Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 2 dari 2 ayat untuk kejelian [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Luk 16:1) (sh: Penggunaan uang dalam Kekristenan. (Sabtu, 1 April 2000))
Penggunaan uang dalam Kekristenan.

Cara yang dipakai oleh sang bendahara dalam perumpamaan ini bukanlah cara yang benar.    Namun demikian kita bisa meneladani kejelian dan kecerdikannya    dalam merencanakan masa depan. Ia menyadari bahwa dia akan    segera meninggalkan jabatannya dan tentunya akan kehilangan    otoritas di dalam mengelola harta tuannya. Karena itu ia    menggunakan kesempatan yang masih ada, untuk menjalin    persahabatan dengan menggunakan harta tuan-nya. Tujuannya jelas,    supaya ia nantinya mendapat balasan dengan diberi tumpangan.

Apa yang diutarakan dalam perumpamaan ini menggambarkan posisi    kita sebagai Kristen dalam hubungannya dengan harta. Tak satu    pun harta yang ada pada kita  dalam hidup ini  adalah milik    kita. Kita hanyalah dipercayai untuk mengelolanya. Suatu saat    kita akan meninggal-kan semuanya. Karena itu ketika kita masih    mempunyai wewenang atas Mamon yang tidak jujur, kita harus    menggunakannya untuk membangun persahabatan yang bernilai kekal.    Karena itulah penggunaan uang bagi Kristen bukanlah hal yang    sepele. Meskipun bila dibandingkan dengan kekayaan sorgawi,    nilainya sangat kecil, namun cara kita menggunakan yang sangat    kecil ini dapat menunjukkan apakah kita orang yang setia atau    tidak (ayat 10-12). Apakah kita adalah hamba yang layak dipercaya    untuk mengelola harta titipan "Tuan" kita?

Dalam hal penggunaan harta itu, apakah kita menggunakannya    untuk melayani Allah ataukah harta itu akan mempergunakan kita    untuk melayaninya? Janganlah kita seperti orang-orang Farisi    yang tidak hanya menjadi hamba uang, namun juga kehidupan    perkawinannya diwarnai dengan kawin cerai (ayat 14, 18). Walau    demikian mereka masih menganggap apa yang diajarkan Yesus    terlalu kaku sehingga mereka mencemoohnya. Mereka menilai    tindakan mereka berdasarkan standar mereka sendiri., sedangkan    Yesus menilainya berdasarkan standar Allah yaitu hukum Ilahi    yang ideal dan bukan sekadar legalisme atau tradisi.

Renungkan: Manakah yang akan Anda lakukan: menggunakan uang    untuk pekerjaan Tuhan seperti membeli Alkitab bagi suku-suku    terasing di pedalaman atau menggunakannya untuk kenikmatan    pribadi seperti makanan, pakaian, bepergian, dlsb.? Kita perlu    menyoroti cara penggunaan uang dengan standar Allah bukan dengan    standar kita.

(0.86) (Yer 34:8) (sh: Faktor-faktor yang memberi kontribusi kepada ketidaktaatan (Kamis, 3 Mei 2001))
Faktor-faktor yang memberi kontribusi kepada ketidaktaatan

Orang-orang Yehuda dari golongan menengah ke atas mengingkari perjanjian dengan Allah (15, 18). Mereka berhasil memperbudak kembali budak-budak yang sudah dibebaskan. Mereka lebih berjaya dan mampu dibandingkan dengan Firaun yang gagal membawa kembali Israel ke tanah Mesir. Namun seperti Firaun, mereka pun akan menerima hukuman dari Allah karena mengingkari janjinya (17-22).

Para orang kaya Yehuda dan Firaun mempunyai jenis ketaatan yang sama yaitu ketaatan karena ketakutan terhadap ancaman yang tidak mampu mereka atasi. Tentara Babel hanya menyisakan Lakhis dan Seka sebagai kota benteng Yehuda. Kemampuan dan kekuatan mereka sendiri tidak dapat menghalau Babel. Karena itu mereka akan mencoba usaha-usaha lain walaupun harus menderita kerugian materi. Pertama, mereka mengambil hati para budak dengan cara membebaskan mereka agar mereka mau turut serta mempertahankan Yerusalem dengan sekuat tenaga. Kedua, mereka mengantisipasi masa depan mereka yang akan sama-sama menjadi budak Nebukadnezar. Para budak dapat membalas dendam kepada mereka. Ketiga, mereka mencoba merayu Allah dengan melakukan firman-Nya (Kel. 21:1-4; Ul. 25:12) agar Allah sudi menolong mereka. Karena itu dapat dikatakan bahwa tindakan mereka bukanlah bentuk ketaatan kepada Allah tetapi merupakan bentuk usaha untuk mempertahankan keamanan, kenyamanan, dan kesenangan diri. Ini merupakan ketaatan kepada diri sendiri. Setelah Babel mundur dari Yerusalem karena tentara Mesir datang menolongnya, maka mereka segera menjalankan perbudakan lagi (21 bdk. 37:6-9). Mereka memang mempunyai kemampuan untuk itu yaitu kemampuan ekonomi (11). Dalam situasi perang, para budak yang dibebaskan tidak mampu mencari nafkah dengan mengolah tanah mereka atau berternak, kecuali rela dipaksa menjadi budak kembali untuk mempertahankan hidup.

Renungkan: Apa yang dapat dilihat di sini? Ketidaktaatan tidak selalu dipicu oleh godaan dari luar diri kita tapi dapat juga dipicu oleh kelebihan yang kita miliki, seperti kekayaan materi, kekuasaan yang didapat karena kedudukan, kemampuan kita untuk mengantisipasi situasi yang akan datang, dan kejelian melihat peluang. Karena itu berhati-hatilah dengan segala kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki.



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA