia sehingga tidak dapat tercatat semuanya dalam Injil (Yohanes 20:30). Yesus yang melakukan kebenaran dan kebajikan, mati dalam usia muda dan malah mati di kayu salib.

Karena kehidupan mereka yang kaya raya, sehat dan panjang umur, maka banyak orang yang percaya Tuhan juga terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang serupa dengan perbuatan mereka (ayat 10). Sepertinya Tuhan berdiam diri saja dan tidak menghukum kejahatan. Jika demikian, kapan pembalasan Tuhan akan dinyatakan? Seakan-akan percuma saja orang hidup dengan hati-hati.

2. Ayat 3a: pemazmur iri pada orang jahat dan sombong. Ia iri pada kesuksesan orang dunia, meskipun mereka sebenarnya orang jahat. Memang tidak salah apabila kita susah melihat orang dunia yang hidupnya tidak beres. Kita tidak berdosa kalau sedih melihat orang yang melakukan kejahatan, tapi kita berdosa kalau kita membuat kekayaan menjadi Tuhan atau ilah kita. Dengan iri pada kekayaan orang lain, seseorang melanggar hukum Musa yang pertama. Dengan memprioritaskan materi, berarti seseorang takluk kepada mamon. Hal ini juga berarti seseorang melanggar hukum Musa yang ke sepuluh, apabila tamak pada kebendaan.

Tidak mudah bagi kita untuk hidup dengan mata yang tertuju pada Yesus. Kita berkeinginan hidup lebih baik, lebih kaya. Kita berkeinginan mempunyai rumah yang lebih bagus dari yang ada. Dan memang tidak mudah bagi seseorang untuk dengan seluruh hati berpusat pada Yesus. "Melihat keadaan orang dunia yang sukses, kakiku hampir terpeleset" (ayat 2). Hampir saja pemazmur menjauhkan diri dari Tuhan. Hampir saja pemazmur meragukan kebenaran hidup dengan standar hukum Tuhan.

Dalam ayat 13 pemazmur mengatakan bahwa ia merasakan hidupnya sebagai orang benar sia-sia. "Sesungguhnya, sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tidak bersalah."140 Percuma pemazmur hidup benar, jujur dan suci. Kita mungkin juga merasa bahwa tidak ada gunanya hidup sebagai orang Kristen yang suci dan kudus. Percuma hidup dengan tulus dan jujur.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.20 detik
dipersembahkan oleh YLSA