Yael<x id="d" /> itupun keluar mendapatkan Sisera, dan berkata kepadanya: "Singgahlah, tuanku, silakan masuk. Jangan takut." Lalu singgahlah ia ke dalam kemah perempuan itu dan perempuan itu menutupi dia dengan selimut.

Dan mereka menjauhkan para allah asing dari tengah-tengah mereka, lalu mereka beribadah kepada TUHAN.<x id="w" /> Maka TUHAN tidak dapat lagi menahan<x id="x" /> hati-Nya melihat kesukaran<x id="y" /> mereka<n id="1" />.

Kemudian mereka menuju ke tempat itu, lalu sampai di rumah orang muda suku Lewi itu, di rumah Mikha, dan menanyakan apakah ia selamat.

Sekiranya orang-orang kota ini ada di dalam tanganku,<x id="t" /> maka tentulah aku mengenyahkan Abimelekh." Lalu berkatalah ia ke arah Abimelekh: "Perkuatlah tentaramu<x id="u" /> dan majulah!"

Setelah beberapa waktu kembalilah ia ke sana untuk kawin dengan perempuan itu; dan ketika ia menyimpang dari jalan untuk melihat bangkai singa itu, tampaklah ada kawanan lebah pada kerangka singa itu dan juga madu.

Sesudah itu dibujuknya Simson tidur di pangkuannya, lalu dipanggilnya seorang dan disuruhnya mencukur ketujuh rambut jalinnya, sehingga mulailah Simson ditundukkan oleh perempuan itu, sebab kekuatannya telah lenyap dari padanya<n id="1" />.<x id="l" />

Lalu berserulah perempuan itu: "Orang Filistin menyergap engkau,<x id="m" /> Simson!" Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: "Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas." Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia<n id="1" />.<x id="n" />

Tetapi tuannya menjawabnya: "Kita tidak akan singgah di kota asing yang bukan kepunyaan orang Israel, tetapi kita akan berjalan terus sampai ke Gibea."

Sebab itu singgahlah mereka di Gibea, lalu masuk untuk bermalam<x id="z" /> di situ, dan setelah sampai, duduklah mereka di tanah lapang<x id="a" /> kota. Tetapi tidak ada seorangpun yang mengajak mereka ke rumah untuk bermalam.

Kemudian bangunlah seluruh bangsa itu dengan serentak, sambil berkata: "Seorangpun dari pada kita takkan pergi ke kemahnya, seorangpun dari pada kita takkan pulang ke rumahnya.

Tetapi juga para hakim itu tidak mereka hiraukan, karena mereka berzinah<x id="y" /> dengan mengikuti allah<x id="z" /> lain dan sujud menyembah kepadanya.<x id="a" /> Mereka segera menyimpang<x id="b" /> dari jalan yang ditempuh oleh nenek moyangnya<n id="1" /> yang mendengarkan perintah<x id="c" /> TUHAN; mereka melakukan yang tidak patut.

Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya,<x id="h" /> katanya: "Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir<x id="i" /> Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain."

Ketika mereka ada dekat rumah Mikha itu, dikenal merekalah logat orang muda suku Lewi<x id="c" /> itu, lalu singgahlah mereka ke sana dan berkata kepadanya: "Siapakah yang membawa engkau ke mari? Apakah pekerjaanmu dan urusanmu di sini?"

Ketika mereka dekat ke Yebus dan ketika matahari telah sangat rendah, berkatalah bujang itu kepada tuannya: "Marilah kita singgah di kota orang Yebus<x id="w" /> ini dan bermalam di situ."