Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 3 dari 3 ayat untuk menengadah [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mrk 6:30) (sh: Sisi perut pelayanan Yesus (Senin, 10 Maret 2003))
Sisi perut pelayanan Yesus

Dari nas ini, tampak bahwa Yesus bukanlah tipe pelayan yang sanggup berkata dalam hatinya, "yang penting mereka sudah kenyang secara rohani dan diberkati." Yesus mengajar orang banyak yang datang kepada-Nya. Yesus pun mengutus para murid-Nya ke sekeliling Galilea. Tetapi Ia juga memperhatikan kebutuhan fisik mereka, para murid dan orang banyak, yang memang mendesak waktu itu: makan dan istirahat.

Karena itu perkataan para murid pada ayat 35 menjadi sesuatu yang ironis bila kita mengingat keprihatinan Yesus yang mengusahakan agar mereka dapat beristirahat dan makan (ayat 31). Walaupun demikian, keberatan para murid memang logis (ayat 37). Yang kurang begitu logis justru adalah jawaban Yesus (ayat 37a) yang kembali ditanggapi dengan keberatan yang juga logis (ayat 37b). Perkataan Yesus ini menjadi pembuka bagi mukjizat yang akan dilakukan-Nya. Ini bukan sakramen, tetapi makan malam biasa ala Yahudi. Yesus menengadah ke langit untuk mengucapkan berkat kepada Bapa sambil memecah-mecah makanan/roti, seperti yang biasa dilakukan orang Yahudi pada saat mereka makan. Orang banyak duduk di padang berkelompok, dalam suasana keakraban khas Yahudi. Yang tidak biasa adalah dari mana makanan yang mereka santap itu datang. Dapat dikatakan, inilah pesta yang merayakan providensi Allah, ketika hari keenam kisah penciptaan diulang kembali: Allah berkehendak bagi manusia untuk beristirahat dan makan, kini dikonkretkan kembali oleh Yesus Kristus, Sang Mesias. Kerajaan Allah yang diberitakan-Nya juga punya keprihatinan dan perhatian terhadap kebutuhan fisik manusia, selain pemberitaan kabar keselamatan.

Renungkan: Renungkan apakah sikap Anda, keluarga Anda dan jemaat Anda terhadap makanan dan istirahat layak menjadi kesaksian tentang Kerajaan Allah bagi orang di sekitar Anda.

(0.86) (Mzm 86:1) (sh: Kekuatan ingatan (Senin, 5 November 2001))
Kekuatan ingatan

Paling tidak ada 2 hal yang dapat membuat seseorang melupakan Allah: (a) Jika keadaan terlalu menyenangkan, atau sebaliknya (b) jika keadaan terlalu menyedihkan.

Mazmur ini merupakan doa yang dapat menjadi model bagi kita di dalam situasi yang sulit. Bukannya tenggelam dalam ketakutan karena nyawanya diancam (ayat 14), pemazmur melakukan hal-hal yang luar biasa. Pertama, ia mengakui keberadaan dirinya yang begitu malang (ayat 1b). Ini adalah tanda bahwa hubungan pemazmur dengan Allah sangat bersentuhan dengan pengalaman hidup kita secara nyata. Kedua, ia berdoa kepada Allah (ayat 2-7) agar dilepaskan dari jerat maut. Ia bukan hanya percaya bahwa Allah bisa menolong, tetapi kini meminta agar Allah bergegas mengulurkan tangan-Nya. Permohonan ini merupakan ciri orang yang percaya pada perjanjian kasih setia Allah. Terjemahan dalam ayat 2a seharusnya berbunyi "...sebab aku orang yang memiliki kasih setia." Sering munculnya penggunaan kata ganti orang kedua "Mu" dan "Engkau", yang menunjuk pada Tuhan, menimbulkan kesan bahwa pemazmur ingin Allah juga terlibat dalam setiap masalah yang dihadapinya. Ketiga, pemazmur mengakui bahwa Allah berkuasa serta unik (ayat 10). Di tengah kondisinya, ia tidak melupakan kepercayaan komunitasnya, bahwa kasih setia Allah besar bagi setiap orang yang percaya pada-Nya (ayat 5, 13, 15). Keempat, kita melihat bahwa pemazmur tidak sekadar berdoa supaya masalahnya selesai. Ia lebih maju selangkah lagi dengan meminta agar Tuhan mengubah hatinya semakin mengasihi Dia (ayat 11). Ini adalah tanda bahwa pemazmur tidak memanipulasi Allah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia tidak mengasihi Allah karena Allah menolong dia. Sebaliknya, karena ia mengasihi Allah, maka ia yakin bahwa Allah tidak akan membiarkan dia jatuh ke tangan musuh. Kelima, pemazmur memuji-muji Allah karena Ia selalu baik (ayat 12-13).

Renungkan: Kadangkala kita dapat begitu tenggelam di dalam masalah kita, sehingga Allah terlupakan. Tetapkan hati Anda hari ini untuk senantiasa menengadah kepada-Nya dan mengingat kasih setia- Nya. Kita dapat berdoa seperti pemazmur agar Allah membulatkan hati kita untuk senantiasa takut akan Dia dalam setiap situasi hidup kita.

(0.86) (Yoh 17:1) (sh: Kemuliaan Allah (Jumat, 22 Maret 2002))
Kemuliaan Allah

Doa adalah ungkapan terjelas dari kondisi hati orang terdalam. Hal ini dapat kita lihat di dalam perumpamaan Yesus tentang doa orang Farisi dan pemungut cukai (Luk. 18:9-13). Dalam doa-Nya ini terpampang jelas siapa Yesus dalam kesadaran diri-Nya, apa sikap- Nya terhadap Bapa, terhadap para murid-Nya, dan terhadap semua orang yang percaya kepada-Nya. Bagian pertama doa yang sering disebut sebagai “Doa Imam Besar Agung” ini berisi permohonan untuk diri-Nya kepada Bapa.

Betapa akrab dan uniknya hubungan Yesus dengan Bapa tampak dalam beberapa hal. Pertama, Dia menengadah ke surga, menandakan hubungan-Nya yang akrab dengan Allah Bapa. Kedua, Dia menyapa Allah sebagai “Bapa” dan menyebut diri-Nya sebagai “Putra-Mu.” Bila kedua hal ini kita gabungkan dengan pernyataan-Nya bahwa Ia sudah memiliki kemuliaan kekal yang dimiliki-Nya bersama Bapa sebelum Ia menjadi manusia (ayat 5), kita dapat menyimpulkan bahwa Ia sedang berbicara tentang hubungan yang sangat unik antara diri-Nya dengan Allah Bapa.

Bahwa dalam bagian ini Tuhan Yesus memohon kemuliaan bagi diri-Nya, tidak dapat kita samakan dengan keinginan manusia yang cenderung mencari kehormatan, kemuliaan, atau penghargaan untuk dirinya sendiri. Kemuliaan yang Yesus minta dari Bapa ada dalam hubungan dengan beberapa kenyataan. Pertama, karena Ia sudah memenuhi rencana Bapa untuk memberi hidup kekal. Hidup kekal adalah mengalami hidup Allah. Kita tahu bahwa itu dapat terjadi karena Ia kelak menyerahkan nyawa-Nya dan membuat pengampunan dari Allah dan kasih Allah untuk orang-orang pilihan Allah menjadi kenyataan. Itu diwujudkan-Nya bukan saja melalui ajaran-Nya, tetapi juga melalui sikap hidup-Nya dan bahkan di dalam kematian- Nya. Semua itu karya Yesus yang memuliakan dan menyukakan hati Bapa. Kedua, yang diminta-Nya adalah sesuatu yang memang merupakan hak-Nya. Ia adalah Putra Allah yang rela meninggalkan surga menjadi manusia. Maka, yang diminta-Nya ini adalah pengokohan Bapa bahwa semua yang Yesus lakukan berkenan kepada Bapa.

Renungkan: Agar kita dapat hidup mempermuliakan Allah, Yesus rela meninggalkan kemuliaan-Nya.



TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA