Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 13 No. 2 Tahun 1998 >  "TAKLUKKANLAH BUMI DAN BERKUASALAH..." > 
D. BEBERAPA KESIMPULAN 

Eksplorasi Alkitab Ibrani dalam kaitan dengan masalah lingkungan hidup dapat dengan mudah diperluas, sebagaimana tampak dari banyaknya buku, karangan dan esaiilmiah dan populer tentang Alkitab dan lingkungan hidup selama tiga dasawarsa terakhir ini yang beratusan judul. Baru sedikit saja diperhatikan di atas ini, namun kiranya cukup untuk menarik beberapa kesimpulan umum yang menunjukkan bahwa Alkitab Ibrani merupakan sumber daya penting bagi manusia masa kini guna merenungkan dan menemukan kembali relasinya yang harmonis dengan lingkungan hidupnya, sebagai sesama makhluk Allah.

1. Tuduhan Lynn White dkk. bahwa ajaran penciptaan Alkitab telah mengakibatkan perkembangan ilmu dan teknologi yang merusakkan lingkungan hidup, tersebar luas di kalangan ekologi tetapi tidak mempunyai dasar kuat apabila diperiksa ulang. Kendatipun pesan Allah Pencipta kepada manusia "taklukkanlah bumi dan berkuasalah" (Kej 1:28) terbuka bagi pelbagai nuansa interpretasi, namun konteks cerita penciptaan sendiri secara jelas mencegah suatu interpretasi yang mengizinkan manusia untuk bertindak sewenang-wenang terhadap alam dan makhluk-makhluk lain. Interpretasi eksploitatif serupa itu juga tidak muncul dalam sejarah interpretasi.

2. Bukannya mendorong eksploitasi alam, cerita penciptaan (Kej. 3) dan pasal-pasal lain Alkitab Ibrani (Kej. 6-9, Ulangan, Mzm. 104:35) sebaliknya menyadarkan manusia bahwa hidup tanpa menghiraukan kehendak dan hikmat Allah membawa akibat buruk bukan hanya untuk manusia tetapi juga bagi bumi. Bukannya biang keladi krisis lingkungan hidup, Alkitab Ibrani sebaliknya merupakan sarana yang menyadarkan manusia akan tanggung jawabnya atas krisis lingkungan hidup dan tanggung jawabnya untuk turut mengatasinya.

3. Malapetaka lingkungan hidup disebabkan oleh manusia berilmu dan berteknologi yang menempatkan diri manusia sebagai pusat dunia dan sebagai tujuan segalanya; yakni antroposentrisme modern. Perlu dihindarkan bahwa juga Alkitab dibaca dan diartikan dengan mata antroposentris itu. Bukannya mendukung antroposentrisme, Alkitab Ibrani berbicara tentang manusia dan makhluk-makhluk lain, tentang bangsa bersama tanahnya, dalam suatu perspektif teosentris.1395 Umat Allah yang memang cenderung menjadikan dirinya pusat dunia, terus menerus dipanggil kembali kepada Perjanjian Allah, dan kepada tugasnya untuk bersama seluruh dunia ciptaan memuji dan mengabdi kepada Allah. Hidup sebagai insan yang bersama makhluk lain berorientasi kepada Allah yang Esa itu mungkin sesuatu yang cukup asing tetapi kiranya yang paling berharga yang dapat ditimba manusia modern dari Alkitab Ibrani, guna membantunya menemukan tempatnya yang lebih harmonis di tengah makhluk-makhluk lain.

