Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 14 No. 1 Tahun 1999 >  STRATEGI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN KRISTEN PADA ERA PASCAMODERN > 
STRATEGI PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN KRISTEN 

A. Dampak Pascamodern bagi Komunitas Kristen

Karakteristik masyarakat pascamodern yang cenderung meterialistis dan individualistis serta melemahnya wibawa agama dalam masyarakat akan membawa dampak bagi komunitas Kristen, antara lain:

1. Merenggangnya hubungan antar individu. Kekuatan gereja yang mula-mula terletak antara lain pada hubungan erat antar orang Kristen (bdk. Kis 2:41-47) akan mengalami terpaan yang kuat dengan gaya hidup manusia yang semakin individualitis dalam masyarakat pascamodern (bdk. Francis A. Schaeffer, How Should We Then Live, hal. 205-227).

2. Kebenaran yang relatif. Masyarakat pascamodern cenderung tidak mempercayai kebenaran mutlak dan menerima bahwa setiap budaya dan agama memiliki kebenaran yang unik. Itu berarti bahwa kebenaran itu relatif. Padahal Kekristenan menawarkan kebenaran yang mutlak (bdk. perkataan Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:6).

3. Kekuasaan informasi. Masyarakat pascamodern ditandai dengan masa kejayaan dan kecanggihan informasi. Karena itu era pascamodern disebut juga era informasi. Kekuatan raksasa yang sedang bangkit yaitu informasi. Tantangan bagi Kekristenan adalah penguasaan informasi. Patut diingatkan bahwa informasi yang ditawarkan memiliki dimensi yang positif dan juga negatif. Karena itu komunitas Kristen kerap mengalami godaan yang kuat sehubungan dengan derasnya informasi yang tidak selalu membangun itu.

B. Metode Pengembangan Pemimpin

C.H. Colley, dalam Human Nature dan Sosial Order, mendefinisikan bahwa kepemimpinan adalah pusat, cerminan, atau fokus dari struktur, dinamika, atmosfer, ideologi, serta tujuan dari mereka yang dipimpin.

Robert Clinton mendefinisikan kepemimpinan dalam perspektif Kristen dengan landasan alkitabiah sebagai suatu proses terencana yang dinamis, yang di dalamnya seorang pemimpin dengan kapasitas dan tanggung jawab pemberian Allah memimpin (mempengaruhi/menggerakkan) suatu kelompok orang atau para bawahan ke arah tujuan Allah yang menguntungkan pemimpin dan bawahan.

Dalam upaya mengatasi dampak negatif dari pascamodern bagi Kekristenan, maka dalam bagian ini akan diuraikan strategi pengembangan Kepemimpinan Kristen.

Penulis mencoba merancang dua metode penting dalam usaha penyiapan diri pemimpin agar dengan efektif mampu berkarya dan melayani dalam masyarakat pascamodern, yaitu

1. Pemagangan

a. Pengertian Pemagangan

Pemagangan ialah suatu pengalaman relasional yang di dalamnya seseorang menegarkan yang lain dengan apa yang diperolehnya dari Allah.

Paul Stanley dan Robert Clinton mendefinisikan pemagangan sebagai suatu pengalaman yang menyangkut hubungan, yang di dalamnya seorang memberikan kemampuan kepada orang lain dengan cara membagikan ketrampilan yang Allah karuniakan.

b. Kontribusi yang Dibutuhkan dalam Proses Pemagangan

Ada berbagai elemen yang dibutuhkan sebagai kontribusi dalam proses pemagangan, yaitu pendisiplinan, penuntun rohani, pelatih, konselor, guru, dan sponsor.

c. Elemen Penting dalam Pemagangan

Ada tiga elemen penting yang dibutuhkan dalam proses pemagangan yaitu:

1. Hubungan. Dalam pemagangan dibutuhkan hubungan yang baik antara pemimpin dan orang yang dibimbing.

2. Menjadi model hidup. Pembimbing memberikan pelajaran yang utama yaitu melalui contoh kehidupannya. Pembimbing menjadi model hidup bagi orang yang dibimbing.

3. Peneguhan harapan. Pembimbing perlu mengobarkan harapan baru orang yang dibimbing manusia.

d. Ciri Karakteristik Pembimbing atau Mentor

Ada beberapa ciri umum yang dibutuhkan seorang mentor atau pembimbing yang baik, antara lain:

- Kemampuan untuk serta merta melihat potensi yang ada pada seseorang.

- Toleransi terhadap kesalahan, kelancangan, kekasaran, dan sejenisnya agar dapat melihat potensi tersebut berkembang.

- Keluwesan dalam menanggapi rupa-rupa orang dan keadaan.

- Kesabaran, karena mengetahui bahwa untuk berkembang dibutuhkan waktu dan pengalaman.

- Perspektif, memiliki visi dan kemampuan untuk melihat jauh ke depan dan menunjukkan langkah-langkah berikut yang diperlukan oleh seorang yang dibimbing.

- Karunia-karunia dan kemampuan-kemampuan yang membangun dan membangkitkan semangat orang lain.

e. Sasaran dari Pemagangan

Paling tidak ada tiga hal yang menjadi sasaran dalam proses pemagangan, yakni: (1) formasi pelayanan, di mana aspek yang ingin dikembangkan yaitu pengembangan keterampilan; (2) formasi karakter, di mana hal yang utama adalah pengembangan dalam bidang spiritual; (3) formasi strategis, yang membutuhkan penerapan nilai-nilai pelayanan.

f. Saran Langkah Praktis dalam Proses Pemagangan

Ada beberapa saran sebagai langkah praktis yang penting dalam proses pemagangan, yaitu: (1) mengadakan hubungan pembimbingan; (2) secara bersama-sama menyepakati tujuan hubungan ini; (3) menentukan keteraturan interaksi; (4) menentukan jenis pertanggungjawaban; (5) membuat mekanisme komunikasi; (6) menjelaskan tingkat keberhasilan; (7) menetapkan siklus kehidupan hubungan tersebut; (8) mengadakan evaluasi dari waktu ke waktu atas hubungan itu; (9) menyesuaikan harapan-harapan agar cocok dengan yang ada dalam situasi pembimbingan; (10) menyelesaikan hubungan pembimbingan itu.

2. Pelatihan Kepemimpinan Kristen

a. Ciri Kepemimpinan Kristen

Ada beberapa ciri kepemimpinan Kristen yang perlu di gapai dalam proses pelatihan kepemimpinan, antara lain:

- Pemimpin Kristen harus membuktikan diri sebagai pemimpin yang bertanggung jawab.

- Pemimpin Kristen harus menemukan diri sebagai pemimpin yang senantiasa bertumbuh.

- Pemimpin Kristen harus menjadi pemimpin model dalam keteladanan hidup.

- Pemimpin Kristen harus memiliki motivasi dasar Pelayan Hamba.

- Pemimpin Kristen perlu memiliki paradigma kepemimpinan yang alkitabiah.

b. Dasar Formatif Pembentukan Pemimpin Kristen

Dua hal penting dalam pengembangan pemimpin Kristen yaitu faktor dasar dan sifat dasar formatif. Pemimpin Kristen dibentuk dengan faktor dasar yang ada pada setiap individu, yaitu karakter dasar, pengetahuan, dan pengalaman.

Sifat dasar pengembangan kepemimpinan Kristen mengacu kepada gagasan dari Dr. J. Robert Clinton, yaitu terfokus ke arah tiga rangkaian sasaran, yaitu formasi rohani, formasi pelayanan, dan formasi strategis.

Formasi rohani ialah pembentukan karakter pemimpin yang didominasi oleh faktor rohani. Sedangkan formasi pelayanan berkenaan dengan pengembangan falsafah kepemimpinan pelayanan. Sementara formasi strategis berhubungan dengan keahlian pelayanan, yaitu faktor "tahu bagaimana" melaksanakan pelayanan dengan baik.

c. Proses Pelatihan Kepemimpinan

1. Skema Proses Pelatihan

2. Sasaran Pelatihan

Sebagai hasil akhir pelatihan diharapkan pemimpin memiliki karakter pemimpin Kristen yang baik, falsafah kepemimpinan Kristen yang alkitabiah serta ketrampilan dalam melaksanakan pelayanan.

3. Metode Pelatihan

Metode yang digunakan dalam pelatihan, antara lain: pengajaran di kelas, diskusi kelompok, memimpin kelompok, dan proses mentoring/pemagangan.

d. Proses Pengembangan Diri Pemimpin

Tantangan terbesar dalam pengembangan diri seorang pemimpin adalah mengembangkan watak yang saleh. Allah menggunakan empat pokok proses yang penting untuk menguji pemimpin yang sedang muncul. Keempat hal itu adalah ujian integritas, ujian ketaatan, ujian firman dan tugas pelayanan.

Beberapa hal penting dalam proses pengembangan seorang pemimpin dapat disimpulkan, yaitu:

- Integritas adalah hal yang mendasar dalam kepemimpinan yang efektif; hal ini harus ditekankan sejak awal dalam pengembangan watak diri seorang pemimpin.

- Ketaatan pertama-tama harus dipelajari, baru kemudian dapat mengajarkannya.

- Karunia kepemimpinan terutama melibatkan karunia firman, yang mana pada awalnya muncul melalui ujian firman.



TIP #22: Untuk membuka tautan pada Boks Temuan di jendela baru, gunakan klik kanan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA