Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 7 dari 7 ayat untuk hari-harinya [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.0095264878049) (Dan 5:26) (full: MASA PEMERINTAHAN TUANKU DIHITUNG OLEH ALLAH. )

Nas : Dan 5:26

Istilah "Mene" dituliskan tangan itu dua kali di dinding karena mempunyai dua arti: "dihitung" dan "diuji." Penafsiran Daniel sangat sederhana: Allah telah menguji kerajaan Babel dan mendapatinya kurang berat, dan karena itu menghitung hari-harinya.

(0.63095404878049) (1Kor 15:23) (jerusalem: kedatanganNya) Ini menterjemahkan kata Yunani "parusia". Adapun kata "parusia" itu berasal dari dunia yang berkebudayaan Yunani dan diambil alih oleh umat Kristen di dunia Yunani itu. Dengan itu dimaksudkan kedatangan Kristus kelak dengan mulia dan kuasa pada "HariNya" 1Ko 1:8+, di akhir zaman, Mat 24:3+; bdk juga 1Te 2:19; 3:13; 4:15; 5:23; 2Te 2:1; Yak 5:7,8; 2Pe 1:16; 3:4,12; 1Yo 2:28. Dalam 2Te 2:8,9 istilah yang sama dikenakan pada kedatangan si Pendurhaka. Bandingkanlah istilah yang searti "penyataan", 1Ko 1:7+, dan "penampakan" (terj.: menyatakan diriNya), 1Ti 6:14+.
(0.44166782926829) (Mzm 42:1) (sh: Merindukan Allah (Minggu, 12 Agustus 2001))
Merindukan Allah

Merindukan Allah. Pernahkah Anda merasakan kegalauan rasa rindu yang tak terbendung ketika terpisah dari orang-orang yang Anda cintai? Hasrat seperti inilah yang dirasakan pemazmur.

Pemazmur merindukan Tuhan dengan hasrat yang sedemikian besar, tak tertahankan lagi dan harus segera mendapat pemenuhannya (ayat 1- 3). Ia haus, gundah gulana, tertekan, dan gelisah ketika menyadari keberadaan dirinya yang telah jauh dari Allah (ayat 3, 5, 6, 7, 12). Ia memenuhi hari-harinya dengan air mata karena celaan lawannya yang menikam tulang-tulangnya: "Di manakah Allahmu?" (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">4, 11). Ia sedemikian takut terpisah dari Allah sehingga berseru: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?" (ayat 10). Kerinduannya yang sedemikian dalam ini tidak terobati oleh album kenangan yang dipenuhi dengan memori indah. Ingatannya tentang sorak-sorai, nyanyian syukur, dan perayaan yang pernah dinikmatinya di rumah Allah, maupun kenangan manis yang menjadi sejarah tidaklah memuaskan hasratnya, tetapi sebaliknya justru membawanya semakin tenggelam dalam ketakutan, keputusasaan, dan kegelisahan hati (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">5-6, 7-8). Harapan satu-satunya, yang memungkinkannya untuk kembali bersyukur hanyalah ditemukan di dalam Tuhan.

Getaran rasa rindu yang sedemikian besar terhadap Tuhan seringkali tidak kita miliki. Hal ini dapat terjadi karena kita tidak menyadari bahwa kebutuhan kita yang terdalam, tidak lain adalah Allah yang hidup, sumber kehidupan kita (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">3, 9). Dialah sumber pertolongan yang melindungi dan memerintahkan kasih setia-Nya (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">6, 9, 12).

Renungkan: Apakah kita menyadari bahwa diri kita tidaklah mungkin dapat terpisah dari Allah karena kita tidak dapat hidup tanpa Dia? Dialah kebutuhan kita yang paling mendasar, dan tanpa Dia keberadaan kita tidaklah berarti apa-apa.

Bacaan untuk Minggu ke-10 sesudah Pentakosta

II Raja-raja 4:42-44

Efesus 4:1-6, 11-16

Yohanes 6:1-15

Mazmur 145

Lagu: Kidung Jemaat 402

Pa 6 Mazmur 40

Mazmur ini merupakan cerminan hati Daud tentang hasratnya yang sedemikian kuat kepada Tuhan. Hasrat ini terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan keyakinan dan harapannya yang tidak pudar melintasi berbagai problematika kehidupan. Hasrat ini bukanlah dibangun di atas harapan yang semu ataupun keyakinan yang tidak beralasan, melainkan dibangun di atas dasar kasih setia Tuhan yang dapat dipercaya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Pada ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">2-6 Daud memuji Tuhan atas apa yang sudah Tuhan kerjakan baginya. Bagaimanakah Daud menggambarkan pertolongan Tuhan kepadanya (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">2b-4a)? Apakah hubungan antara karya Tuhan ini dengan hasratnya kepada Tuhan (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">2a)? Dampak apakah yang dihasilkan oleh pertolongan Tuhan tersebut (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">4b)? Bagaimanakah hal ini mempengaruhi cara pandang Daud tentang Tuhan dan orang yang berbahagia (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">5, 6)?

2. Mengapakah Daud memohon agar Tuhan tidak menahan rakhmat-Nya melainkan segera menolongnya (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">12, 14)? Kesadaran tentang faktor-faktor eksternal (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">13a) dan internal (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">13b) apakah yang mendorongnya berdoa seperti ini? Apakah hasratnya kepada Tuhan menjadi luntur dalam situasi seperti ini (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">14b)?

3. Apakah yang menjadi harapan Daud bagi musuh-musuhnya (ayat 15) dan orang-orang yang mencari Tuhan dan mencintai keselamatan daripada-Nya (ayat 17)? Apakah dasar bagi harapan-harapannya?

4. Apakah dampak dari pertolongan Allah yang pernah dialaminya (ayat 2-11) terhadap pergumulan yang sedang dihadapinya (ayat 12- 14)? Bagaimana hal itu juga berpengaruh terhadap harapannya untuk masa yang akan datang (ayat 15-17)?

5. Bagaimana dengan kita? Bagaimanakah kita dapat menemukan keyakinan pada masa kesesakan dan harapan untuk masa yang akan datang? Apakah dasar bagi keyakinan kita akan pertolongan Tuhan?

6. Di tengah-tengah pergumulan kita sehari-hari, apakah kita memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan menunjukkan kasih setia-Nya untuk masa kini dan masa yang akan datang, sama seperti pada masa yang lampau? Hal-hal apakah yang menghambat proses ini?

(0.44166782926829) (Mzm 102:1) (sh: Doa di dalam penderitaan (Rabu, 17 April 2002))
Doa di dalam penderitaan

Doa di dalam penderitaan. Dalam penderitaan, orang beriman tidak saja boleh meratap, tetapi berhak berdoa dan berharap kepada Tuhan yang kekal memerintah (ayat 12), dan berbelas kasih (ayat 13). Mazmur ini sekaligus berisikan hal-hal tersebut dan merupakan jalinan identifikasi antara doa pribadi dan doa umat. Besar kemungkinan doa pribadi yang mengidentifikasikan diri dengan umat ini dipanjatkan oleh raja walau bisa juga oleh orang biasa. Dalam doa ini, kita melihat gerak timbal balik semacam dialog antara pendoa menyadari keadaan dirinya (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">1-11,23-24) dan pendoa menyadari hal-hal tentang diri Allah (ayat hari-harinya&tab=notes" vsf="TB" ver="">12-22,25-28). Inilah doa yang benar. Pendoa tidak tenggelam dalam masalahnya saja, tetapi membuka diri bagi sorotan kebenaran tentang diri dan maksud Allah.

Pemazmur mulai dengan menaikkan permohonan (ayat 1-2) agar Allah mendengarkan ratapannya. Kekekalan Allah bukan kekekalan yang membuat-Nya tidak peduli akan apa yang terjadi di dunia ini. Keterlibatan Allah membuat pemazmur bisa memohon agar Allah mendengarkan, tidak menyembunyikan wajah-Nya (ayat 13:1, 69:17, 88:14), menyendengkan telinga-Nya (ayat hari-harinya&tab=notes" ver="">17:6). Di hadapan Allah, pemazmur menyadari singkat dan terbatasnya hidup yang fana dan berdosa ini, seperti asap, dan rumput yang bersifat sangat sementara (ayat 4,5). Selain kefanaan, masalah lebih berat adalah keberdosaannya yang digambarkannya dalam berbagai bentuk penderitaan akibat dosa (ayat 6-12). Dosa telah membuat jiwanya merana, tubuhnya sakit, hubungan sosialnya terganggu. Di dalam pergumulan doa itulah pemazmur mengalami perubahan, yaitu ketika perspektifnya berganti dari terfokus kepada keadaan diri dan umat dalam kefanaan dan akibat dosa, kepada Allah di dalam kekekalan kuasa dan kasih setia-Nya (ayat 12-17). Semua hal yang menekan kehidupannya kini disoroti di dalam terang sifat Allah yang kontras dari semua itu. Allah berkuasa, kekal, murah hati. Sifat- sifat tersebut menjadi dasar bagi pengharapan pembaruan dan penyelesaian masalah yang digumuli pemazmur. Lebih dari itu, Allah adalah Allah yang memandang dari ketinggian-Nya yang kudus, yang mendengar keluhan, dan membebaskan (ayat 20-22). Dengan menempatkan keadaannya di bawah sorotan sifat-sifat Allah, pemazmur boleh berharap lagi (ayat 26-29).

Renungkan: Semuanya tidak saja fana, tetapi juga akan binasa, kecuali mereka yang berharap pada kasih setia kekal Allah.

(0.44166782926829) (Yl 3:9) (sh: Tuhan hadir di tengah umat-Nya (Senin, 22 November 2004))
Tuhan hadir di tengah umat-Nya

Tuhan hadir di tengah umat-Nya. Setelah melewati pergumulan, bencana dan berbagai peristiwa yang memilukan, hal yang indah adalah mengetahui bahwa Allah ada di tengah-tengah umat-Nya. Ia mau menyatakan kasih dan kuasa-Nya.

Kehadiran Allah itu pertama-tama dinyatakan lewat tindakan menghancurkan bangsa-bangsa musuh yang selama ini mendatangkan malapetaka, kemiskinan, dan penindasan bagi umat Allah. Ini menyatakan bahwa tangan Tuhanlah yang akan membalas semua kekejaman yang telah mereka lakukan. Bentuk tindakan Allah menghukum bangsa-bangsa karena kejahatan mereka itu berupa: seruan perang kepada bangsa-bangsa, bukan saja kepada serdadu baik yang ahli, tetapi juga yang tidak terlatih, yakni para petani dan pekerja di ladang. Semua orang didesak agar bersiap menyambut kedatangan hari Tuhan yang berarti juga hari pembalasan Tuhan.

Persiapan menghadapi hari Tuhan digambarkan sama dengan menghadapi perang (ayat 10). Allah akan datang pada hari-Nya itu sebagai hakim, di mana bangsa-bangsa dituntut Tuhan atas kesalahan yang telah mereka lakukan (ayat 12). Kekuatan Tuhan pada hari Tuhan itu diibaratkan seperti singa yang mengaum siap melindungi umat-Nya (ayat 16). Pada waktu itu, tiada yang sanggup menghalangi kekuatan Tuhan, bahkan benda penerang pun menjadi tidak berguna (ayat 15). Saat Allah hadir, kehidupan umat-Nya akan merasakan sukacita dan berkat melimpah (ayat 18).

Menjadi umat Allah merupakan hak istimewa karena kita berada dalam perlindungan Allah yang berkuasa. Tak ada satu pun yang mampu "menyentuh" kita karena Dialah perisai kita. Meski pergumulan, penderitaan, penyakit, perusakan, pembunuhan, peperangan, permusuhan berdatangan seolah-olah menyerbu umat Allah, semuanya itu tidak dapat menghalangi kehadiran Allah untuk menjagai umat-Nya.

Renungkan: Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya sendirian. Ia selalu hadir menyatakan kasih dan perlindungan-Nya. Berkat dan kekuatan-Nya senantiasa tersedia bagi orang-orang yang mengandalkan Dia.

(0.44166782926829) (Mat 24:1) (sh: Mengamati tanda zaman (Rabu, 28 Maret 2001))
Mengamati tanda zaman

Mengamati tanda zaman. Banyak orang bermunculan menafsirkan beberapa kejadian yang muncul akhir-akhir ini sebagai tanda berakhirnya zaman ini. Namun kenyataannya tafsiran mereka tidak berujung realita, karena sampai kini telah gugur pendapat-pandapat tentang kepastian hari kiamat yang memang hanya sekadar perhitungan manusia belaka, yang tidak berpijak pada kebenaran firman Tuhan.

