Karena inilah hati<x id="q" /> kami sakit,<x id="r" /> karena inilah mata<x id="s" /> kami jadi kabur:<x id="t" />

Ia mendirikan tembok sekelilingku, mengelilingi aku dengan kesedihan<x id="p" /> dan kesusahan.<x id="q" />

Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan<x id="p" /> dalam diriku.<x id="q" />

Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri<x id="z" /> kalau TUHAN membebankannya.

Terhadap kami<x id="x" /> semua seteru kami mengangakan<x id="y" /> mulutnya.

Air membanjir di atas kepalaku,<x id="i" /> kusangka: "Binasa aku!<x id="j" />"

"Engkau telah mendengar cercaan<x id="u" /> mereka, ya TUHAN, segala rancangan mereka terhadap aku,

percakapan orang-orang yang melawan aku, dan rencana mereka terhadap aku sepanjang hari.<x id="v" />

Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap<n id="1" />:

"TUHAN adalah bagianku,<x id="v" />" kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.

Mengapa orang hidup mengeluh? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya!<x id="l" />

Air<x id="b" /> mataku<x id="c" /> mengalir bagaikan batang air, karena keruntuhan<x id="d" /> puteri bangsaku.

Kami dikejar dekat-dekat, kami lelah,<x id="a" /> bagi kami tak ada istirahat.<x id="b" />

karena bukit Sion<x id="u" /> yang tandus,<x id="v" /> di mana anjing-anjing hutan berkeliaran.

Atau, apa Engkau sudah membuang kami<x id="b" /> sama sekali? Sangat<x id="c" /> murkakah Engkau terhadap kami?

Yang biasa makan yang sedap-sedap mati bulur di jalan-jalan; yang biasa duduk di atas bantal kirmizi<x id="g" /> terbaring di timbunan<x id="h" /> sampah.

Pengejar-pengejar kami lebih cepat dari pada burung rajawali<x id="h" /> di angkasa mereka memburu kami<x id="i" /> di atas gunung-gunung, menghadang kami di padang gurun.<x id="j" />

Sekalian orang yang lewat bertepuk tangan karena engkau.<x id="c" /> Mereka bersuit-suit<x id="d" /> dan menggelengkan kepalanya<x id="e" /> mengenai puteri Yerusalem:<x id="f" /> "Inikah kota yang disebut orang kota yang paling indah,<x id="g" /> kesukaan dunia<x id="h" /> semesta?"

Pada malam hari tersedu-sedu ia menangis,<x id="f" /> air matanya bercucuran di pipi; dari semua kekasihnya,<x id="g" /> tak ada seorangpun yang menghibur dia. Semua temannya mengkhianatinya,<x id="h" /> mereka menjadi seterunya.<x id="i" />

Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, TUHAN membuatnya merana,<x id="p" /> karena banyak pelanggarannya<n id="1" />;<x id="q" /> kanak-kanaknya berjalan di depan lawan<x id="r" /> sebagai tawanan.<x id="s" />