Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Pada waktu itu orang Israel menyanyikan nyanyian ini: "Berbual-buallah, hai sumur! Mari kita bernyanyi-nyanyi berbalas-balasan karena sumur yang digali oleh raja-raja,

Janganlah kamu menerima uang tebusan karena nyawa seorang pembunuh yang kesalahannya setimpal dengan hukuman mati, tetapi pastilah ia dibunuh.

Janganlah takut kepada mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berperang untukmu."

"Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun.

Mayatmu akan menjadi makanan segala burung di udara serta binatang-binatang di bumi, dengan tidak ada yang mengganggunya.

Dan di sanalah di atas batu-batu itu, dituliskan Yosua salinan hukum Musa, yang dituliskannya di depan orang Israel.

Semua raja ini dan negeri mereka telah dikalahkan Yosua sekaligus, sebab yang berperang untuk orang Israel ialah TUHAN, Allah Israel.

Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan perampok itu.

Yang paling bijak di antara dayang-dayangnya menjawabnya, dan ia sendiri juga membalas perkataannya itu:

Setelah Samuel menjadi tua, diangkatnyalah anak-anaknya laki-laki menjadi hakim atas orang Israel.

Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh, dan kamu sendiri akan menjadi budaknya.

Kata Yonatan: "Perhatikan, kita menyeberang ke dekat orang-orang itu dan memperlihatkan diri kepada mereka.

Kemudian TUHAN membangkitkan seorang lawan Salomo, yakni Hadad, orang Edom; ia dari keturunan raja Edom.

Kemudian datanglah Gad kepada Daud, lalu berkatalah ia kepadanya: "Beginilah firman TUHAN: Haruslah engkau memilih:

Maka seluruh orang Yehuda membawa lagi persembahan persepuluhan dari pada gandum, anggur dan minyak ke perbendaharaan.

Aku menjadi tertawaan sesamaku, aku, yang mendapat jawaban dari Allah, bila aku berseru kepada-Nya; orang yang benar dan saleh menjadi tertawaan.

Barangsiapa mengadukan sahabatnya untuk mencari keuntungan, mata anak-anaknya akan menjadi rabun.

Ia tidak akan mempunyai anak atau cucu cicit di antara bangsanya, dan tak seorangpun yang tinggal hidup di tempat kediamannya.

Mereka menjadi seperti jerami di depan angin, seperti sekam yang diterbangkan badai.

Dunia orang mati terbuka di hadapan Allah, tempat kebinasaanpun tidak ada tutupnya.