Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Lenyaplah kegirangan hati kami, tari-tarian kami berubah menjadi perkabungan.

Engkau akan mengeraskan hati mereka; kiranya kutuk-Mu menimpa mereka!

Karena inilah hati kami sakit, karena inilah mata kami jadi kabur:

Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap:

Karena tidak dengan rela hati Ia menindas dan merisaukan anak-anak manusia.

Marilah kita mengangkat hati dan tangan kita kepada Allah di sorga:

Ya, TUHAN, lihatlah, betapa besar ketakutanku, betapa gelisah jiwaku; hatiku terbolak-balik di dalam dadaku, karena sudah melampaui batas aku memberontak; di luar keturunanku dibinasakan oleh pedang, di dalam rumah oleh penyakit sampar.

Biarlah segala kejahatan mereka datang ke hadapan-Mu, dan perbuatlah kepada mereka, seperti Engkau telah perbuat kepadaku oleh karena segala pelanggaranku; karena banyaklah keluh kesahku, dan pedih hatiku."

Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu hatinya.

Bangunlah, mengeranglah pada malam hari, pada permulaan giliran jaga malam; curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan, angkatlah tanganmu kepada-Nya demi hidup anak-anakmu, yang jatuh pingsan karena lapar di ujung-ujung jalan!

Mataku kusam dengan air mata, remuk redam hatiku; hancur habis hatiku karena keruntuhan puteri bangsaku, sebab jatuh pingsan kanak-kanak dan bayi di lapangan-lapangan kota.

Ia menyusupkan ke dalam hatiku segala anak panah dari tabung-Nya.

Kenajisannya melekat pada ujung kainnya; ia tak berpikir akan akhirnya, sangatlah dalam ia jatuh, tiada orang yang menghiburnya. "Ya, TUHAN, lihatlah sengsaraku, karena si seteru membesarkan dirinya!"

Mataku terasa pedih oleh sebab keadaan puteri-puteri kotaku.

Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku.

Berkeluh kesah seluruh penduduknya, sedang mereka mencari roti; harta benda mereka berikan ganti makanan, untuk menyambung hidupnya. "Lihatlah, ya TUHAN, pandanglah, betapa hina aku ini!

atau orang diperlakukan tidak adil dalam perkaranya, masakan Tuhan tidak melihatnya?

sampai TUHAN memandang dari atas dan melihat dari sorga.

Karena inilah aku menangis, mataku mencucurkan air; karena jauh dari padaku penghibur yang dapat menyegarkan jiwaku; bingunglah anak-anakku, karena terlampau kuat si seteru."

Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai, puteri Sion, cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam; janganlah kauberikan dirimu istirahat, janganlah matamu tenang!