Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Hidupmu akan terkatung-katung, siang dan malam engkau akan terkejut dan kuatir akan hidupmu.

Lalu ia mengumpulkan para tua-tua kota itu, ia mengambil duri padang gurun dan onak, dan menghajar orang-orang Sukot dengan itu.

Lalu kata Gideon: "Saudara-saudarakulah itu, anak-anak ibuku! Demi TUHAN yang hidup, seandainya kamu membiarkan mereka hidup, aku tidak akan membunuh kamu."

Tetapi Abimelekh mengejar dia, dan ia melarikan diri dari depannya, dan banyaklah orang tewas sampai di depan pintu gerbang.

Lalu Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan untuk membunuhnya. Maka tahulah Yonatan, bahwa ayahnya telah mengambil keputusan untuk membunuh Daud.

Orang Filistin terus mengejar Saul dan anak-anaknya dan menewaskan Yonatan, Abinadab dan Malkisua, anak-anak Saul.

Lalu katanya kepadaku: Datanglah ke mari dan bunuhlah aku, sebab kekejangan telah menyerang aku, tetapi aku masih bernyawa.

Lalu orang Aram dari Damsyik datang menolong Hadadezer, raja Zoba, tetapi dari antara orang Aram itu Daud menewaskan dua puluh dua ribu orang.

Demikianlah Daud mendapat nama, dan ketika ia pulang, ia menewaskan delapan belas ribu orang Edom di Lembah Asin.

Hambamu ini mempunyai dua orang anak laki-laki; mereka berkelahi di padang dan karena tidak ada yang memisahkan, maka yang satu memukul yang lain dan membunuh dia.

Keempat orang ini termasuk keturunan raksasa di Gat; mereka tewas oleh tangan Daud dan oleh tangan orang-orangnya.

Mereka menguburkannya, dan seluruh Israel meratapi dia sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan hamba-Nya, nabi Ahia.

Karena hal itulah nenek moyang kita tewas oleh pedang, dan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kita beserta isteri-isteri kita menjadi tawanan.

Dan ada yang berteriak: "Ladang dan kebun anggur dan rumah kami gadaikan untuk mendapat gandum pada waktu kelaparan."

Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nyapun didapati-Nya tersesat,

Aku jemu, aku tidak mau hidup untuk selama-lamanya. Biarkanlah aku, karena hari-hariku hanya seperti hembusan nafas saja.

Bukankah hari-hari umurku hanya sedikit? Biarkanlah aku, supaya aku dapat bergembira sejenak,

Tetapi mata orang fasik akan menjadi rabun, mereka tidak dapat melarikan diri lagi; yang masih diharapkan mereka hanyalah menghembuskan nafas."

Ia mengembara untuk mencari makan, entah ke mana. Ia tahu, bahwa hari kegelapan siap menantikan dia.

Ia membongkar aku di semua tempat, sehingga aku lenyap, dan seperti pohon harapanku dicabut-Nya.