(0.99409209876543) | (Mzm 142:4) | (jerusalem: Pandanglah) Mungkin naskah Ibrani perlu diperbaiki menjadi: aku memandang |
(0.71006580246914) | (Yoh 4:35) |
(full: PANDANGLAH LADANG-LADANG.
) Nas : Yoh 4:35 Lihat cat. --> Mat 9:37. [atau ref. Mat 9:37] |
(0.71006580246914) | (Yes 63:15) | (jerusalem: Pandanglah) Mulailah di sini permohonan yang sebenarnya. Permohonan itu diberi berangka dua seruan yang bersesuaian satu sama lain, Yes 63:15 dan Yes 64:11. Di dalam rangka itu macam-macam permohonan susul-menyusul tidak keruan. |
(0.28402630864198) | (1Kor 9:1) |
(sh: Menghargai hamba Tuhan. (Sabtu, 30 Agustus 1997)) Menghargai hamba Tuhan.Menghargai hamba Tuhan. Tidak menuntut. Jemaat Korintus adalah buah pelayanan Paulus. Seharusnya Paulus berhak menuntut dukungan mereka. Tetapi karena ada penginjil lain, jemaat itu agaknya lupa akan Paulus. Sebagai pelayan Tuhan yang baik, Paulus tidak undur karena kecewa, walau itu tentu menyakitkan. Apa kunci ketahanan Paulus? Ia memandang pelayanannya adalah bagi Tuhan dan demi perkembangan jemaat-Nya. Hanya satu obat penawar racun kekecewaan dalam pelayanan: pandanglah Kristus yang empunya pelayanan dan yang berhak menerima pengabdian terbaik kita. Doa: Ajarkan kami, para hamba-Mu dan jemaat-Mu, tahu meniru teladan kasih-Mu dalam sikap kami satu kepada yang lain. |
(0.24852302469136) | (Ayb 35:1) |
(sh: Nyanyian di waktu malam (Rabu, 14 Agustus 2002)) Nyanyian di waktu malamNyanyian di waktu malam. Elihu berusaha meyakinkan bah-wa Ayub tidak memiliki hak menuntut agar Allah menjawab keluhannya karena [1] tidak ada keharusan bagi Allah untuk menjawab, (ayat 3-8), [2] Allah tidak akan menjawab keluhan pembuat kejahatan (ayat 9-13), dan keluhan Ayub bahwa Allah tidak pernah menghukum orang jahat adalah omong kosong (ayat 14-16). Elihu melihat kata-kata Ayub yang saling bertentangan (ayat 2b-3). Di satu sisi Ayub menyatakan meminta keadilan Allah, di sisi lain menganggap Allah tidak peduli akan kesusahannya. Pada ayat 5-8 Elihu menyatakan tentang jarak tak terhingga antara Allah dan manusia. Jadi, kesalahan atau ketidakbersalahan Ayub tak dapat mempengaruhi Allah. Tindakan manusia hanya berpengaruh terhadap manusia lainnya. Di ayat 9-13, Elihu nampaknya menyatakan bahwa ketika orang-orang menderita, mereka tidak berseru kepada Tuhan untuk pertolongan. Inilah sebabnya Allah tidak menolong mereka. Ratapan mereka hanyalah teriakan kosong dari sifat yang egois, bukan dari kepercayaan kepada Allah. Mereka mengabaikan pengajaran Allah dari alam. Padahal Allah yang memberikan mereka nyanyian-nyanyian di waktu malam dan mengajar mereka melalui binatang-binatang (bdk. 12:7). Nyanyian di waktu malam mungkin adalah nyanyian bintang-bintang dan makhluk-makhluk surgawi lainnya yang bersukacita kala bumi dijadikan (ayat 38:7). Kaum tertindas harus mengingat pencipta mereka, dan berseru kepada-Nya, bukan kepada manusia. Elihu menyimpulkan kasus Ayub dengan mengatakan: pernyataan Ayub bahwa Allah belum menampakkan diri-Nya adalah bodoh. Allah telah menyatakan diri melalui keajaiban alam (ayat 14). Ayub juga dianggap salah karena mengatakan bahwa Allah tidak menghukum dosa. Kalau kelihatannya demikian, tentu adalah karena orang yang tertindas belum datang kepada Allah dengan memohon secara tulus. Renungkan: Dalam kesusahan Anda, pandanglah bintang dan hiruplah udara segar. Allah mengasihi Anda. Berserulah kepada-Nya! |
(0.21301972839506) | (Yer 51:15) |
(sh: Perspektif Kristen (Rabu, 30 Mei 2001)) Perspektif KristenPerspektif Kristen. Perspektif apa yang akan Anda gunakan untuk melihat orang-orang yang ber-KKN masih menduduki kekuasaan, sementara itu orang yang benar harus terus berjuang untuk sesuap nasi, atau pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap pembakaran dan pemboman gereja masih terus bertakhta sementara Kristen harus bergulat dengan puing-puing? Kita seringkali menggunakan perspektif keadilan dan waktu dalam arti jika si jahat tidak segera dihukum maka ketidakadilan terjadi. Apakah perspektif yang demikian benar? Tidak! Perspektif ini berbahaya karena dapat membawa Kristen ke dalam pragmatisme (ingat renungan 16 Mei). Lalu perspektif apa yang harus kita gunakan? Beberapa perspektif berikut sangat penting untuk Kristen Indonesia gunakan dalam menjalani kehidupan di negara ini. Pertama, Allah adalah penguasa, pengontrol, dan penentu seluruh alam semesta beserta segala isinya (15- 16). Allah berdaulat penuh. Kedua, di dunia ini ada 2 kelompok manusia. Kelompok pertama terdiri dari manusia yang beragama namun sebetulnya tidak mempunyai relasi dengan Allah. Kelompok kedua terdiri dari manusia yang mempunyai relasi dengan Allah karena mereka adalah umat dan milik-Nya (19). Ketiga, kedaulatan-Nya memampukan Allah untuk mengangkat dan memberikan takhta dan kemuliaan kepada manusia kelompok pertama untuk melaksanakan rencana-Nya bagi dunia dan umat-Nya (20- 23). Keempat, walaupun kelimpahan materi dan takhta, kelompok pertama tetap lawan Allah (25-29). Saatnya pasti akan tiba dimana Allah akan melucuti segala kekuasaan dan kemewahan mereka (29-30). Kelima, penderitaan sehebat dan seberat apa pun yang dialami oleh manusia kelompok kedua dan betapa pun gelapnya jalan yang terhampar (34), itu bukan merupakan akhir bagi mereka sebab kata akhir mereka adalah kasih setia Allah (24). Renungkan: Kristen adalah kelompok kedua dalam kisah di atas. Kristenlah milik dan umat Allah yang berdaulat karena penebusan darah Kristus. Siapakah kelompok pertama itu? Karena itu pandanglah setiap peristiwa dan insiden yang terjadi di negara kita dengan perspektif ini karena akan memampukan Kristen untuk tidak hanya terfokus kepada realita kasat mata yang seringkali menyedihkan, tapi juga melihat realita lain di balik realita yang kasat mata tadi. Disitulah terletak pengharapan yang tidak berkesudahan. |
(0.12723992592593) | (Yes 43:11) | (jerusalem: tidak ada juruselamat) Bdk Hos 13:4; Ula 32:39; Kis 4:12. |
(0.095429943209877) | (Kel 12:2) |
(ende) Jang dimaksudkan bulan "Abib" (lihat Kel 13:4), masanja bulir-bulir gandum (abib) mendjadi masak. Sesudah pembuangan bulan ini disebut dalam bahasa Babylon "Nisan". |
(0.095429943209877) | (Rm 13:2) |
(ende: Hukuman) jaitu dari pihak para penguasa, tetapi djuga dari Allah, seperti terang dalam ungkapan "atas nama murka Allah" dalam Rom 13:4. |
(0.095429943209877) | (2Raj 13:7) | (jerusalem: ditinggalkan) Yaitu: ditinggalkan oleh Tuhan. Ayat ini melanjutkan 2Ra 13:3. Sebab 2Ra 13:4-6 berupa sisipan. |
(0.095429943209877) | (Mzm 19:8) | (jerusalem: mata bercahaya) Artinya: mata (=manusia)dapat melihat (secara rohani) dengan baik dan tepat apa yang baik dan benar. Bdk Maz 13:4+. |
(0.095429943209877) | (Mzm 63:8) | (jerusalem: melekat kepadaMu) Ini ungkapan banyak di pakai kitab Ula 10:20; 11:22; 13:4; 30:20 |
(0.079524962962963) | (Neh 12:44) |
(ende) Bagian ini ditambahkan pada surat peringatan Nehemia oleh si penjusun untuk melukiskan keadaan umat jang sempurna pada masa itu dan djuga agar supaja si pembatja, akibat Neh 13:4-30 djangan berkesan bahwa semua busuk dan runtuh. |
(0.079524962962963) | (1Tim 5:10) |
(ende: Membasuh kaki para orang kudus) Itu tentu sebagai tanda penghormatan kepada orang-orang seiman itu, menurut tjontoh dan pesanan Jesus dalam Indjil. Ingatlah Yoh 13:4-15. Bdl. pula Luk 7:44. |
(0.079524962962963) | (Mzm 13:1) | (jerusalem: Doa kepercayaan) Mazmur kecil ini berupa ratapan di mana seseorang yang dianiaya, Maz 13:2-3, dengan penuh kepercayaan, Maz 13:6, memohon perlindungan Tuhan terhadap lawan-lawannya, Maz 13:4-5. |
(0.079524962962963) | (Yes 14:31) | (jerusalem: di sebelah utara) Serangan dari pihak Asyur dan Babel selalu datang dari jurusan utara, bdk Yer 1:13; 4:6; 6:1; 22; Yeh 26:7. |
(0.068870633333333) | (Kej 9:6) |
(full: SIAPA YANG MENUMPAHKAN DARAH MANUSIA, DARAH-NYA AKAN TERTUMPAH OLEH MANUSIA.
) Nas : Kej 9:6 Akibat nafsu untuk melakukan kekerasan dan penumpahan darah yang timbul di hati manusia (bd. Kej 6:11; 8:21), Allah berusaha untuk melindungi kekudusan hidup manusia dengan membatasi pembunuhan yang ada di dalam masyarakat;
|
(0.063619962962963) | (Ibr 13:4) |
(full: PENUH HORMAT TERHADAP PERKAWINAN.
) Nas : Ibr 13:4 Allah memiliki norma-norma yang tinggi bagi umat-Nya dalam pernikahan dan seksualitas. Pembahasan yang lebih terinci mengenai pokok ini terdapat dalam lihat art. NORMA-NORMA MORALITAS SEKSUAL. |