Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 12 No. 1 Tahun 1997 >  YESUS SEJARAH DAN ANALISIS REDAKSI > 
I. GAMBARAN RINGKAS SEJARAH ANALISIS REDAKSI 

Analisis redaksi dikenal mulai sekitar pertengahan abad XX yang sebelumnya didahului oleh dua disiplin ilmu analisis lainnya yaitu analisis sumber (abad XIX) dan analisis bentuk (awal abad XX).

Analisis sumber berusaha menyelidiki sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan kitab-kitab Injil. Penemuan pentingnya adalah bahwa Injil Markus merupakan sumber utama tertulis bagi Injil Matius dan Lukas. Analisis bentuk menyelidiki proses oral yang mana cerita dan perkataan Yesus diteruskan sebelum penulisan kitab-kitab Injil. Keberhasilan yang dicapai adalah mengklasifikasikan materi-materi kitab-kitab Injil ke dalam tiga kategori besar: (1) cerita-cerita tentang perbuatan Yesus; (2) perkataan-perkataan Yesus; (3) narasi-narasi penderitaan dan kematian Kristus. Namun para sarjana tidak berhenti sampai di situ, mereka kemudian berusaha meneliti cara-cara para penulis kitab Injil menyusun materi yang ada sekarang ini seperti perubahan, penambahan, pengurangan yang mereka lakukan terhadap tradisi yang mereka terima dan tujuan mereka melakukan itu semua. Inilah yang melahirkan analisis redaksi.

Ahli analisis redaksi pertama dapat ditujukan pada R.H. Lightfoot meski dia tidak menggunakan istilah itu sendiri. Dalam ceramah-ceramahnya (The Bampton Lectures, 1934) yang kemudian dibukukan dengan judul History and Interpretation in the Gospels, dia mendekati kitab-kitab Injil dengan menggunakan analisis bentuk namun melangkah lebih dalam sehingga menemukan bahwa bentuk-bentuk narasi kitab-kitab Injil atau aspek-aspek pengaturan materi yang ada, atau juga pilihan yang jelas terhadap materi yang ditransmisikan ternyata disesuaikan dengan tujuan teologis para penulis kitab Injil sendiri.

Analisis redaksi tampil ke permukaan setelah Perang Dunia II melalui karya-karya yang masing-masing berdiri sendiri dari tiga orang sarjana yaitu Gunter Bornkamm yang menyelidiki Injil Matius (1948), Hans Conzelmann atas Lukas (1954) dan Willi Marxzen terhadap Markus (1956). Walaupun bekerja tanpa saling bergantung, mereka bergerak ke arah umum yang sama. Nama sarjana yang terakhir, Willi Marxzen, memberikan gerakan yang baru itu dengan nama Redaksionsgeschichte (secara literal sejarah redaksi), yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan redaction criticism. Dari mereka tersebarlah suatu disiplin ilmu analisis baru yaitu analisis redaksi.

Analisis redaksi tersebut dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu analisis yang berusaha menemukan teologi setiap penulis Injil dan situasinya dengan mempelajari cara-cara dia telah mengedit sumber-sumber yang dimiliki dan menyusun Injilnya. Analisis ini menurut Perrin dapat disebut juga analisis komposisi karena berkaitan dengan komposisi baru dari materi yang ada dan pengaturan-pengaturannya ke dalam unit dan pola baru.1148

Hasil terpenting darinya adalah pengenalan terhadap pemahaman teologis tentang Yesus oleh para penulis kitab Injil yang mewakili kekristenan mula-mula. Tak mengherankan ada julukan bagi setiap gambaran Yesus dari setiap Injil. Markus menggambarkan Yesus sebagai Kristus yang Tersalib (Crucified Christ), Matius sebagai Kristus yang Mengajar (Teaching Christ), Lukas dengan Kristus yang Universal (Universal Christ) dan Yohanes yang menunjuk Yesus sebagai Kristus yang Kekal (Eternal Christ).

Walaupun demikian, analisis redaksi ternyata juga menimbulkan masalah serius dalam penyelidikan kitab-kitab Injil bagi mereka yang menjadikan Injil sebagai objek penelitian ilmu analisis. Jika materi-materi dalam Injil telah di distorsi oleh motivasi teologis para penulisnya bahkan diatur sedemikian rupa untuk mencapai tujuan mereka masing-masing, maka materi-materi tersebut patut dipertanyakan keabsahan historisnya (teologis terpisah dari yang historis). Kitab Injil cuma sekedar memberikan bisikan suara Yesus1149 karena timbul asumsi bahwa yang diberikan secara langsung hanya informasi tentang teologi gereja mula-mula dan bukan tentang pengajaran sebenarnya dari Yesus Sejarah.1150 Hasilnya tentu dapat dibayangkan terhadap validitas materi-materi yang ada dalam kitab-kitab Injil seperti tampak di bawah ini.



TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA