Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan, dan akhir bicaranya adalah kebebalan yang mencelakakan.

Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar ^e  lebih baik dari pada tinggi hati.

Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan. ^p 

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, ^m  bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka ¹ . Tetapi manusia tidak dapat menyelami ⁿ  pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. ^o 

Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah ^q  dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya ¹ , ^r  karena ini adalah kewajiban setiap orang. ^s 

Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah ^o  rumah.

Orang yang bodoh melipat tangannya ^k  dan memakan dagingnya sendiri.

Sebab anak gugur itu datang dalam kesia-siaan dan pergi dalam kegelapan, dan namanya ditutupi kegelapan.

Perkataan mulut orang berhikmat menarik, ⁱ  tetapi bibir ^j  orang bodoh menelan orang itu sendiri.

Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar.

Karena siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya ^s  yang sia-sia, yang ditempuhnya seperti bayangan? ^t  Siapakah yang dapat mengatakan kepada manusia apa yang akan terjadi di bawah matahari sesudah dia?