Aku akan memberikan dia kedudukan yang teguh seperti gantungan<x id="o" /> yang dipasang kuat-kuat pada tembok yang kokoh;<x id="p" /> maka ia akan menjadi kursi kemuliaan<x id="q" /> bagi kaum keluarganya.

Dalam tahun matinya<x id="g" /> raja Uzia<n id="1" /><x id="h" /> aku melihat Tuhan<n id="2" /><x id="i" /> duduk di atas takhta<x id="j" /> yang tinggi dan menjulang,<x id="k" /> dan ujung jubah-Nya<x id="l" /> memenuhi Bait Suci.

Dunia orang mati<x id="d" /> yang di bawah gemetar untuk menyongsong kedatanganmu, dijagakannya arwah-arwah<x id="e" /> bagimu, yaitu semua bekas pemimpin<x id="f" /> di bumi; semua bekas raja bangsa-bangsa<x id="g" /> dibangunkannya dari takhta mereka.

Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik<x id="p" /> ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku<x id="q" /> mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan,<x id="r" /> jauh di sebelah utara.<x id="s" />

maka suatu takhta<x id="s" /> akan ditegakkan<x id="t" /> dalam kasih setia dan di atasnya, dalam kemah Daud,<x id="u" /> akan duduk senantiasa seorang hakim yang menegakkan keadilan,<x id="v" /> dan yang segera melakukan kebenaran."

Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku<x id="n" /> dan bumi adalah tumpuan<x id="o" /> kaki-Ku; rumah<x id="p" /> apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?

(9-6) Besar kekuasaannya,<x id="v" /> dan damai sejahtera<x id="w" /> tidak akan berkesudahan<n id="1" /><x id="x" /> di atas takhta<x id="y" /> Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan<x id="z" /> dan kebenaran<x id="a" /> dari sekarang sampai selama-lamanya.<x id="b" /> Kecemburuan<x id="c" /> TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Turunlah dan duduklah di atas debu,<x id="y" /> hai anak dara,<x id="z" /> puteri Babel<n id="1" />! Duduklah di tanah dengan tidak bertakhta, hai puteri Kasdim!<x id="a" /> Sebab engkau tidak akan disebutkan lagi manis dan genit.<x id="b" />