Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,

Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut.

Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia.

Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

Perkataan Agur bin Yake dari Masa. Tutur kata orang itu: Aku berlelah-lelah, ya Allah, aku berlelah-lelah, sampai habis tenagaku.

Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua.

Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih.

Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku, ketika tangan-Nya menguasai aku, dan ketika Ia memperingatkan aku, supaya jangan mengikuti tingkah laku bangsa ini:

Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya.

Mata orang-orang yang melihat tidak lagi akan tertutup, dan telinga orang-orang yang mendengar akan memperhatikan.

Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian.

Angkatlah panji-panji ke arah Sion! Cepat-cepatlah kamu mengungsi, jangan tinggal diam! Sebab Aku mendatangkan malapetaka dari utara dan kehancuran yang besar.

melainkan mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti para Baal seperti yang diajarkan kepada mereka oleh nenek moyang mereka.

Lalu Barukh bin Neria melakukan tepat seperti yang diperintahkan kepadanya oleh nabi Yeremia untuk membacakan perkataan-perkataan TUHAN dari kitab itu di rumah TUHAN. --

Sungguh, orang mendaki pendakian Luhit sambil menangis. Sungguh, di jalan turun ke Horonaim orang mendengar teriak karena ditimpa bencana.

Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan.

Kelihatannya muka mereka adalah serupa dengan muka yang kulihat di tepi sungai Kebar. Masing-masing berjalan lurus ke mukanya.

Ia mengukur juga balai gerbang itu: dua puluh hasta dan sekeliling balai gerbang itu adalah pelataran.

Lalu dibawanya aku ke sebelah timur pelataran dalam dan ia mengukur pintu gerbang yang di situ, dan ukurannya sama saja dengan yang lain-lain.

Ada juga sebuah bilik, yang pintunya di balai gerbang dan di sana orang membasuh korban bakaran.