Saya melihat bahwa banyak negara belum siap. Walaupun itu tidak disinggung oleh Chris. negara adi daya seperti Amerika sendiri keteter. Ia perlu mengadakan percakapan dengan Uni Lropa yang makin galak, khususnya Perancis yang tidak senang dengan sikap Amerika yang mau jadi polisi dunia, main gebrak dalam subsidi pertanian. Amerika sudah membentuk NAFTA (North Atlantic Free Trade Association) untuk memperkuat diri. Namun menghadapi Eropa yang sudah bersatu, ia tetap merasa terancam Untuk itu Amerika beraliansi dengan Asia Pasifik membentuk APEC, dengan harapan bahwa apa yang menjadi ramalan Naisbit dan Toffler bahwa pacific rim akan menjadi the fiNure (Jepang, Korea. Hongkong, Taiwan. RRC. Singapura. Malaysia. Indonesia). Amerika saja merasa perlu mempersiapkan diri. Tetapi saya khawatir kita (Indonesia dan Asia Tenggara) menjadi bulan-bulanan. Yang dikambinghitamkan Soros terus.
Apa yang implisit dikatakan Chris bahwa kalau kita tidak mau mengaku dan membenahi penyakit kita sendiri kita tidak akan ketolongan. Yang tidak sempat ia ucapkan secara eksplisit yaitu analisis saya -- apakah kondisi sine qua non supaya orang sembuh? Orang mengatakan ke dokter, beli obat. dsb. Saya katakan, bukan! Kondisi sine qua non adalah mengaku sakit. Karena orang yang sakit tetapi tidak mengaku sakit disediakan 200 spesialis pun tidak akan sembuh. Yang dikhawatirkan yaitu arogansi nasionalisme yang berlebihan. Reaksi Mahathir (ia secara halus menggunakan Alatas) itu bukan mewakili ASEAN tetapi tanpa disadari sepenuhnya adalah bentuk arogansi nasionalisme. Itu wajar. Kalau orang sudah tidak punya jiwa nasionalisme juga payah. Namun di era globalisasi sekarang. kita harus makin terbuka, siap tidak siap. Kita dipaksa untuk bersaing dengan dunia. Nah, dengan negara jiran saja kita kedodoran. Pendapatan per kapita dengan Malaysia kita jauh tertinggal, belum lagi Singapura lebih lagi. Taiwan saja menolak dianggap negara yang sudah maju karena implikasinya ia akan menjadi non favored nation. Tetapi Indonesia bicaranya, "Kami sudah hebat, maju." Ini berbahaya. Ini juga yang menimbulkan sikap bank sentral membuat kurs lepas mengambang Akibatnya fluktuasi naik turun, pengusaha jantungan.