4. Tetapi di sini timbul pula suatu masalah. Dalam tafsir Alkitab dan juga ilmu teologi, Allah yang adalah asal, dasar dan tujuan dunia, sering dipikirkan semata-mata transenden terhadapnya. Bumi seakan-akan dijernihkan dari misteriNya, dengan akibat bahwa rasa terpesona, hormat dan segan terhadap misteri dunia ciptaan melemah dan menghilang. Itu bukan alam pikiran Alkitab Ibrani sendiri, tetapi suatu interpretasi kemudian yang berat sebelah. Kita ditantang untuk membaca ulang Alkitab Ibrani dengan mata yang lebih terbuka juga untuk imanensi1396 Allah, kehadirannya dalam pelbagai manifestasi: bukan hanya dalam perbuatan-perbuatan-Nya yang besar dalam sejarah Israel, atau dalam nama-Nya di Bait Allah, tetapi juga untuk kehadiran-Nya yang sering disebut kabod/kemuliaan-Nya, yang kerap kali berkaitan dengan fenomena-fenomena alam. Kendatipun bukan ilahi, namun alam tetap berkekuatan simbolis dan mampu menyingkapkan segi-segi rahasia Allah. Alkitab Ibrani dapat membantu manusia sekarang untuk memperoleh kembali kepekaan akan imanensi Allah yang transenden, akan kehadiran-Nya bukan hanya di dalam umat-Nya, tetapi juga dalam alam ciptaan.1397 Maka tak perlu bersama Toynbee kembali ke panteisme untuk dapat menyegani rahasia ilahi dalam semua makhluk.

5. Cerita dan wejangan Alkitab Ibrani sering berupa cetusan pengharapan dalam situasi kegelapan. Pengharapan itu tidak hanya menyangkut manusia dan bangsa tetapi juga tanah, binatang buas, bahkan langit dan bumi. Harapan kosmis yang berakar dalam tindakan Allah merupakan warisan Israel yang sangat penting dalam menghadapi masalah lingkungan hidup sekarang. Sebab keadaannya sudah sangat parah, kesadarannya masih amat minim, dan langkah-langkah perbaikannya masih panjang. Seruan bumi gampang dinomorduakan. Orang yang dibekali dengan pengharapan bagi bumi seperti yang terdapat dalam cerita-cerita penciptaan dan Nuh dan dalam nubuat keselamatan para Nabi, akan mampu bertahan dalam keprihatinan dan keterlibatan tekun yang dibutuhkan untuk turut memecahkan masalah bumi ini.

Tidak membuka mata bagi unsur-unsur dalam Alkitab yang dapat menumbuhkan kembali relasi yang lebih harmonis antara manusia dari lingkungan hidupnya, berarti menyalahgambarkan tradisi kita sendiri dan mengabaikan sumber daya yang tersedia.

Uraian tentang Ekologi dan Alkitab ini masih perlu dilanjuti dengan meneliti juga Perjanjian Baru. Bagaimana visi Perjanjian Baru terhadap alam? Apakah diteruskan sejumlah unsur positif yang ditemukan dalam Alkitab Ibrani? Apakah orang yang percaya kepada Yesus Kristus akan diselamatkan bersama dunia ciptaan, atau benarkah anggapan bahwa manusia akan diangkat dari alam ciptaan? Yang penting untuk diperhatikan adalah imanensi Allah secara baru, penjelmaan Firman Allah yang tinggal di tengah dunia secara jasmani (Yoh. 1); juga bahasa Yesus, penggunaan bahasa alam dalam pengajaran-Nya tentang Kerajaan Allah (Mat. 13, dll.), dan segi kosmis dalam visiNya tentang penyelesaian Kerajaan; juga perspektif keselamatan untuk seluruh dunia ciptaan yang menurut Paulus tidak hanya turut menderita bersama manusia tetapi juga akan mengambil bagian dalam kemerdekaan anak-anak Allah (Rom. 8); lagi Kristus sebagai Tuhan atas umat dan atas segala sesuatu (1Kor. 15:22-28, 8:6, Kol. 1:15-20, Ef. 1:10, 4:10).

Tinjauan biblis ini tidak hanya penting untuk pembaruan teologi dan praktek umat Kristen berkenaan dengan ciptaan dan lingkungan hidup, tetapi juga untuk masuk dalam dialog dan kerja sama dengan agama-agama lain, terutama agama Islam1398 dan agama-agama Asia Timur dan Selatan.1399



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA