Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 43 ayat untuk bagai [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kel 3:8) (ende: Tanah jang berhiliran susu dan madu)

dalam Kitab Sutji istilah lazim untuk: tanah jang didjandjikan. Bangsa-bangsa tersebut disini mendiami berbagai-bagai wilajah Palestina, sebelum lambat-laun diusir oleh umat Israel.

(0.80) (Kej 11:4) (ende)

Dahulu kala di Babilonia terdapat berbagai-bagai menara bertingkat, tempat, pemudjaan berhala, namanja "ziggurat"; menara-menara ini ketjuali mendjadi pusat keagamaan djuga merupakan lambang kesatuan dan kekuasaan politik sebuah kota atas daerah sekitarnja. Tiap kota-keradjaan menjembah dewanja sendiri. Tetapi pemudjaan ini terutama diabdikan kepada politik. Berhala-berhala saling bersaingan.

(0.80) (1Ptr 1:9) (jerusalem: keselamatan jiwamu) Jiwamu ialah kamu sendiri, 1Pe 1:22; 2:11; bdk 1Ko 15:44+. Di tengah-tengah berbagai-bagai kesusahan, 1Pe 1:6, orang Kristen karena percaya kepada Kristus dan mengasihiNya mempunyai kepastian yang menggembirakan, bahwa Allah menyimpan keselamatan bagi mereka.
(0.80) (1Ptr 3:7) (jerusalem: teman pewaris) Var: pewaris
(0.71) (Ibr 2:3) (full: KEPADA KITA ... DAPAT DIPERCAYAI. )

Nas : Ibr 2:3

Injil rasuli pertama-tama diberitakan oleh Tuhan Yesus dan kemudian diteguhkan oleh

  1. (1) kesaksian dari tangan pertama mereka yang telah mendengar dan mengenal Yesus selama hidup-Nya di dunia (bd. Kis 1:4; 1Yoh 1:1), dan
  2. (2) kesaksian dari Allah sendiri, yang bersaksi tentang keaslian pemberitaan Injil keselamatan melalui "tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh bagai-bagai penyataan kekuasaan" (ayat Ibr 2:4) dan oleh karunia-karunia rohani (bd. 1Kor 12:4-11). Demikian gereja mula-mula memberitakan Injil bukan saja dengan kata-kata tetapi juga "dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh" (1Tes 1:5).
(0.70) (Yeh 46:1) (jerusalem: Beginilah firman Tuhan) Bab 46 memuat berbagai-bagai unsur. Bagian pertama menyajikan beberapa aturan mengenai pemakaian pintu-pintu gerbang bait Allah oleh "raja" dan rakyat dan tentang korban-korban yang dipersembahkan "raja", Yeh 46:1-12. Menyusullah suatu tambahan tentang "korban harian:, Yeh 46:13-15. Lalu di tambahkan penetapan tentang tanah milik "raja" yang tidak boleh dialihtangankan, Yeh 46:16-18. Akhirnya ada sebuah tambahan pelengkap tentang dapur bait Allah tempat korban disediakan.
(0.69) (2Sam 22:21) (sh: Perjanjian dan Peraturan. (Sabtu, 18 Juli 1998))
Perjanjian dan Peraturan.

Sepintas kita mendapat kesan Daud sedang membanggakan kesalehannya. Seolah kebenaran dan kesuciannya itu membuat Tuhan membalasnya dengan kebajikan dan pertolongan. Tetapi kita tahu jelas bahwa Daud adalah seorang berdosa juga. Daud amat memahami bahwa Tuhan tidak sekadar memberikan janji tetapi juga memberikan peraturan. Perjanjian dan peraturan itu bagai dua sisi dari sebuah mata uang. Tidak dapat dipisahkan. Siapa yang setia dan taat kepada peraturan Tuhan, akan mewarisi kegenapan janji-janji Tuhan.

"Pelita Israel". Pelita yang bersinar betapa besar perannya, di dalam gelap. Perjalanan hidup Daud sering bagai berjalan dalam gelap. Persoalan dan tantangan sering bagai awan gelap yang membuatnya tak mampu melangkah. Hanya karena Tuhanlah ia dapat terus melangkah, membedakan arah. Menarik jika kita amati saksama pasal 21:17, di situ Daud disebut "Pelita Israel". Ya, ia mampu menjadi pelita karena disinari oleh Tuhan Sang Pelita Sejati.

Renungkan: Hendaknya tekad Anda memenuhi tugas-tugas Anda sedemikian murni hingga Anda menolak dari tindakan Anda semua hal lain kecuali kemuliaan Allah dan keselamatan orang lain (Angela Merici).

Doa: Tuhan, tolonglah agar aku mampu terus menyala dalam kondisi apa pun.

(0.60) (Luk 14:26) (ende)

Ungkapan ini, terdjemahan lurus dari kata asli, sepintas lalu memang terasa terlalu keras. Jesus sengadja memilih ungkapan jang berlebih-lebihan ini, untuk lebih kuat mengesankan dan lebih dalam meresapkan adjaran pokok itu. Tetapi bagai orang Jahudi kata itu tidak begitu keras bunjinja. Pada mereka "bentji" dalam suatu perbandingan sering berarti "kurang suka" kepada suatu apa, "kurang mengasih" seorang, dari pada jang lain. Tjorak arti ungkapan itu disinipun demikian. Maksud disini: barang siapa hendak mengikuti Jesus kedalam keradjaan Allah harus bersedia meninggalkan semuanja, mengurbankan segala kepentingan duniawi, malah memutuskan pertalian-pertalian jang paling akrab dan mesra, kalo perlu untuk kehidupan abadi.

(0.60) (Why 2:1) (jerusalem) Bab 2-3 Ketujuh surat yang tercantum di sini tersusun secara sama. Dijelaskan dahulu bagaimana keadaan jemaat (Aku tahu), lalu menyusul janji atau ancaman, yang melayangkan pandangan ke akhir zaman. Ajaran yang termaktub dalam surat-surat ini sangat padat, khususnya ajaran mengenai Yesus Kristus. Surat-surat itu juga memberi informasi tentang hidup Kristen di kawasan Asia-Kecil sekitar th 90.
(0.50) (Kel 7:14) (ende)

Sepuluh tanda-tanda adjaib jang mendahului pembebasan Israel dalam Kel 9:14 disebut "bahala", atau "malapetaka". Djumlah sepuluh ini terkumpulkan dari berbagai-bagai tradisi mudah sekali ditambah-tambahi. Dari kombinasi tradisi-tradisi jang saling berlainan ternjatalah, bahwa pengarang sutji bukan terutama bermaksud memaparkan detail-detail dengan amat telitinja, melainkan pertama-tama ingin mengemukakan makna religieus dari bahala-bahala itu dan dari seluruh riwajat pengungsian (Lihat tjatatan sesudah Kel 11:10).

Bandingkan djuga penguraian tema ini jang bersifat poetis didaktis (sjair berisikan pengadjaran) dalam Kitab Kebidjaksanaan Wis 11:16 dan fasal-fasal berikutnja.

Matinja anak-anak sulung rakjat Mesir ditjeritakan dalam semua tradisi Israel.

(0.50) (Ayb 2:6) (full: IA DALAM KUASAMU. )

Nas : Ayub 2:6

Allah mengizinkan Iblis mendatangkan penderitaan lagi atas Ayub sebab baik komitmen Ayub sepenuhnya kepada Allah tidak dapat dibuktikan ataupun usaha Allah untuk menebusnya dari dosa tidak dapat ditunjukkan dengan efektif tanpa penderitaan yang tidak semestinya dialamai.

  1. 1) Ujian iman seorang benar melalui penderitaan semacam ini bermakna besar, karena yang dipertaruhkan adalah nama Allah di dalam pergumulan rohani terbesar sepanjang zaman, yaitu pertentangan di antara Allah dengan Iblis.
  2. 2) Rasul Petrus, yang menulis dari perspektif PB, mengatakan, "... kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya" (1Pet 1:6-7).
(0.50) (Ul 4:44) (jerusalem) Bagian panjang ini memuat wejangan Musa yang kedua, Ula 5:1-11:32, yang didahului sebuah pembukaan pendek, Ula 4:44-48, yang menguraikan tentang waktu dan tempat wejangan itu dibawakan. Wejangan itu sendiri menyiapkan bagian Ulangan yang berikut. Ula 12:1-26:15, yang memuat Kitab Hukum Ulangan; lalu wejangan itu diteruskan dalam Ula 26:16-28:68. Sama seperti wejangan pertama, Ula 1:1-4:40, demikianpun wejangan kedua meringkaskan masa lampau bangsa Israel, tetapi kali ini dimulai dengan peristiwa penampakan Tuhan di gunung Horeb dan Dekalog. Agaknya wejangan itu dahulu beredar tersendiri dengan berbagai-bagai bentuk. Dalam bagian Ulangan ini wejangan yang berbeda-beda bentuknya itu dipersatukan. Dahulu wejangan itu kiranya dimanfaatkan untuk keperluan ibadat dan pengajaran agama, sebelum menjadi pembukaan bagi Kitab Hukum Ulangan.
(0.50) (Ul 29:2) (jerusalem: berkata kepada mereka) Dalam Ula 29-30 ditemukan semua unsur yang perlu untuk naskah perumusan sebuah perjanjian, bdk Ula 10:12+; Ula 28:1+. Wejangan ini mulai dengan meringkaskan sejarah keluaran Israel dari Mesir, Ula 29:2-8; bdk Ula 1:4; 4:46-47; 8:2-4; menyusullah upacara pengikatan perjanjian yang dikemukakan berupa ajakan, Ula 29:10-15; kemudian diberikan sebuah khotbah Ula 29:16-21, yang dilanjutkan dalam Ula 30:11-14. Kutuk dan berkat yang lazimnya menyertai sebuah perjanjian terdapat dalam Ula 30:15-20. Bagian Ula 29:22-30:10 mengumpulkan berbagai-bagai bahan dan merupakan sebuah sisipan.
(0.50) (Yos 14:1) (jerusalem) Bagian ini mengenai tiga suku yang menetap di sebelah barat sungai Yordan. Dalam bagian ini dipersatukan beberapa dokumen. Ada penentuan wilayah masing-masing suku sesuai dengan keadaan sebelum zaman para raja; ada juga beberapa daftar kota-kota dan daftar mengenai kota-kota Yehuda adalah paling terperinci; daftar-daftar itu sesuai dengan keadaan di zaman para raja. dokumen-dokumen tsb dipersatukan dengan ditambah beberapa sisipan (khususnya Yos 15:13-19; 16:10; 17:11-13), yang sejalan dengan Hak 1). Maksudnya ialah menyajikan gambar menyeluruh dari perebutan negeri di zaman Yosua. Dalam kenyataannya berbagai-bagai kelompok orang Israel menetap di negeri Kanaan, baik dengan jalan damai maupun dengan kekerasan senjata. Masing-masing kelompok menetap di daerahnya sendiri yang berangsur-angsur direbut.
(0.49) (2Raj 19:20) (sh: Asyur bagai tong kosong (Sabtu, 9 Juli 2005))
Asyur bagai tong kosong

Tidak ada orang yang dapat bertahan di hadapan Tuhan. Sehebat-hebatnya orang itu, ia tetap manusia ciptaan-Nya. Jadi, sikap sombong pada hakikatnya adalah sikap tidak tahu diri, lupa hakikat diri, dan tidak mau mengakui Tuhan.

Melalui Nabi Yesaya, Allah menjawab doa Raja Hizkia yang meminta pertolongan-Nya agar Yehuda diselamatkan dari pengepungan tentara Asyur. Pertama, kesombongan Asyur tidak berarti apa pun di mata Allah (ayat 22). Allah sudah menentukan akhir hidup mereka maka Allah akan menggiring mereka pulang melalui jalan yang sama saat mereka datang (ayat 25-28). Mereka tidak akan mampu mengepung Yerusalem apalagi mengalahkan umat Allah (ayat 32-34). Kedua, Allah akan menyelamatkan umat Yehuda dari tangan Asyur, memelihara umat-Nya serta mencukupi kebutuhan hidup mereka. Allah sendiri akan memulihkan kehidupan umat-Nya dari segala penderitaan akibat penindasan musuh mereka (ayat 29-31).

Pernyataan firman Tuhan segera tergenapi. Allah menghukum Asyur dengan pukulan dahsyat. Pasukan Sanherib dibunuh oleh Malaikat TUHAN, sementara Sanherib, raja Asyur yang pongah itu akhirnya dibunuh oleh anak-anaknya sendiri (ayat 35-37). Sedangkan Yehuda luput dari penyerbuan Asyur. Yehuda terhindar dari kekerasan Asyur karena belas kasih Allah dan karena ikatan perjanjian Allah dengan Daud, leluhur mereka (ayat 34).

Jangan seperti tong kosong yang nyaring bunyinya. Jangan seperti Asyur yang sombong menghadapi umat Tuhan padahal Asyur tidak mampu. Jangan takut pada musuh yang sombong, Tuhan pasti melindungi kita. Namun, bila kita sudah ditolong-Nya, janganlah merasa diri sendiri lebih baik daripada para musuh kita. Tuhan menolong karena Ia mengasihi kita.

Camkan: Tangan Tuhan terangkat memukul mereka yang congkak, namun dengan lembut tangan-Nya melindungi mereka yang bersandar pada-Nya.

(0.49) (Mzm 29:1) (sh: Tidak tuli terhadap Allah! (Sabtu, 1 Maret 2003))
Tidak tuli terhadap Allah!

Beberapa ahli menyoroti suatu fenomena psikologis yang menarik pada anak-anak: "tuli terhadap ibu"/mother deafness. Beberapa anak kelihatannya tidak dapat mendengar suara ibu mereka sendiri yang sedang berbicara, tetapi kemudian tanggap ketika dipanggil oleh orang lain. Bukan kurang ajar, atau cuek, tetapi entah bagaimana seakan otak mereka telah terlatih untuk menganggap suara ibu mereka sebagai suara rutin yang tidak penting (seperti suara nafas sendiri, deru mobil), lalu secara refleks mengabaikannya.

Kristen masa kini banyak mengeluh tentang sulitnya mendengarkan suara Allah. Sayangnya, sebagian kesulitan itu paralel dengan "tuli ibu" yang kita baca di atas: beragamnya suara-suara dalam hidup dan hati kita telah membuat kita secara refleks mengabaikan suara Allah. Zaman ini cenderung membuat kita menganggap suara Allah, dorongan dan bahkan peringatan Roh-Nya, sebagai bagian dari kebisingan batiniah yang rutin terdengar dan tidak terlalu penting untuk disimak.

Mazmur ini menyatakan suara Allah sebagai kekuatan dahsyat yang mengatasi dan membuat gentar alam semesta dengan segenap isinya. Suara-Nya mengguntur bagai badai di atas perairan (ayat 3), bagai guruh di atas Gunung Libanon dan padang gurun (ayat 5-9). Ini bukan mazmur biasa, tetapi pengakuan pemazmur dan umat Israel atas kedahsyatan Allah dalam sejarah Israel. Suara Allah, yang menjadi lambang kedahsyatan kuasa dan keagungan Allah, mampu mereka saksikan nyata dalam dunia riil mereka. Dan kesadaran akan kedahsyatan suara Allah membawa berkat bagi umat; mereka yakin Allah yang dahsyat itu juga akan menyertai mereka. Kesadaran, perendahan diri, kepekaan dan keberserahan kepada Allah akan bermuara pada penyertaan-Nya (ayat 10-11).

Renungkan: Orang yang menempatkan Allah sebagai Raja atas hati dan hidupnya akan tanggap mendengar suara dan kehendak Allah.

(0.42) (Yl 2:1) (sh: Siapakah yang dapat menahannya? (Jumat, 15 Juni 2001))
Siapakah yang dapat menahannya?

Ketika banjir besar melanda, ketika sebuah gunung berapi menyemburkan apinya, ketika terjadi tanah longsor, ketika terjadi peperangan antar bangsa atau suku, ketika wabah penyakit menyerang, ketika tindakan anarki merajalela, dan seterusnya … , siapakah yang dapat menahannya? Adakah manusia yang mampu mengatur dan mengatasinya? Pertanyaan serupa walau berbeda makna diajukan Yoel di akhir perikop yang kita baca hari ini.

Siapakah yang dapat menahan datangnya hari TUHAN yang hebat dan sangat dahsyat? Semua orang gemetar ketakutan menyaksikan pasukan perang Allah yang banyak dan kuat, yang muncul bagai fajar di tengah kegelapan dan kepekatan malam (1-2). Sebelum dan sesudahnya tidak pernah ada pasukan yang sedemikian hebat dan dahsyat. Pasukan ini sangat gesit menyapu membinasakan musuhnya (4-6), berlari dan berjalan beriring tiada putus menurut aturan barisan dan kesatuan tujuan (7-8), menyerbu kota dan memanjat tembok tanpa diketahui musuh saat kedatangannya (9), membuat bumi dan langit gemetar dan seluruh benda penerang tak sanggup menatapnya (10). Mengapa pasukan ini sedemikian hebat? Karena TUHAN pemimpin di depan mereka dan mereka adalah pasukan pelaku firman-Nya.

Penggambaran kedatangan hari TUHAN yang sedemikian dahsyat mengingatkan umat-Nya bahwa tidak seorang pun dapat menunda atau membatalkan waktu dan rencana-Nya. Ada saat pintu anugerah terbuka, ada pula saat penghakiman tiba. Dialah Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kasih, yang mengatur semuanya. Itulah sebabnya perikop ini terletak di antara pernyataan tentang hukuman Tuhan atas Yehuda dan seruan pertobatan. Baik hukuman maupun pernyataan tentang hari TUHAN, semata karena kasih dan anugerah- Nya kepada umat pilihan-Nya yang dikasihi dan dibentuk- Nya.

Renungkan: Kepastian hari TUHAN akan datang dan sudah dekat merupakan tanda peringatan keras dan serius sampai kedatangan-Nya tiba. Namun seringkali peringatan ini terdengar bagai berita usang tak bermakna kepastian, sehingga kita terlebih menikmati masa-masa penghukuman- Nya atas dosa-dosa kita. Masih bergemakah hati yang penuh tekad menjaga terang firman-Nya terpancar dalam hidupnya dan rela meninggalkan kebiasaan dosa? Jangan terlambat!!!

(0.40) (Kej 3:24) (ende)

Maksud pengarang mengadjarkan kepada kita kebenaran-kebenaran historis berhubung dengan keselamatan kita: keadaan jang sesungguhnja dari manusia pertama serta keturunannja, dan sikapnja terhadap Tuhan. Keadaan ini dilukiskannja berbentuk suatu drama dengan berbagai-bagai pelakunja. Djadi bentuk gambaran ini bukan dalam segala-galanja menepati apa jang terdjadi dalam sedjarah. Kesimpulan ini dapat kita ambil dari teks sendiri. Pertama-tama: bentuk literer, jang mengandung banjak motif-motif dan unsur-unsur mitologis dari kesusasteraan hikmah: taman kenikmatan, ular jang berbitjara, pohon kehidupan, dan pengertian tentang baik dan djahat. Ini termasuk djenis puisi. Selandjutnja pelaku-pelaku simbolis, jang memegang peranan dalam tjerita. Sifat simbolis ini ternjata dari nama-nama jang mempunjai arti umum: 'adam = manusia; chawa = jang hidup. Demikian pula halnja dalam fasal-fasal berikutnja: Kain, Abil, Enosj, dll, semua ini nama-nama buatan jang timbul dalam tradisi.

Achirnja maksud tersebut diatas ternjata djuga dari tjara penghimpun kitab Kedjadian menggabungkan fasal 1(Kej 1) dengan fasal 2-3(Kej 2-3) mendjadi kesatuan: gambaran olehnja tidak dianggap sebagai kissah-sedjarah jang menguraikan segala-sesuatu tepat sebagaimana tampak terdjadi. Maka dari itu ia tidak berkerabatan mentjampur mempersatukan lukisan-lukisan jang mengandung perbedaan-perbedaan satu sama lain.

(0.40) (Yak 1:2) (full: BERBAGAI-BAGAI PENCOBAAN. )

Nas : Yak 1:2

Kata "pencobaan" (Yun. _peirasmos_) menunjuk kepada penganiayaan dan kesulitan yang datang dari dunia atau Iblis.

  1. 1) Orang percaya harus menghadapi semuanya ini dengan sukacita (bd. Mat 5:11-12; Rom 5:3; 1Pet 1:6) karena pengujian akan mengembangkan iman yang tabah, tabiat yang mantap dan pengharapan yang dewasa (bd. Rom 5:3-5). Iman kita hanya dapat mencapai kedewasaan penuh apabila diperhadapkan dengan kesulitan dan tantangan (ayat Yak 1:3).
  2. 2) Yakobus menyebutkan aneka pencobaan ini "ujian terhadap imanmu". Pencobaan kadang-kadang menimpa kehidupan orang percaya supaya Allah dapat menguji kesungguhan iman mereka. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa kesulitan di dalam hidup ini selalu menandakan bahwa Allah tidak senang dengan kita. Kesulitan tersebut dapat menjadi tanda bahwa Allah mengakui komitmen kita kepada Dia (bd. pasal Ayub 1:1-2:13).
(0.40) (1Taw 1:1) (jerusalem)

KITAB-KITAB TAWARIKH, EZRA DAN NEHEMIA

PENGANTAR

Di samping karya sejarah dari tradisi Ulangan yang merangkum kitab Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja, masih ada sekelompok kitab-kitab sejarah lain dalam Perjanjian Lama. Bagian besar kitab-kitab ini mengulang sejarah yang termaktub dalam kitab-kitab sejarah yang dahulu, sedangkan sebagiannya melanjutkan sejarah itu. Termasuk ke dalam kelompok kitab-kitab sejarah yang lain itu kitab-kitab Tawarikh, kitab Ezra dan (menurut pendapat umum) kitab Nehemia. Kedua kitab Tawarikh aslinya hanya satu kitab saja. Kitab Ezra dan Nehemia tidak lain kecuali lanjutan dari kitab Tawarikh itu dan dikerjakan oleh pengarang yang sama. Sebab dalam kitab Ezra Nehemia tidak hanya ditemukan gaya bahasa dan gagasan-gagasan pokok yang sama, tetapi Ezr1 hanya mengulang akhir 2Taw 36. Ini cukup membuktikan, bahwa kitab Tawarikh dan kitab Ezra-Nehemia sejak awal mula dumaksudkan sebagai suatu kesatuan.

Maka Kitab-kitab Tawarikh (judul ini menterjemahkan judul Ibrani, dalam terjemahan Yunani, Septuaginta, dan dalam terjemahan Latin, Vulgata, diberi judul: Paralipomena, artinya: [kitab-kitab yang memuat] apa yang terlupa atau dilewatkan) adalah sebuah karya yang berasal dari agama Yahudi di zaman belakangan, dari zaman sesudah pembuangan. Di zaman itu bangsa Israel tidak lagi mempunyai kemerdekaan politik, namun menikmati semacam otonomi yang diakui oleh para penguasa di kawasan timur. Bangsa yahudi langsung dipimpin oleh para imam dan hidupnya diatur oleh hukum agamanya sendiri. Hidup kebangsan berpusatkan Bait Allah serta upacara-upacara ibadatnya. tetapi kehidupan yang bertumpu pada hukum agama dan upacara itu dijiwai kesalehan pribadi, ajaran hikmat, kenangan- kenangan akan kejayaan dan kesalahan di masa yang lampau serta kepercayaan pada janji-janji yang disampikan para nabi dahulu.

Pengarang kitab Tawarikh (dan Ezra-Nehemia) adalah seorang dari kaum Lewi diYerusalem dan berlatar-belakang suasana dan lingkungan tsb. Ia menyusun kitabnya agak lama sesudah zaman Ezra dan Nehemia, sebab dengan caranya sendiri ia dapat menggabungkan sumber-sumber yang mengenai kedua tokoh itu. Dengan paling tepat kiranya karyanya dapat ditanggalkan pada awal zaman Yunani, sebelum thn 300 seb. Mas. Kemudian kitab Tawarikh masih diperluas dengan beberapa tambahan yang disisipkan oleh satu atau beberapa orang: silsilah-silsilah yang termaktub dalam @1Taw 2-9 diperluas; ditambah beberapa daftar nama, seperti mungkin sekali daftar nama pendukung raja Daud, 1Taw 12, yang sudah tua usianya, dan lagi daftar-daftar para imam dan kaum Lewi, 1Taw 15; akhirnya disisipkan juga tambahan panjang, 1Taw 23:3-27:34, yang menyebut para pejabat serta petugas ibadat dan administrasi kerajaan Daud.

Bagian-bagian tambahan itu memang sejalan dengan pikiran dan selera si Muwarikh dan boleh jadi diambil dari dokumen-dokumen yang bermutu.

Pengarang kitab Tawarikh khususnya memberi perhatian kepada Bait Allah. Dalam kitabnya kaum rohaniawan berperan utama. Ke dalam kalangan kaum rohaniawan itu tidak hanya termasuk para imam dan kaum Lewi, seperti halnya dalam kitab Ulangan dan dalam bagian-bagian Pentateuk yang berasal dari kalangan para imam, tetapi juga pejabat dan petugas ibadat yang lebih rendah kedudukannya, seperti para penunggu pintu Bait Allah dan para penyanyi. Sejak zaman Tawarikh mereka disamakan dengan Kaum Lewi. Pengudusan para rohaniawan merangkum juga awam. Mereka juga ikut serta dalam persembahan korban penghapusan dosa yang nilainya dahulu dipulihkan dalam Tawarikh. Persekutuan suci itu tidak hanya merangkum orang-orang Yahudi melulu. Dengan melewati kerajaan Israel yang murtad dan yang sesedikit mungkin dibicarakan, si Muwarikh kembali kepada kedua belas suku sebagaimana dipersatukanoleh raja Daud. Dan dengan melewati masa sekarang ia menantikan saatnya semua bani Israel bersatu kembali. bahkan orang-orang bukan Yahudi turut didoakan dalam ibadat Bait Allah. "Israel" dalam pandangan si Muwarikh ialah seluruh umat yang setia, yang dengannya Allah pernah mengikat perjanjian. Dan dalam diri Daud, allah membaharui perjanjian dengan umatnya itu. Justru di zaman pemerintahan Daud itulah syarat-syarat bagi pemerintahan Allah, ialah teokrasi, menjadi tewujud dengan cara yang paling sempurna. Maka jemaat harus hidup sesuai dengan semangat Daud dan senantiasa berusaha memnaharui dirinya dengan kembali kepada adat-istiadat zaman itu, agar supaya Allah tetap merelai umatNya dan menepati janjiNya.

Dalam kisah sejarah panjang yang termaktub dalam kitab si Muwarikh, perhatian seluruhnya berpusatkan Bait Allah di Yerusalem serta ibadatnya, mulai dengan persiapan-persiapan di zaman Daud sampai dengan pemulihannya yang dikerjakan oleh jemaat Israel yang kembali dari pembuangan.

Cita-cita penyusun kitab Tawarikh itupun menentukan susunan karyanya. Bab-bab pertama, 1Taw 1-9 menyajikan sejumlah silsilah yang secara khusus mengenai suku Yehuda, keturunan Daud, suku Lewi dan penduduk kota Yerusalem. Bagian ini merupakan [endahuluan bagi kisah mengenai Daud yang merangkum bagian terakhir 1Taw (10-29). Pertikaian-pertikaian Daud dengan raja Saud dengan raja Saul tidak disinggung sama sekali. Demikianpun dosa Daud dengan Batsyeba dan hal- ihwal keluarga Daud serta pemberontak-pemberontak yang harus dihadapinya tidak sampai disebut-sebut. Sebaiknyam nubuat natan, 1Taw 17, ditonjolkan dan perhatian khusus diberikan kepada lembaga-lembaga keagamaan: Tabut Perjanjian yang dipindahkan ke Yerusalem dan pengaturan ibadat di sana, 1Taw 13, 15-16, serta persiapan-persiapan bagi pembangunan Bait Allah, 1Taw 21-29. Daud sendiri sudah merencanakan pembangunan itu, mengumpulkan bahan dan sampai dengan hal-hal kecil mengatur tugas para pejabat ibadat. Pelaksanaan rencana itu dipercayakan kepada putera Daud, Salomo. Bagian terbesar dari kisah tentang raja Salomo, 2Taw 1-9, mengenai pembangunan Bait Allah, doa yang diucapkan raja pada hari pentahbisan Bait Allah dan janji-janji Allah yang merupakan balasan atas usaha Salomo. Setelah sejarah sampai kepada perpecahan dalam umat Israel, pengarang Tawarikh hanya berbicara tentang kerajaan Yehuda dan keturunan Daud saja. Para raja dinilai olehnya sesuai dengan kesetiaan atau ketidaksetiaan mereka pada syarat-syarat perjanjian dan sesuai dengan caranya mereka mendekati atau menjauhi contoh dan teladan mereka ialah Daud, 2Taw 10-36. Sepanjang sejarah itu masa kemerosotan dan masa pembaharuan silih berganti. Pembaharuan yang paling mendalam diusahakan oleh raja Hizkia dan raja Yosia. Para raja fasik yang mengganti Yosia hanya mempercepat kehancuran. Namun demikian kitab Tawarikh ditutup dengan berita mengenai izin yang diberikan oleh raja Persia, Koresy, diberikan untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Lanjutan kisah kitab Tawarikh ditemukan dalam kitab Ezra dan Nehemia.

Dalam menyusun karyanya di Muwarikh memanfaatkan terutama kitab-kitab yang sekarang termasuk Kitab Suci. Kitab Kejadian dan Bilangan dipergunakan untuk menyusun silsilah-silsilah dalam bagian pertama 1Tawarikh. untuk sejarah selanjutnya terutama dipakai kitab Samuel dan kitab Raja-raja. Hanya kitab-kitab itu dipergunakan dengan bebas sekali. Pengarang memilih bahan sesuai dengan pandangan dan maksudnya sendiri dan iapun menambah bahan atau menghilangkan apa yang dianggap tidak sesuai. Akan tetapi pengarang Tawarikh tidak pernah menyebut kitab-kitab yang dapat kita selidiki. Sebaliknya, ia menyebut sejumlah karya lain sebagai sumber-sumbernya yaitu: Kitab Raja-raja Isarel, 1Taw 9:1; Kitab Raja-raja Yehuda dan Israel, 2Taw 16:11; Tafsiran (midrasy) Kitab Raja-raja, 2Taw 24:17; iapun menyebut Riwayat Samuel, Pelihat, dan Riwayat nabi Natan serta Riwayat Gad, Pelihat, 1Taw 29:29 dan lagi disebarkan Riwayat Semaya, nabi itu, dan Ido, Pelihat itu, 2Taw 12:15, Kitab Sejarah Nabi Ido, Pelihat itu, 2Taw 12:15, Kitab Sejarah Nabi Ido, 2Taw 13:22, dll. Semua tulisan itu tidak kita kenal dan isi serta hubungan tulisan-tulisan itu satu sama lain dan dengan kitab-kitab yang kita kenal, menjadi pokok perbedaan pendapat para ahli Kitab. Tulisan-tulisan itu barangkali memberi laporan tentang pemerintahan beberapa raja dalam sorotan nabi-nabi yang tampil di zaman mereka. Dapat disangsikan apakah pengarang Tawarik juga memanfaatkan tradisi lisan.

Oleh karena penyusun Tawarikh, mempunyai sumber-sumber yang tidak kita kenal dan yang mungkin dapat dipercayai, maka tidak perlu mengambil sikap yang pada pokoknya mencurigai segala yang oleh penyusun ditambahkan pada berita-berita yang tercantum dalam kitab-kitab yang kita kenal, yaitu yang tercantum dalam Alkitab sendiri. Tiap-tiap tambahan dan perubahan perlu diselidiki satu demi satu. Penyelidikan-penyelidikan yang terbaru dalam banyak hal membenarkan pengarang Tawarikh dan membelanya terhadap keraguan dan rasa curiga yang terdapat pada sejumlah besar ahli Kitab. Tetapi jelas pulalah, bahwa Tawarikh kadang-kadang memberi informasi yang tidak dapat disesuaikan dengan apa yang disajikan dalam Kitab Samuel dan kitab Raja-raja. Pengarang juga kadang-kadang dengan sengaja merubah apa yang dikisahkan dalam kitab-kitab tsb. Sudah barang tentu cara kerja semacam itu tidak dapat dibenarkan pada seorang ahli ilmu sejarah modern yang wajib menceriterakan peristiwa-peristiwa sambil menjelaskan hubungan timbal-balik antara peristiwa-peristiwa itu. Namun mengingat tujuan pengarang Tawarikh, cara kerjanya dapat diterima. Sebab ia bukan ahli ilmu sejarah tetapi ahli ilmy ketuhanan. Dalam cahaya pengalaman-pengalaman masa yang lampau, khususnya pengalaman di zaman Daud, pengarang memikirkan manakah syarat- syarat bagi sebuah kerajaan idiil. Ia menggabungkan masa yang lampau, masa sekarang dan masa depan menjadi suatu sintesa: seluruh ibadah yang rapih teratur sebagaimana dilihatnya di zamannya sendiri dibuatnya berasal dari raja Daud: segala sesuatu yang dapat merugikan gambaran pahlawannya itu dihilangkan. Meskipun dalam kitabnya ada informasi yang kebenarannya dapat diperiksa, namun karya si Muwarikh lebih berharga sebagai suatu gambaran tentang keadilan dan pikiran di zamannya sendiri dari pada sbagai rekonstruksi historis dari masa yang lampau.

Memanglah si Muwarikh menulis karyanya guna orang-orang sezamannya. Ia mengingatkan kepada mereka, bahwa eksistensi bangsa tergantung pada kesetiaannya kepada Allah dan bahwa kesetiaan itu menyatakan diri dalam ketaatan kepada hukum Taurat dan dalam ibadat yang secara teratur dijalankan dengan dijiwai kesalehan sejati. Ia ingin, bahwa bangsanya menjadi sebuah jemaat yang kudus, sehingga baginya janji-janji yang diberikan kepada Daud digenapi. Orang-orang Yahudi saleh yang hidup di zaman Kristus dijiwai semangat si Muwarikh, walaupun ada kalanya dengan penyelewengan-penyelewengan yang tidak diinginkan pengarang Tawarikh. Ajaran Tawarikh memang berharga dan bermutu bagi segala zaman. Ia mengajar, bahwa hidup rohani perlu diutamakan dan bahwa Allah membimbing segala kejadian di dunia. Malahan ajarannya itu khususnya perlu direnungkan di masa kini. Sebab rasa-rasanya dewasa ini semangat keduniaan menangguhkan ditegakkannya Pemerintahan Allah untuk waktu yang tidak tentu.

Kitab Ezra dan Kitab Nehemia dalam Alkitab Ibrani dan Yunani (Septuaginta) hanya satu kitab saja. Kitab itu berjudul: Kitab Ezra. Septuaginta juga memuat sebuah kitab Ezra apokrip. Kitab itu ditempatkan sebelum kitab Ezra-Nehemia dan karenanya disebut kitab 1Ezra, sedangkan kitab Ezra-Nehemia kita disebut Kitab 2 Ezra. Di zaman Kristen barulah kitab Ezra yang satu itu dibagi menjadi dua kitab Ezra. Pembagian itu dituruti dalam terjemahan Latin, Vulgata, juga. Kitab 1 Ezra ialah kitab Ezra dan kitab 2 Ezra ialah Kitab Nehemi. Kitab Ezra yang apokrip itu dalam Vulgata disebut kitab 3 Ezra. Adat menyebutkan kitab-kitab itu menurut nama tokoh utamanya, yakni Ezra dan Nehemia, berasal dari zaman kemudian. Dalam terbitab tercetak Alkitab Ibrani kedua nama itu juga dipakai.

Kitab Erza-Nehemia merupakan lanjutan kitab tawarikh, sebagaimana dikatakan di muka. Sesudah lima puluh tahun pembuangan di Babel yang tidak tersinggung sama sekali, kitab Ezra-Nehemia menyambung kisah tawarikh dengan memberitahu tentang maklumat raja Koresy yang dalam thn 538 seb. Mas. mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem guna membangun Bait Allah. Orang-orang Yahudi yang kembali segera mulai membangun Bait Allah, tetapi pekerjaan itu terpaksa dihentikan akibat perlawanan dari pihak orang-orang Samaria. Pekerjaan baru diteruskan di zaman pemerintahan raja Darius I. Pembangunan Bait Allah diselesaikan pada thn 515 seb. mas. Usaha membangun tembok-tembok kota Yerusalem selama setengah abad berikut diperlambat juga oleh orang-orang Samaria, Ezra 1-6. Di zaman pemerintahan Artahsasta pulanglah ke Yerusalem Ezra disertai serombongan kaum buangan yang baru. Ezra itu adalah seorang pejabat-penulis dan ahli Kitab yang di istana raja Persia menangani urusan bangsa Yahudi. Ia diberi surat kuasa raja untuk mewajibkan jemaat Yahudi mematuhi hukum Taurat yang diakui sebagai hukum negara. Terpaksa Ezra bertindak keras terhadap orang-orang Yahudi yang telah menikah dengan perempuan bangsa lain, Ezra 7-10. Kemudian Nehemia yang menjabat juru minuman di istana raja Astahsasta meminta, supaya diutus ke Yerusalem untuk mendirikan tembok kota. Dalam waktu singkat pekerjaan itu selesai, kendati perlawanan para musuh; lalu kota dihuni kembali, Neh 1:1-7:72a. Dalam pada itu Nehemia diangkat menjadi bupati di Palestina. Adapun Ezra mengadakan pembacaan hukum Taurat secara meriah, lalu Hari raya Pondok Daun dirayakan. Pada kesempatan itu umat mengadakan pengakuan dosa umum dan berjanji akan melaksanakan hukum Taurat yang dibacakan, Neh 7:72a-10:40. Kemudian masih menyusul beberapa daftar nama orang, beberapa tindakan pelengkap yang diambil Nehemia dan peresmian tembok Yerusalem, Neh 11;1-13:3. Lalu Nehemia sebantar kembali ke Persia, tetapi untuk kedua kalinya diutus ke Palestina untuk membereskan kekacauan yang merambat dalam jemaat Yahudi, Neh 13:4-31.

Melihat ringkasan tsb. jelaslah sudah betapa penting kitab Ezra-Nehemia itu guna mengenal sejarah pemulihan bangsa Yahudi di zaman sesudah pembuangan. Bab-bab pertama kitab itu melengkapi keterangan-keterangan yang dapat diambil dari kitab Hagai, kitab Zakharia dan kitab Maleakhi. Tetapi kitab Ezra-Nehemia merupakan satu-satunya sumber mengenai karya Ezra dan Nehemia. Kitab Ezra-Nehemia dikarang sebelum Tawarikh disusun dan menggunakan serta mengutip secara harafiah beberapa dokumen yang sezaman dengan peristiwa-peristiwa, yakni: daftar-daftar orang yang pulang dari pembuangan, daftar-daftar penduduk Yerusalem, keputusan dan penetapan raja-raja Persia, dan khususnya laporan yang dibuat Ezra mengenai pelaksanaan tugasnya serta Riwayat Nehemia yang ditulisnya dengan tangan sendiri.

Meskipun sumbernya banyak, namun penafsiran kitab Ezra-Nehemia mengalami banyak kesulitan. Sebab dokumen-dokumen yang dipakai tersusun secara tidak keruan. Daftar nama para imigran sampai dua kali ditemukan, Ezra 2 dan Nehemiah 7. Dalam bagian kitab Ezra yang ditulis dengan bahasa Aram, Ezr 4:6-6:18, peristiwa- peristiwa yang terjadi di zaman raja Darius diceriterakan segera sesudah peristiwa di zaman raja Koresy dan Artahsasta, meskipun terjadi lima puluh tahun sesudahnya. Dokumen-dokumen yang berasal dari Ezra dan Nehemia sendiri diuraikan dahulu, lalu dicampur-adukkan dan dipersatukan kembali. Dengan memanfaatkan petunjuk-petunjuk jelas yang terdapat di dalamnya maka laporan Ezra dapat direkonstruksikan sbb: Ezr 7:1-8:36; Neh 7:72b-8:18; Ezr 9:1-10:44; Neh 9:1-37.

Tetapi dokumen Ezra itu oleh penyusun kitab diolah. Bagian-bagian tertentu menjadi pemberitahuan tentang Ezra seolah-olah dia itu seorang lain dari penulis; ditambahkan daftar nama orang-orang yang bersalah, Ezr 10; 18, 20-44, doa-doa yang terdapat dalam Ezr 9:6-15, dan Neh 9:6-37. Riwayat Nehemia terdapat dalam Neh 1-2; 3:33-7:5; 12:27-13:31. Penyusun kitab menyusupkan ke dalamnya sebuah dokumen tentang pembangunan tembok kota, Ezr 3:1-32; daftar nama orang-orang yang kembali dari pembuangan, Neh 7;6-72a, diambil dari Ezra 2. bab 10 adalah sebuah dokumen lain yang berasal dari arsip dan yang mengesahkan keputusan yang diambil jemaat di mana jabatan Nehemia yang kedua, Nehemia 13. Kerangka bab 11 merupakan buah pena penyusun kitab sendiri, tetapi ditambahkan daftar penduduk Yerusalem dan Yehuda serta, dalam bab 12, daftar nama para imam dan kaum Lewi.

Jelaskan bahwa si Muwarikh bermaksud menyusun kitabnya sedemikian rupa sehingga memberikan suatu gambaran menyeluruh tentang salah satu persoalan. Dalam Ezr 1-6 perhatian dipusatkan pada pembangunan Bait Allah di zaman raja Darius. Oleh karenanya pengarang mengumpulkan di situ berita-berita mengenai kaum buangan yang berturut-turut kembali; ia mengaburkan peranan Sesbazar guna menampilkan peranan Zerubabel dan mengumpulkan apa saja yang bernada melawan orang-orang Samaria. Dalam bagan-bagian kitab yang berikut pengarang menonjolkan Ezra dan Nehemia sebagai dua tokoh yang bekerja sama dalam menangani usaha yang sama.

Cara kerja yang sedemikian itu menghadapkan para ahli ilmu sejarah pada persoalan-persoalan yang sukar dipecahkan. Soal yang paling ruwet dan paling diperdebatkan ialah urutan peristiwa-peristiwa dalam waktu. Menurut urutan yang dipaparkan dalam kitab Ezra-Nehemia sendiri, maka Ezra datang ke Yerusalem pada thn 458 seb. Mas., yaitu dalam tahun kerujuh pemerintah Artahsasta !, Ezr 7:8. Nehemia menyusulnya dalam thn 445, yaitu dalam tahun kedua puluh pemerintahan raja yang sama, Neh 2:1 Nehemia tinggal di Yerusalem selama dua belas tahun, Neh 13:6, jadi sampai thn. 433. Lalu ia kembali ke Persia untuk waktu yang tidak pasti lamanya. Kemudian ia datang lagi ke Yerusalem untuk kedua kalinya, masih juga di masa pemerintahan Artahsasta I, yang baru meninggal dunia dalam thn 424 seb. Mas. Urutan tradisionil ini tetap dipertahankan oleh sejumlah ahli Kitab yang ternama. hanya mereka membatasi lamanya tugas Ezra menjadi satu tahun saja, sesuai dengan petunjuk-petunjuk jelas yang terjumpai dalam kitab itu sendiri. Mereka berpendapat, bahwa Ezra kembali ke Persia sebelum Nehemia datang ke Yerusalem. Ahli-ahli lain membalikkan urutan tradisionil itu. Mereka berpendapat, bahwa karya Ezra mengandaikan, bahwa karya Nehemia sudah selesai waktu Ezra datang ke Yerusalem. Tanggal-tanggal yang dalam kitab Ezra-Nehemia dihubungkan dengan Ezra sebenarnya tidak mengenal masa pemerintahan Artahsatra I, sebagaimana halnya dengan maa jabatan Nehemia, tetapi masa pemerintahan Artahsasta II. Ezra baru datang ke Yerusalem dalam thn 398 seb. Mas. Dengan menyetujui pendapat, bahwa Ezra datang ke Yerusalem sesudah Nehemia tetapi dengan menolak pendapat, bahwa ada penggantian raja di Persia (yang sekali-kali tidak tersinggung dalam Ezra-Nehemia), beberapa ahli baru-baru in menempatkan kedatangan Ezra ke Yerusalem antara kedua masa jabatan Nehemia. Untuk mempertahankan pendapat itu mereka terpaksa merubah Ezr 7:8 begitu rupa, sehingga Ezra tidak datang ke Yerusalem dalam tahun ketujuh pemerintahan Artahsasta I, tetapi dalam tahun ketiga puluh tujuh pemerintahannya, jadi dalam thn 428 seb. Mas.

Masing-masing pendapat dapat mengemukakan bukti-bukti yang masuk akan, walaupun tidak satupun pendapat terluput dari kesulitan. Maka masalahnya tetap terbuka. Hanya satu hal yang pasti, yakni: Nehemia berkarya di Yerusalem antara thn 445 dan 433 seb. Mas.

Kalau ditanyakan, mana makna keagamaan kitab Ezra-Nehemia, maka masalah-masalah seperti yang di atas hanya merupakan masalah sampingan saja. Sesuai dengan maksud penyusun, maka kitab Ezra-Nehemia menyajikan sebuah sintesa, suatu gambaran menyeluruh, tetapi tidak menipu mengenai pemulihan bangsa Yahudi sesudah masa pembuangan. untuk memahami pemulihan itu, maka gagasan dan cita- cita yangmenjiwainya lebih penting dari pada urutan peristiwa-peristiwa yang tepat. Berkat politik liberal yang dianut wangsa Akhimedes dalam wilayah kekuasaannya, amak orang-orang Yahudi dapat kembali ke Tanah yang dijanjikan. Mereka dapat memulihkan ibadat, membangun kembali Bait Allah dan mendirikan tembok Yerusalem. Mereka dapat hidup bermasyarakat dengan dipimpin oleh orang- orang sebangsanya dan sesuai dengan hukum Musa. Tentu saja mereka harus setia pada raja Persia. Tetapi kesetiaan itu tidak menjadi soal bagi mereka. Sebab pemerintah pusat tidak mengganggu adat-istiadat mereka sendiri. Semuanya itu merupakan suatu kejadian yang penting sekali, sebab ini tidak lain kecuali lahirnya agama Yahudi yang disiapkan melalui renungan-renungan di masa pembuangan yang lama dan didorong oleh usaha beberapa tokoh yang tampil tepat pada waktunya.

Zerubabel membangun kembali Bait Allah. Tokoh ini oleh pengarang Ezra-Nehemia tidak dianggap sebagai semacam Mesias, seperti dipandang oleh nabi Hagai dan Zakharia, Hag 2:23; Za 6:12. Kemudian Ezra dan Nehemia menjadi perintais pemulihan tsb. Bapa agama yahudi yang sebenarnya ialah Ezra oleh karena tiga gagasan pokok yang ditanamkannya dalam umat Yahudi, yaitu: Mereka adalah suatu bangsa terpilih: Bait Allah menjadi pusatnya: hukum Taurat menjadi pengaturannya. Ezra bersikap keras yang tidak kenal kompromi dalam melaksanakan pembaharuan dan ia memupuk partikularisme yang dibebankan olehnya kepada bangsanya. Hanya sikap itu dapat dipahami juga mengingat imannya yang hangat serta tugasnya menjaga kemurnian masyarakat yang baru dipulihkan. Ezralah yang merupakan moyang para ahli Kitab dan peranannya dalam tradisi Yahudi semakin meningkat. Nehemia mengapdikan diri kepada cita-cita yang sama, tetapi karyanya di bidang lain. Di Yerusalem yang dibangun kembali olehnya lalu dihuni kembali, Nehemia menciptakan syarat-syarat hidup bernegara dan memberi bangsanya semangat kebangsaan. melalui riwayatnya yang lebih pribadi dari pada laporan Ezra kita mengenal kepribadian Nehemia sebagai seseorang yang halus perasaannya dan berperikemanusiaan, sebagai seseorang yang tidak segan mengorbankan diri yang bijaksana dan teliti serta mengandalkan Allah sambil sering berdoa kepadaNya. Lama sekali tokoh ini dikenang dan Bin Sirakh mengangkat lagu pujian mengenai "dia yang membangun kembali tembok-tembok yang roboh" (Sir 49:13).

Tidak mengherankan, bahwa penyusun Ezra-Nehemia melihat cita-cita dipuji-pujinya dalam kitab Tawarikh terwujud dalam jemaat yang berpusatkan Bait Allah dan dipimpin oleh hukum Taurat. Sudah barang tentu si Muwarikh insaf, bahwa perwujudan itu kurang sempurna, sehingga masih perlu juga orang menantikan sesuatu yang lain. Tetapi lebih dari pada dalam kitab Tawarikh, si Muwarikh dalam kitab Ezra-Nehemia terikat pada dikumen-dokumen yang dipergunakannya. Maka ia mempertahankan nada pertikularisme yang dibenarkan oleh keadaan konkrit dan yang terdapat dalam dokumen-dokumen itu. Sesuai dengan dokumen-dokumen itupun ia tidak berbicara mengenai pengharapan akan Mesias, kelak yang tidak disuarakan oleh dokumen-dokumen itu oleh karena penulis-penulis merasa setia terhadap raja- raja Persia.

Pengarang Ezra-Nehemia menyusun karyanya itu dipertengahan abad ke 3-4 seb. Mas. Masa itu kita sangat kurang mengenalnya. Tetapi justru di zaman itu Yerusalem diam-diam membangun dirinya serta memperdalam kerohaniannya dalam suasana terpencil.



TIP #35: Beritahu teman untuk menjadi rekan pelayanan dengan gunakan Alkitab SABDA™ di situs Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA