Istilah "Kerajaan Allah" tidak terdapat dalam tulisan nabi-nabi PL. Namun ide tentang Kerajaan Allah terdapat di dalam seluruh tulisan para nabi secara implisit. Hal tersebut nampak, terutama dari sebutan "Raja" yang seringkali dikenakan kepada Allah. Allah disebut sebagai Raja, baik atas Israel, maupun atas seluruh bumi (Kel. 15:18; Bil. 23:21; 2Raj. 19:15; Yes. 6:5; Yer. 46:18; dsb.). Bangsa Israel melihat Allah. bukan saja sebagai Raja yang tidak kelihatan, melainkan juga sebagai Raja yang memanifestasikan secara nyata pemerintahan-Nya dalam hidup manusia dan bangsa-bangsa.709
Setelah masa pembuangan dan dalam masa peralihan antara PL dan PB, bangsa Yahudi mengembangkan ide atau gagasan tentang Kerajaan Allah secara beraneka ragam. Berdasarkan pemahaman tentang Kerajaan Allah tersebut, bangsa Yahudi dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:
1. Orang-orang Yahudi yang mengharapkan berdirinya Kerajaan Allah secara fisik di dalam sejarah umat manusia pada masa yang akan datang
Orang-orang dalam kelompok ini melihat bahwa bangsa Israel terus menerus berada di dalam ancaman perang. kejahatan, dan penderitaan-penderitaan lainnya. Karena itu, mereka memilih mengasingkan diri untuk menantikan dan mengharapkan terbentuknya pemerintahan Allah secara sempurna dalam dunia ini.710 Kebanyakan dari mereka ini adalah orang-orang yang tergabung dalam kelompok Qumran.711
2. Orang-orang Yahudi yang merasa pesimis dengan pengharapan kedatangan Kerajaan Allah
Kelompok ini menganggap bahwa dunia telah diserahkan ke dalam kuasa-kuasa kejahatan, sehingga umat Allah akan terus menerus menemui penderitaan di dalam dunia ini. Mereka percaya bahwa Allah pada akhirnya memang akan mendirikan KerajaanNya, namun bukan pada zaman ini, melainkan pada suatu zaman yang akan datang, yang sama sekali baru.712 Pandangan ini lebih banyak dipengaruhi karena kekecewaan orang-orang Yahudi atas peristiwa pembuangan yang menguburkan harapan mereka terhadap pemulihan kerajaan Daud sebagai bentuk perwujudan berdirinya Kerajaan Allah dalam kehidupan zaman ini.713
3. Orang-orang Yahudi yang ingin mewujudkan Kerajaan Allah secepatnya
Kelompok ini adalah orang-orang yang menamakan dirinya kaum Zelot. Mereka adalah kelompok Yahudi radikal yang berpendapat bahwa aksi politis mutlak perlu sebagai pendahuluan bagi kedatangan Kerajaan Allah. Mereka juga tidak ragu-ragu menggunakan pedang sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut.714
Dari konsep orang Yahudi tersebut, kita dapat melihat bahwa keyakinan mereka sebagai umat pilihan Allah telah membuat mereka merasa yakin dan berharap bahwa suatu hari Allah akan memberkati mereka dan mendirikan pemerintahan-Nya di atas bumi ini, entah di dalam zaman ini ataukah di zaman yang akan datang.715 Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya penghargaan bangsa Yahudi tidak sejalan dengan makna sesungguhnya dari seruan para nabi tentang pemerintahan oleh Allah. Bangsa Yahudi memahami Kerajaan Allah lebih secara historis (masa kini atau masa yang akan datang) dan duniawi (keamanan negara, kemenangan politik, kesejahteraan hidup, dsb.). Padahal para nabi tidak pernah menyerukan bentuk Kerajaan Allah sebagai tatanan duniawi. Mereka memberitakan tentang Kerajaan Allah sebagai tindakan Allah untuk memberikan keselamatan kepada umatNya dan membawa mereka pada suatu kehidupan yang dipimpin oleh Allah (Yes 24-27; Mi 4:3; Zef 3:15; Zak 14:16-17).716
Dari latar belakang di atas, kita dapat memahami dengan jelas bahwa seruan tentang kedatangan Kerajaan Allah dalam PB memiliki arti khusus bagi orang-orang Yahudi yang mendengarkannya. Berita yang telah lama orang Yahudi dengar dan nantikan, sekarang telah digenapi dengan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia. Namun sayang, tidak semua orang Yahudi yang mengharapkan kedatangan Kerajaan Allah, dapat melihat penggenapannya yang sejati.