(1.00) | (Mat 12:50) | (jerusalem) Kekerabatan badaniah kalah terhadap kekerabatan rohani, bdk Mat 8:21; Mat 10:37; Mat 19:29. |
(0.50) | (Im 18:6) | (jerusalem: seorang kerabatnya yang terdekat) Harafiah: daging tubuhnya sendiri. Dalam bahasa Ibrani kekerabatan diungkapkan melalui ibarat kesamaan darah, daging dan bahkan tulang (Hak 9:2). Kesamaan itu paling utuh terujud melalui persatuan suami dengan isterinya. Dengan jalan itu semua larangan berikutnya (entah sebagai akibat kekerabatan alamiah, entah berdasarkan perkawinan, Ima 18:8,14,16) pada pokoknya melarang sumbang (=inces) |
(0.35) | (1Taw 8:1) |
(ende) Disini disadjikan sekali lagi suku Binjamin (dan tempat tinggalnja), oleh sebab si penjusun mau membitjarakan Jerusjalem, jang dianggap sebagai kota suku Binjamin, dan lagi pula oleh sebab Sjaul, pendahulu Dawud, termasuk kedalam suku ini. Demikianlah si penjusun sampai kepangkalan untuk kisahnja, jakni kisah mengenai pahlawannja jang paling besar ialah Dawud. Dalam daftar ini banjak hubungan antara suku (djuga suku2 asing) digambarkan dengan istilah keturunan dan kekerabatan. |
(0.35) | (Im 18:1) | (jerusalem) Bab ini tersusun sbb: Ada semacam kata pendahuluan, Ima 18:1-5; lalu inti bab ini, Ima 18:6-18, melarang perkawinan antara kaum kerabat dan dengan begitu menentukan batas kekerabatan, Ima 18:19-23 menambah berbagai larangan lain; Ima 18:24-30 berupa ajakan penutup. Bab ini memang mempunyai kesatuan sendiri dan lebih dari pada bagian lain Hukum Kekudusan berdekatan dengan kitab Ulangan. |
(0.25) | (Why 17:2) |
(full: PENGHUNI-PENGHUNI BUMI.
) Nas : Wahy 17:2 Kekerabatan sejati dari pelacur besar itu (lihat cat. --> Wahy 17:1 sebelum ini) [atau ref. Wahy 17:1] bukan dengan Kristus, tetapi dengan dunia.
|
(0.20) | (2Sam 15:13) |
(sh: Iman dan penalaran. (Jumat, 03 Juli 1998)) Iman dan penalaran.Iman dan penalaran. Harga kesetiaan. Apalah artinya harta dan tahta bila tiada lagi kesetiaan? Ironis memang. Anak kandung sendiri, Absalom, mau mencelakakan orang tuanya, sebaliknya orang-orang lain (ayat 7,18, 24-26) dan bahkan orang asing justru menyatakan dukungan dan kesetiaan mereka terhadap Daud yang sedang mengungsi dan belum memiliki masa depan yang pasti! (ayat 19,32). Kesetiaan memang masih jauh lebih bernilai dari pada kedudukan, harta dan kemuliaan; bahkan kesetiaan yang benar, jauh melampaui hubungan darah, kekerabatan bahkan kesukuan. Renungkan: Kesetiaan adalah akibat dari memiliki hubungan yang akrab dan prinsip yang teguh. |
(0.20) | (Mrk 3:31) |
(sh: Keluarga Yesus (Minggu, 26 Januari 2003)) Keluarga YesusKeluarga Yesus. Dalam perikop ini, kita melihat perhatian Markus pada konsep keluarga. Dipaparkan oleh Markus bagaimana Yesus memperluas cakupan makna keluarga. Keluarga tidak lagi terbatas pada hubungan darah dan kekerabatan, tetapi sudah melampaui batasan etnis, geografis, bahkan waktu. Menarik untuk kita perhatikan konsep tentang keluarga yang melampaui waktu. Artinya, keluarga Yesus memiliki hubungan yang terus berlanjut sampai pada kekekalan. Apakah hal ini berlaku untuk semua keluarga? Tidak. Hanya keluarga yang mengenal dan melakukan kehendak Allah. Selama ini telah berkembang dua sikap yang salah tentang keluarga. Pertama, terlalu mementingkan keluarga sendiri. Sikap ini selain menyimpang dari sikap yang Yesus kembangkan, juga mempersempit wawasan kita tentang keluarga. Kedua, mengabaikan keluarga sendiri. Dengan dalih bahwa pelayanan lebih penting dari keluarga, sibuk melayani jemaat siang dan malam, akibatnya keluarga menjadi terabaikan dan terlantar. Mereka berpikir bahwa kesibukan pelayanan akan dibalas Allah. Pemikiran ini tidak tepat. Allah telah memberikan keluarga untuk dilayani. Keluarga terdekat harus dibawa untuk melakukan kehendak Allah. Mengabaikan anak berarti tidak melakukan kehendak Allah. Renungkan: Jika kita diperhadapkan pada pilihan antara keluarga atau kehendak Allah, manakah yang kita pilih? |
(0.18) | (Luk 12:22) |
(sh: Murid dan hartanya bag. II (Kamis, 26 Februari 2004)) Murid dan hartanya bag. IIMurid dan hartanya bag. II.
Kadang muncul kesan dari pembacaan sepintas dwivolume Lukas dan
Kisah Para Rasul karyanya (mis. Zaman Tuhan Yesus adalah zaman yang keras. Peristiwa seperti peperangan atau bencana alam dapat dalam sekejap mencampakkan keadaan seseorang dari pas-pasan menjadi tidak memiliki apa-apa. Jika ini terjadi, lembaga keluarga besar dan kekerabatan marga ala Yahudi menjadi semacam JPS (Jaring Pengaman Sosial) dalam keadaan ini. Namun, JPS ini sirna bila seseorang melakukan sesuatu yang ditentang keluarga besar dan kerabatnya, misalnya: mengikut Yesus dan menjadi Kristen. Karena itu, seorang murid kala itu dihadapkan pada pertanyaan: apa JPS-nya bila ia mengikut Yesus? Bagaimana bila panennya gagal, atau alat bertaninya (bentuk “kekayaan” yang mungkin dimiliki petani Palestina) dirampok? Yesus menjawab “jangan kuatir!” (ayat 22). Allah Bapa mahakuasa (ayat 31-32). Sang murid tidak diajak untuk membenci kekayaan, tetapi agar ia beriman kepada Allah yang setia menyediakan providensi dan “jaring pengaman”-Nya, serta menolak cara-cara “wajar” yang justru menjauhkannya dari Allah (ayat 30). Beriman bukanlah sekadar percaya, tetapi menunjukkan bagaimana kedaulatan Allah nyata dalam diri sang murid (ayat 31). Allah memelihara melalui karya kasih-Nya yang “alamiah” (ayat 24,28) maupun yang luar biasa, dan melalui jaringan kasih sesama murid ketika mereka saling berbagi (ayat 33a). Renungkan: Andalah sang murid itu! Gumulkan terus bagaimana pekerjaan dan harta Anda dapat menunjukkan kemuridan Anda, dan dapat menjadi alat bagi Allah untuk mengasihi sesama Anda! |