I.
Yesus Kristus memikul salib sebagaimana Ishak memikul kayu keatas gunung Moria itu. Yesus Kristus diikat sama seperti Ishak diikat sebelum dia diletakkan diatas mezbah. "Sampailah mereka ketempat yang disebutkan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah disitu, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu dan diletakkannya di mezbah itu, diatas kayu api.(Ge 22:9) Tidaklah tanpa alasan, bahwa dalam Misnah peristiwa pengorbanan Ishak ini sangat menarik perhatian orang Yahudi sebagai sesuatu yang mempunyai arti terbesar dan membuatnya sebagai pokok dari peringatan tahunan dari peristiwa yang terjadi diatas gunung Moria Akedah (Doa Pengikatan) seperti yang dipakai oleh orang Yahudi ortodox, terdapat dalam upacara Tahun Baru dan berbunyi sebagai berikut:
"Ingatlah demi kami, ya, Allah Tuhan kami, janji yang telah Engkau berikan kepada bapak kami Abraham diatas gunung Moria. Ingatlah, anaknya Ishak yang diikat diatas mezbah, ketika dia menahan cintanya agar supaya dia dapat menjalankan kehendakMu dengan ikhlas hati! Maka, semoga, kasihMu menahan murkaMu terhadap kami demi Engkau; semoga murkaMu dijauhkan dari bangsaMu, kotaMu dan warisanMu ... Ingatlah hari ini dalam kasih dan demi benihnya Ishak yang diikat."
Apakah doa ini sudah, dipakai pada zaman Tuhan Yesus? Korban-korban sering diikat kepada tanduk-tanduk mezbah (Mazm 118:27) dan upacara-upacara khusus diadakan pada pengikatan korban-korban itu. Apapun kebiasaan berkenaan dengan korban-korban Bait Allah, mungkin juga kebiasaan ini terlintas pada pikiran beberapa murid ketika Tuhan Yesus diikat di taman Getsemane, bahwa Anak Domba Allah sedang diantar ke pengorbanan besar, yang diteladankan oleh penyerahan Ishak.
Tiga dari penginjil khusus berkali-kali menyinggung, pengikatan Tuhan Yesus dalam taman Getsemane dan di depan Pilatus. Yahya menceritakan peristiwa yang terdahulu. "Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawaNya mula-mula kepada Hanas ... Maka "Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu." Disana Tuhan Yesus diejek, dipukul dan diludahi; "ketika hari mulai siang semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus. Mereka membelenggu Dia, lalu membawaNya dan menyerahkanNya kepada. Pilatus, wali negeri itu." Markus bilang: "Seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mufakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawaNya dan menyerahkanNya kepada Pilatus.(Joh 8:12-13,24; Mat 27:1-2; Mr 15:1)
Maka, pertama-tama Tuhan Yesus mengulurkan tanganNya untuk, diikat dibawah teduh pohon-pohon zaitun di Getsemane. Perlawanan yang diadakan Petrus dengan memancungkan pedangnya sudah cukup bagi pengawal itu. Justru yang terakhir yang dilakukan tanganNya sebelum diikat ialah menyembuhkan telinga Markus, pengawal itu. Lalu para murid meninggalkan Dia dan melarikan diri. Demikianlah berakhir adegan pertama dalam drama yang dahsyat malam itu.
Tidak begitu jauh Kristus yang diikat itu buru-buru dibawa; melalui pintu gerbang yang sama yang dilewatiNya dengan murid-muridNya sehabis perjamuan Paska, Dia dibawa ke istana Hanas, bekas Imam Besar Disana Dia ditinggalkan oleh prajurit-prajurit itu, dan kemudian mereka kembali ke markasnya; tidak ada disinggung-singgung lagi mengenai pengawal Romawi itu. Pada waktu itulah, di depan Hanas dan Kayafas, Yesus Kristus menghadapi segala dengki yang telah lama terpendam dalam dada dan dendam dari "putera-putera Harun yang bobrok ini, putera-putera lancang, cabul, jahat dan sombong," yang namanya diucapkan orang-orang sezamannya dengan kutukan yang dibisikkan. Disinilah Yesus Kristus menerima tamparan pertama di mukaNya dari salah seorang pelayan berjiwa budak dengan telapak tangannya atau pukulan dengan sebuah tongkat.
Sehabis pengadilan bikin-bikinan itu, di depan saksi-saksi yang korrupt dan sebelum dijatuhkan hukuman mati yang telah lebih dahulu diatur, sebagaimana kita dapat pelajari dari Injil Lukas, kekejaman-kekejaman yang menjijikkan dan ketidakadilan telah dilakukan terhadap tawanan itu oleh pengawal-pengawal dan pelayan-pelayan Kayafas. Namun penghinaan-penghinaan, celaan-celaan dan pukulan-pukulan yang diterima oleh Penderita Esa itu, "bukan tidak mempunyai pembelaan, tetapi tidak mau membela diri, tidak dikalahkan, tetapi tidak melawan, bukan tidak berdaya, tetapi agung dalam penyerahan sukarela untuk tujuan tertinggi dari cinta," memperlihatkan kemanusiaan dalam kejerumusan yang paling rendah dari dosa dan laknat, tetapi juga menyingkirkan dosa dan laknat itu dengan membiarkannya jatuh pada Kristus Anak Allah. Selama kesengsaraan yang ditimbulkan oleh penolakan bangsaNya sendiri, penghinaan kejam mereka dan kebencian mereka, Yesus Kristus berdiri dibelenggu.
Tidak ada tangan seperti ini pernah diikat dan dibelenggu sejak ada dunia. Cerita dari tangan yang diikat dalam Kitab Perjanjian Lama hidup kembali dalam bayangan Tuhan Yesus. Apakah penganiaya-penganiayaNya juga mengingatNya? Apakah tangan Simeon dengan rela juga diulurkan, ketika Yusuf membelenggunya sebagai tahanan jaminan agar supaya dia dapat melihat adiknya Benyamin sekali lagi? Samson, orang kuat itu, berkali-kali diikat dengan tali baru dan ranting-ranting dan dia memutuskannya "seperti rami yang putus setelah dijilat api"; hanya kalau ia meninggalkan Allah, maka Allah meninggalkannya. Diikat dengan tali, Yeremia dibuang dalam perigi lumpur, tetap Tuhan membebaskannya. Dia juga membebaskan ketiga kawan Daniel yang dibuang terikat dalam dapur pembakaran(Ge 42:24; Hak 16:9; Yer 38:7; Dan 3:21) Semua tangan mereka terikat, tetapi tangan mereka adalah hanya tangan-tangan manusia, Yesus Kristus adalah seperti orang keempat yang ada dalam dapur pembakaran itu, seorang anak ilahi," Anak Allah. Lihatlah tangan Yesus Kristus itu!
Tangan-tangan yang diikat ini pernah terletak sebagai tangan anak-anak di atas dada Maria. Dengan tangan ini Yesus bekerja keras sebagai tukang kayu membuat kuk ringan untuk sapi-sapi kuat atau membuat bajak desa untuk para petani dari Nazaret. Inilah tangan yang diulurkan untuk menyembuhkan penderita-penderita kusta, orang-orang lumpuh, orang-orang buta. Tangan kelemahlembutan dan belas kasihan - tangan yang diletakkan pada anak-anak kecil yang Dia rangkul jari-jari yang membelai pipi dan anyaman rambut mereka. Inilah tangan yang di halaman Bait Allah membuat tanah liat dan menaruhnya pada mata seseorang yang buta dilahirkan, yang membangkitkan iri hati dan kebencian mereka yang rohaniah terus saja buta sekalipun telah mendengar ajaran Kristus dan melihat mujizat-mujizatNya. Inilah tangan yang membuat cambuk dari tali dan mengangkatnya dalam kemarahan suci terhadap mereka yang membuat rumah BapaNya menjadi tempat perdagangan dan sarang penyamun. Inilah tangan yang memberikan roti kepada pengkhianat Yudas Iskariot pada perjamuan terakhir. Dengan tangan inilah Tuhan Yesus, yang "tahu, bahwa BapaNya telah menyerahkan segala sesuatu kedalam tanganNya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah," mengambil sehelai kain lenan dan mempersiapkan diriNya dan ,membasuh kaki murid-muridNya" termasuk kaki Yudas.(Joh 13:3-5)
Tangan ini dilipat waktu Dia berdoa di puncak gunung yang sunyi itu dan akhirnya diketam dalam kesengsaraan pendoaan di taman Getsemane. Sekarang tangan itu diikat -- dan segera akan dipakukan pada kayu salib.
Inilah tangan yang memecah-mecahkan roti dan mengambil cawan pernyataan syukur ketika Dia berkata: "Ambillah, makanlah; inilah tubuhKu ... Minumlah ... inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.(Mat 26:26-28)
Sekaranglah akan dipenuhi ramalan terakhir yang besar ini. TubuhNya akan segera diserahkan dan darah perjanjian baru akan ditumpahkan bagi orang-orang yang berdosa. "Mereka membelenggu Yesus." "Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.(Mr 15:1; Luk 23:34)
Siapakah yang mengikat tangan Juruselamat kita, mula-mula di taman dan kemudian di pengadilan? Apakah pengawal Romawi? Tetapi mereka melakukan tugasnya sebagai prajurit dibawah perintah. Apakah Yudas menambah unsur ketakutan ini pada pengkhianatannya yang gelap ini? Atau apakah Hanas menyarankannya sebagai sesuatu keharusan? Kita membaca bahwa kemudian: "Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu.(Joh 18:24) Apakah Pilatus bersih dari kesalahan dengan meninggalkan Tawanan ini terbelenggu dan mendera Orang yang tidak diadili menurut hukum, maupun tidak dikutuk, dan pada diri Siapa dia tidak mendapat kesalahan?
Kristus diikat oleh Hanas dan Kayafas, oleh Yudas dan engkau serta aku -- dan Dia menderita karena diikat dan ditawan dan disalibkan Lagi selama sembilan belas abad ini.
Kristus dengan tangan yang diikat itu ada bersama kita hari ini. Dengan tangan yang dibelenggu, Yesus Kristus masih jalan dijalanan dunia. Tidak ada anak yang lumpuh lahir ke dalam dunia kesengsaraan, tetapi Yesus Kristus minum lagi dar cawan yang tak boleh dilewatkan; Bapa yang di surga "tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang,(Mat 18:14) dan ini akan terjadi karena Dia minum dari cawan itu. Tidak ada dosa yang s engaja direncanakan, dan dilakukan, tetapi ada seseorang yang lewat salib di Golgota dan menikam hati Yesus sambil mengejek.
Lalu mereka meludahi Dia. Meludah adalah salah satu cara penghinaan yang paling tua dan paling umum. Ada binatang-binatang yang mungkin memberi manusia primitif pelajaran yang jelek ini -- kodok, kucing, ular sendok yang berbahaya.
Salah seorang dokter selama bertahun-tahun bekerja keras sebagaiseorang penginjil dan dokter, dan berhasil merebut hati dan rasa persahabatan rakyat. Pada suatu hari, ketika dia duduk-duduk dalam kliniknya datanglah seorang orang fanatik dari gurun pasir, bukan untuk berobat, tetapi untuk meludahi mukanya. Tidak ada penghinaan yang lebih besar daripada perbuatan ini. Berbagai peristiwa mengenai hal ini terdapat dalam Perjanjian Lama: "Kemudian berfirmanlah Tuhan kepada Musa: Sekiranya ayahnya meludahi mukanya, tidakkah ia malu selama tujuh hari?" "Maka harusnya isteri saudaranya itu tampil kepadanya di depan mata para tua-tua, menanggalkan kasut orang itu dari kakinya, meludahi mukanya sambil menyatakan katanya: Beginilah harus dilakukan kepada orang yang tidak mau membangunkan keturunan saudaranya." "Mereka mengejikan daku, menjauhkan diri daripadaku, mereka tidak menahan diri meludahi mukaku.(Bil 12:14; Ul 25:9; Ayub 30:10)
Kita dapat menambahkan lagi ramalan Yesaya mengenal Messias, yang dengan penuh kasih karunia dan kebenaran menerima comelan dan penghinaan dari bangsaNya. Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid supaya aku tahu menggiatkan orang yang lelah lesu dengan perkataan. Setiap pagi digiatkanNya telingaku untuk mendengar sebagai seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku ini tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Mukaku tidaklah kusembunyikan terhadap noda dan ludah.(Yes 50:4-6)
Tidakkah Tuhan Yesus sendiri menyinggung nubuatan ini ketika Dia meramalkan tragedi yang mengerikan itu? "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat ... dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh.(Mr 10:33-34)
Disini kita melihat penghinaan yang paling merendahkan yang ditujukan kepada pribadi agung dari Juruselamat kita. Ada hal-hal yang mengerikan pada manusia, dalam kodrat manusia ada beberapa jurang yang hampir tak aman untuk melihatnya. Justru kesempurnaan Kristuslah yang membuat kejahatan yang luar biasa dari musuh-musuhNya nampak lebih jelas. Bila Dia terlibat dalam pertarungan dengan musuh yang hendak memusnahkanNya, maka musuh itu memperlihatkan segala kejelekkannya dan memuntahkan segala racunnya. Cakar dari naga berada dalam dagingNya dan nafasnya yang busuk itu masuk mulutNya. Adalah susah bagi kita untuk memahami apa artinya penghinaan dan keaiban itu bagi jiwaNya yang peka dan luhur itu.
Siapakah yang bersalah atas kengerian yang berulang-ulang ini? Menurut catatan nampaknya terutama adalah imam-imam Yahudi dan pelayan-pelayan mereka dan kemudian prajurit-prajurit wali negeri (Mat 26:67; 27:27-30). Namun demikian, yang pertama-tama melakukannya adalah bangsaNya sendiri, mereka yang paling mengenal dan mengetahui arti dari penghinaan itu dari nas Alkitab mereka sendiri.
Adalah memang seperti suatu kenyataan yang baru terbuka bagaimana dosa dan ketidakpercayaan menurunkan penilaian manusia dan merendahkan watak. Meludahi berarti memperlihatkan dendam. Racun kebencian mereka datang dari hati gelap mereka sendiri. Seperti halnya dengan beberapa lukisan Rembrandt, latar belakangnya adalah gelap seperti malam -- kehitaman dari hati manusia, kejahatannya yang tidak berketentuan dendamnya yang bersifat pengecut terhadap yang baik dan yang murni.
Mereka tidak dapat meludahi mukaNya sebelum mereka mengikat dan menudungiNya. Dan demikianlah halnya sejak dulu. Sejarah dapat memberikan banyak contoh-contoh dari mereka yang meludahi muka Yesus Kristus atau muka murid-muridNya. Bukan hanya kekejaman, melainkan juga penghinaan dan nista terdapat pada tiap halaman buku orang-orang syahid. Paulus merasakannya, ketika dia menulis: "Kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.(1Kor 4:13)
Nietzskhe bicara tentang Kristus dalam istilah-istilah yang hanya dapat dilukiskan sebagai usaha meludahiNya: "Pengertian Kristen mengenai Allah, sebagai dewa dari orang-orang sakit, Allah sebagai roh adalah salah satu pengertian yang paling korrupt mengenai Allah yang pernah terdapat di dunia. Mungkin ini merupakan tanda air rendah dalam air surat evolusioner dari yang menyerupai ilah. Allah direndahkan menjadi suatu pertentangan hidup, dan bukan sebagai penjelmaannya dan yang abadi. Saja menamakan agama Kristen suatu laknat besar, kejahatan yang luar biasa besarnya, suatu naluri besar dari dendam, untuk mana tidak ada tiara yang terlalu berbisa, terlalu gelap, terlalu tersembunyi, terlalu remeh saja menamakannya suatu cacat abadi dari umat manusia." Apakah dendam manusia tidak mengenal batasnya?
Tetapi kita melihat juga dalam adegan penghinaan Kristus kelemahan dari dendam Iblis yang demikian dan kerendahan hati yang jaya dari Juruselamat Ilahi, kepastianNya akan kemenangan. "Berbahagialah kamu" Dia bilang (apakah Dia juga tidak merasakannya "jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dam kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersuka-cita dan bergembiralah ... sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.(Mat 5:11-12)
Ecce Homo! "Lihatlah manusia itu!" Dia telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejaknya." Ingatlah selalu akan Dia yang "ketika Ia dinista, Ia tidak membalas dengan menista.(Joh 19:5; 1Pet 2:21,23)
"Quis patitur?
Christus Verbum
Sapientia Patris
Quid patitur?
Spins, verberas
Sputa, crucem,
Sic patiente Deo
Tu quoque disce pati."*
* Siapakah yang menderita? Kristus, Firman itu, Kearifan Bapa. Apa yang dideritaNya? duri, pukulan, ludah dan salib, Karena Allah menderita demikian, maka kamu harus belajar juga menderita.