Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu, sebab Allah menyertai engkau.

Tetapi ketika tiba waktunya untuk memberikan Merab, anak Saul itu, kepada Daud, maka anak perempuan itu diberikan kepada Adriel, orang Mehola, menjadi isterinya.

ketika seorang suruhan datang kepada Saul dengan pesan: "Segeralah undur, sebab orang Filistin telah menyerbu negeri."

Sementara itu berundinglah Abner dengan para tua-tua orang Israel, katanya: "Telah lama kamu menghendaki Daud menjadi raja atas kamu.

Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu.

Daud menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang.

Dan selagi engkau berbicara di sana dengan raja, akupun akan masuk pula dan menyokong perkataanmu itu."

Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"

Tetapi kuasa TUHAN berlaku atas Elia. Ia mengikat pinggangnya dan berlari mendahului Ahab sampai ke jalan yang menuju Yizreel.

Maka berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia: "Turunlah bersama-sama dia, janganlah takut kepadanya!" Lalu bangunlah Elia dan turun bersama-sama dia menghadap raja.

Keesokan harinya ketika orang mempersembahkan korban, datanglah dengan tiba-tiba air dari arah Edom, lalu penuhlah negeri itu dengan air.

Raja sedang berbicara kepada Gehazi, bujang abdi Allah itu, katanya: "Cobalah ceritakan kepadaku tentang segala perbuatan besar yang dilakukan Elisa."

Pada waktu Yehu masuk pintu gerbang, berserulah Izebel: "Bagaimana, selamatkah Zimri, pembunuh tuannya itu?"

Dan Aku akan mengokohkan kerajaannya sampai selama-lamanya, jika ia bertekun melakukan segala perintah dan peraturan-Ku seperti sekarang ini.

Rehabeam beserta seluruh Israel meninggalkan hukum TUHAN, ketika kerajaannya menjadi kokoh dan kekuasaannya menjadi teguh.

Kemudian Asa mendapat perhentian bersama-sama nenek moyangnya. Ia mati pada tahun keempat puluh satu pemerintahannya,

Juga Wasti, sang ratu, mengadakan perjamuan bagi semua perempuan di dalam istana raja Ahasyweros.

Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu?

Kehidupanmu akan menjadi lebih cemerlang dari pada siang hari, kegelapan akan menjadi terang seperti pagi hari.

Tetapi mata orang fasik akan menjadi rabun, mereka tidak dapat melarikan diri lagi; yang masih diharapkan mereka hanyalah menghembuskan nafas."