Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Engkau telah melihat ketidakadilan terhadap aku, ya TUHAN; berikanlah keadilan!

Ia mengenyangkan aku dengan kepahitan, memberi aku minum ipuh.

Marilah kita mengangkat hati dan tangan kita kepada Allah di sorga:

Si lawan mengulurkan tangannya kepada segala harta bendanya; bahkan harus dilihatnya bagaimana bangsa-bangsa masuk ke dalam tempat kudusnya, padahal Engkau, ya TUHAN, telah melarang mereka untuk masuk jemaah-Mu.

"Ingatlah akan sengsaraku dan pengembaraanku, akan ipuh dan racun itu."

Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke masa!

Pemimpin-pemimpin lebih bersih dari salju dan lebih putih dari susu, tubuh mereka lebih merah dari pada merjan, seperti batu nilam rupa mereka.

Serigalapun memberikan teteknya dan menyusui anak-anaknya, tetapi puteri bangsaku telah menjadi kejam seperti burung unta di padang pasir.

TUHAN sendiri mencerai-beraikan mereka, tak mau lagi Ia memandang mereka. Para imam tidak mereka hormati, dan orang-orang tua tidak mereka kasihani.

Engkau menyelubungi diri-Mu dengan awan, sehingga doa tak dapat menembus.

Kami dikejar dekat-dekat, kami lelah, bagi kami tak ada istirahat.

Pemuda-pemuda harus memikul batu kilangan, anak-anak terjatuh karena beratnya pikulan kayu.

Berkeluh kesah seluruh penduduknya, sedang mereka mencari roti; harta benda mereka berikan ganti makanan, untuk menyambung hidupnya. "Lihatlah, ya TUHAN, pandanglah, betapa hina aku ini!

Mataku kusam dengan air mata, remuk redam hatiku; hancur habis hatiku karena keruntuhan puteri bangsaku, sebab jatuh pingsan kanak-kanak dan bayi di lapangan-lapangan kota.

Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, TUHAN membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan.

Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya.

Mereka terhuyung-huyung seperti orang buta di jalan-jalan, cemar oleh darah, sehingga orang tak dapat menyentuh pakaian mereka.

Ia merintangi jalan-jalanku dengan batu pahat, dan menjadikannya tidak terlalui.

Ia menyusupkan ke dalam hatiku segala anak panah dari tabung-Nya.

Sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada TUHAN.