(1.00) | Pkh 8:3 | Janganlah tergesa-gesa pergi dari hadapannya, |
(0.45) | Pkh 8:1 | Siapakah seperti orang berhikmat? Dan siapakah yang mengetahui keterangan setiap perkara? Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya. |
(0.44) | Pkh 8:5 | Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan, |
(0.43) | Pkh 6:10 | Apapun yang ada, sudah lama disebut namanya. |
(0.43) | Pkh 5:8 | (5-7) Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas |
(0.10) | Pkh 7:8 | Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar |
(0.10) | Pkh 1:10 | Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada. |
(0.10) | Pkh 4:7 | Aku melihat lagi kesia-siaan di bawah matahari: |
(0.10) | Pkh 6:11 | Karena makin banyak kata-kata, makin banyak kesia-siaan. Apakah faedahnya untuk manusia? |
(0.10) | Pkh 1:11 | Kenang-kenangan dari masa lampau |
(0.10) | Pkh 2:1 | Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! |
(0.10) | Pkh 2:23 | Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan |
(0.10) | Pkh 7:18 | Adalah baik kalau engkau memegang yang satu, dan juga tidak melepaskan yang lain, karena orang yang takut akan Allah |
(0.10) | Pkh 9:18 | Hikmat |
(0.10) | Pkh 12:13 | Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah |
(0.10) | Pkh 12:14 | Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan |
(0.10) | Pkh 3:1 | Untuk segala sesuatu ada masanya, |
(0.10) | Pkh 8:14 | Ada suatu kesia-siaan yang terjadi di atas bumi: ada orang-orang benar, yang menerima ganjaran yang layak |
(0.10) | Pkh 2:21 | Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar. |
(0.10) | Pkh 4:4 | Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin. |