Yang aku maksudkan dengan keberatan-keberatan bukanlah keberatan-keberatan hati nuranimu sendiri, tetapi keberatan-keberatan hati nurani orang lain itu. Mungkin ada orang yang berkata: "Mengapa kebebasanku<x id="f" /> harus ditentukan oleh keberatan-keberatan hati nurani orang lain?

Kamu boleh makan segala sesuatu yang dijual di pasar daging, tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.<x id="b" />

Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu<x id="v" /> dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus<n id="1" />.<x id="w" />

Kalau kamu diundang makan oleh seorang yang tidak percaya, dan undangan itu kamu terima, makanlah apa saja yang dihidangkan kepadamu,<x id="d" /> tanpa mengadakan pemeriksaan karena keberatan-keberatan hati nurani.

Tetapi kalau seorang berkata kepadamu: "Itu persembahan berhala!" janganlah engkau memakannya, oleh karena dia yang mengatakan hal itu kepadamu dan karena keberatan-keberatan hati nurani.<x id="e" />

Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu.<x id="o" /> Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah,<x id="p" /> hati nurani mereka itu dinodai olehnya.

Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala?<x id="t" />