Dalam bacaan kita hari ini jelas dikatakan Yesus bahwa tanda- tanda zaman memang dapat diamati tetapi tidak bermaksud membuka kesempatan bagi manusia untuk menentukan hari- Nya. Lalu mengapa hal ini dinyatakan Yesus? Saat itu para murid sedang terkagum-kagum menyaksikan kemegahan dan keagungan bangunan Bait Allah. Namun Yesus membuat mereka tersentak dengan pernyataan yang menyedihkan (2). Mendengar ini mereka menjadi bertanya-tanya lebih lanjut tentang kesudahan zaman (3). Yesus tidak secara langsung menjawab pertanyaan mereka, tetapi memberikan nasihat bagi mereka untuk mengamati tanda zaman, yaitu: [1] menjamurnya ajaran sesat yang berusaha menyelewengkan perhatian orang dari Yesus (4-5, 11), [2] berbagai malapetaka perang dan bencana alam (6-7), [3] penyiksaan dan pembunuhan orang beriman, [4] permusuhan antar orang beriman karena ketidakjelasan dasar iman (10), dan [5] kasih persaudaraan menjadi suam (12). Dengan jelas dan tegas Yesus mengatakan bahwa semuanya ini akan terjadi sebagai permulaan penderitaan yang menimpa semua orang termasuk orang beriman. Kristen tidak seharusnya menjadi gelisah, kuatir, dan takut mengamati dan mengalami segala kejadian di atas, sebaliknya harus tetap teguh dan setia dalam kehidupan imannya.

Di tengah kejadian-kejadian yang berakibat kemunduran, kerusakan, kehancuran, keruntuhan, dan kebinasaan, ternyata ada yang menghibur, karena berita Injil akan tetap tersiar dan berkembang ke setiap penjuru dunia sebelum zaman ini berakhir dan orang yang bertahan sampai akhir akan mendapatkan hidup kekal (13-14). Inilah misi Kristen yang tidak pernah ditelan kekacauan dan kehancuran zaman, karena firman Tuhan tidak pernah gagal.

Renungkan: Kesudahan segala sesuatu pasti, tetapi jangan goyah karena kemenangan orang yang setia sampai akhir pun pasti!

(0.37857243902439) (Mzm 35:1) (sh: Kekuatan doa menerobos berbagai tekanan (Jumat, 3 Agustus 2001))
Kekuatan doa menerobos berbagai tekanan

Kekuatan doa menerobos berbagai tekanan. Mazmur ini menyingkapkan kepada kita kemenangan Daud atas pergumulan yang penuh dengan kecemasan di tengah pertempuran (ayat 2-10), tuduhan palsu dalam persidangan (ayat 11-18), dan permusuhan tanpa alasan dari orang-orang yang ada di sekitarnya (ayat 19-28). Kengerian perang, fitnahan, kebencian, dan penghinaan meliputi dirinya. Ia dikejar dan dijebak oleh orang- orang yang ingin mencabut nyawanya (ayat hari-harinya&tab=notes" ver="">3, 4, 7), difitnah oleh orang-orang yang dekat dengannya sebagai balasan atas kebaikannya (ayat 11-16), ditipu dan diolok-olok oleh orang-orang yang ada di sekelilingnya (ayat hari-harinya&tab=notes" ver="">19, 20). Ia terkucil, ada di bawah tekanan, kecemasan, bahaya, dan kekecewaan yang sedemikian berat dan mendalam.

Namun imannya terus melaju menerobos tumpukan kegelisahan yang membebaninya. Ia tidak tenggelam dalam keputusasaan. Ia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan serta menemukan kekuatan dalam doa, yang memampukannya bertahan dan bertumbuh semakin mengenal Tuhan. Ia menutup setiap bagian ratapannya dengan pujian, sorak-sorai, kegirangan, dan nyanyian syukur (ayat hari-harinya&tab=notes" ver="">9-10, 18, 28). Ia melantunkan pujian di tengah jemaah yang besar (ayat 18) dan memenuhi hari-harinya dengan pujian kepada Tuhan dan keadilan-Nya (ayat 28). Tulang-tulangnya tidak menjadi kering karena kecemasan, sebaliknya bertutur memberitakan kebesaran Allah: "Ya, TUHAN, siapakah yang seperti Engkau, yang melepaskan orang sengsara dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya, orang sengsara dan miskin dari tangan orang yang merampasi dia?" (ayat 10).

Apakah yang membuat Daud memiliki kekuatan seperti ini? Ia menemukan kekuatan di dalam doa yang dipanjatkan dengan keyakinan dan pemahaman yang tepat tentang Tuhan. Ia mencurahkan seluruh isi hatinya dengan keyakinan kepada Tuhan Sang Pahlawan Perang dan Hakim yang adil, yang berperang, memberikan kemenangan dan pembebasan baginya (ayat hari-harinya&tab=notes" ver="">1-3, 22-24).

Renungkan: Pengenalan yang benar akan Tuhan merupakan pembimbing bagi kita untuk menghayati peran serta-Nya di tengah berbagai pergumulan yang kita hadapi. Pencurahan isi hati yang berlandaskan pengenalan ini akan menolong dan memberikan kekuatan kepada kita untuk melewati berbagai tekanan kecemasan.



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA