Bukan saja akan tetapi sudah. Dengan mendirikan sekolah-sekolah plus, alasannya selalu SDM. Akibatnya apa? Itu hanya untuk orang kaya. Aspek diakonia menipis. Bahkan ada orang yang menyarankan begini: Sebagai orang Kristen penginjilan harus, tetapi tidak usah mendirikan gereja. Alasannya aneh. Namun saya tahu apa alasan dibalik yang diungkapkan: faktor ekonomi. Sebab jika yang diInjili adalah orang miskin, kemudian mereka dikumpulkan bergereja, kapan bisa mandiri? Maaf kalau saya katakan statement itu tidak bermoral. Adalah tidak Injili kalau kita mengatakan kita Injili tetapi tidak mau mendirikan gereja. Orang yang lahir baru 'kan bayi rohani yang butuh pemeliharaan. Pernyataan seperti itu kelihatannya rohani tetapi tidak etis, tidak bermoral. Kembali ke soal sekolah. Saya tidak tahu siapa yang bisa bertahan. Dengan program KB yang berhasil, sekolah negeri saja banyak ditutup. Sekolah swasta makin mahal. Pemasok kurang karena jumlah yang berpunya kurang. Yang berlebihan adalah yang melarat, bagaimana mungkin mereka bisa masuk sekolah/universitas Kristen favorit yang mahal. Sebaliknya saya juga melihat bahwa dosen-dosen juga perlu nafkah yang layak. Ini 'kan sukar? Inilah yang saya maksud terlalu kompleks untuk diselesaikan seorang teolog. Diperlukan kerjasama untuk memikirkan pemerataan keadilan justru dari kacamata Injili sebab berbicara keadilan tidak mungkin lepas dari Alkitab. Saya menemukan dalam Perjanjian Lama, banyak nabi bicara tentang keadilan. Yesus sendiri menegur Ahli Taurat dengan keras, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan (Mat 23:23).
Kita tidak mau diidentikkan dengan Ahli Taurat tetapi bukankah kita sering seperti mereka? Teguran Yesus bukankah teguran yang Injili? Gereja Injili punya tugas mempertahankan evangelical-nya tetapi jangan sampai lupa aspek lainnya. Apalagi umur manusia Indonesia sekarang makin panjang. Walaupun di dunia hanya mampir minum, ada 70-80 tahun tinggal di dunia, tidak langsung pulang ke sorga kok. Ini `kan harus ditangani.