Mereka itu berangkat lebih dahulu dan menantikan kami<x id="m" /> di Troas.<x id="n" />

Namun kita harus mendamparkan kapal ini<x id="x" /> di salah satu pulau.<x id="y" />"

Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu: "Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara<x id="v" /> Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar."

Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami."

Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara<x id="n" /> menyambut kami dengan suka hati.<x id="o" />

Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan isteri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota; dan di tepi pantai kami berlutut dan berdoa.<x id="v" />

Di situ perwira kami menemukan sebuah kapal<x id="c" /> dari Aleksandria yang hendak berlayar ke Italia.<x id="d" /> Ia memindahkan kami ke kapal itu.

Mereka sangat menghormati<x id="t" /> kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan segala sesuatu yang kami perlukan.

Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami,

Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu<x id="h" /> memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah<x id="i" /> untuk melayani meja.

Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah<x id="f" /> Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu<x id="g" /> ke atas kita<n id="1" />.

Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.<x id="e" />"

Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman,<x id="z" /> dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara<n id="1" />.<x id="a" />

Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami<x id="h" /> mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil<x id="i" /> kepada orang-orang di sana.

Sesudah perpisahan yang berat itu bertolaklah kami<x id="q" /> dan langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan dari situ kami ke Patara.

Setelah diputuskan, bahwa kami<x id="p" /> akan berlayar ke Italia,<x id="q" /> maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepada seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan Kaisar.<x id="r" />

Selama beberapa hari berlayar, kami hampir-hampir tidak maju dan dengan susah payah kami mendekati Knidus. Karena angin tetap tidak baik,<x id="e" /> kami menyusur pantai Kreta<x id="f" /> melewati tanjung Salmone.

Setelah beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam kami, akhirnya putuslah segala harapan kami untuk dapat menyelamatkan diri kami.

Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari.

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga<n id="1" /> selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.<x id="l" />"