Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama.<x id="f" /> Imam Besar mulai menanyai mereka,

Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel,<x id="s" /> seorang ahli Taurat<x id="t" /> yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar.

Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama<x id="g" /> itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.

Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama,<x id="w" /> Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku,<x id="x" /> sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani<x id="y" /> yang murni<n id="1" /> di hadapan Allah."

Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki<x id="e" /> dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku,<x id="f" /> aku adalah orang Farisi,<x id="g" /> keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati.<x id="h" />"

Karena itu hendaklah kamu bersama-sama dengan Mahkamah Agama<x id="s" /> menganjurkan kepada kepala pasukan, supaya ia menghadapkan Paulus lagi kepada kamu, seolah-olah kamu hendak memeriksa perkaranya lebih teliti, dan sementara itu kami sudah siap sedia untuk membunuh dia sebelum ia sampai kepada kamu."

<span class="red">Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah<x id="f" /> terhadap saudaranya harus dihukum;<x id="g" /> siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama<x id="h" /> dan siapa yang berkata: Jahil<n id="1" />! harus diserahkan ke dalam neraka<x id="i" /> yang menyala-nyala.span>