Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 8 No. 1 Tahun 1993 >  ADAKAH KESELAMATAN DI LUAR KRISTUS > 
PENDEKATAN FILOSOFIS 

Secara umum pandangan filosofis seseorang memang dipengaruhi oleh nilai-nilai keimanan yang diyakininya. Misalnya, seseorang yang menganut faham ateisme tulen bahwa Allah tidak ada, praktis dalam pandangan maupun perilaku hidupnya sedikit banyak akan mencerminkan siapa dirinya yang sesungguhnya. Demikian pula halnya dengan seseorang yang ber-Tuhan, tentu kepercayaannya ini akan mewarnai wawasan berpikir serta tata cara atau sepak terjang dalam hidupnya sehari-hari. Boleh dikatakan bahwa fenomena seperti ini adalah semacam lapisan kebudayaan yang menutupi lapisan yang lebih dalam lagi, yaitu persoalan keagamaan.

Apakah Yesus Kristus adalah satu-satunya Juruselamat di dunia ini? Apakah di luar diri-Nya tidak ada keselamatan? Jawaban terhadap kedua pertanyaan yang bertalian erat ini sangatlah tergantung kepada siapakah pertanyaan au diajukan. Apabila kita menanyakannya kepada orang Kristen, sewajarnya bila ia menjawab bahwa sesuai dengan kepercayaan yang diyakininya, Kristus adalah satu-satunya Juruselamat hidupnya, dan di luar diri Yesus tak ada keselamatan yang mungkin diterimanya. Sebaliknya, mungkin bagi kebanyakan orang yang beragama lain jawabannya juga berlainan lagi. Masing-masing orang agaknya memang berhak untuk menjawab pertanyaan krusial di atas sesuai dengan filsafat hidup yang dilandasi oleh nilai spiritual agamanya, namun yang hendak dipersoalkan adalah obyektivitas argumen dari apa yang dipegangnya. Sampai di sini kita tak dapat memaksakan unsur rasional logika yang terbatas untuk menilai apalagi menghakimi kebenaran substansial dalam religi seseorang. Demikian pula kita tak boleh dengan gegabah memakai unsur emosional pengalaman yang bersifat pribadi untuk membela apalagi membenarkan praktek agama seseorang. Bagaimanapun juga nilai-nilai religius atau iman kepercayaan melampaui limitasi akal dan indera kita. Namun kendatipun terbatas, akal sehat dan intuitif rasa tidak perlu disingkirkan atau dibuang sama sekali. Dalam keterbatasan tertentu, mereka bisa saja diikutsertakan dalam proses pengukuhan atau pemantapan imani agama seseorang. Hanya dalam hal ini perlu dicatat keterbatasan fungsi akal dan rasa dalam menimbang sesuatu. Oleh karenanya mereka senantiasa perlu disucikan, dipimpin dan diarahkan secara tepat dalam kaitan meyakini kepercayaan agama, termasuk penghayatan akan obyektivitas keselamatannya.

Seleksi terhadap Juruselamat sungguh harus dengan serius dipertimbangkan sematang dan secermat mungkin. Tentu jauh melebihi ketelitian sewaktu kita memilih siapakah jurumudi yang akan membawakan kendaraan yang kita tumpangi. Apabila kesalahan, dan kecerobohan akan berakibat fatal; demikian juga pilihan yang keliru terhadap juruselamat akan membawa dampak resiko yang amat besar, bahkan pengaruhnya sampai kepada kekekalan kelak.



TIP #19: Centang "Pencarian Tepat" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab tanpa keluarga katanya. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA