dibawanyalah rakyatnya, dibaginya dalam tiga pasukan,<x id="a" /> lalu mereka mengadakan penghadangan<x id="b" /> di padang. Ketika dilihatnya, bahwa orang-orang kota itu keluar dari dalam kota, bangunlah ia menyerang mereka serta menewaskan mereka.

Maka berdirilah para pemuka dari seluruh bangsa itu, dari segala suku orang Israel, memimpin jemaah umat Allah yang jumlahnya empat ratus ribu orang<x id="a" /> berjalan kaki, yang bersenjatakan pedang.

Karena pahlawan-pahlawan di Israel siap berperang, karena bangsa itu menawarkan<x id="q" /> dirinya dengan sukarela, pujilah TUHAN!<x id="r" />

Hatiku tertuju kepada para panglima Israel, kepada mereka yang menawarkan dirinya dengan sukarela<x id="h" /> di antara bangsa itu. Pujilah TUHAN!

Keesokan harinya orang-orang kota itu pergi ke ladang. Setelah hal ini dikabarkan kepada Abimelekh,

Setelah Yosua melepas bangsa itu pergi, maka pergilah orang Israel itu, masing-masing ke milik pusakanya, untuk memiliki negeri itu.

Setelah Ehud selesai menyampaikan upeti itu, disuruhnya pembawa-pembawa upeti itu pulang,

Lalu turunlah para bangsawan yang terluput, umat TUHAN turun bagi-Nya sebagai pahlawan.

Tetapi suku Zebulon<x id="b" /> ialah bangsa yang berani mempertaruhkan nyawanya, demikian juga suku Naftali,<x id="c" /> di tempat-tempat tinggi di padang.<x id="d" />

Oleh sebab itu, berangkatlah pada waktu malam, engkau dan rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu, dan adakanlah penghadangan<x id="v" /> di padang.

Sebab itu berangkatlah Abimelekh pada waktu malam beserta segala rakyat yang bersama-sama dengan dia, lalu mereka mengadakan penghadangan dalam empat pasukan untuk melawan Sikhem.

Maka sekarang TUHAN, Allah Israel, telah merebut milik orang Amori, bagi Israel, umat-Nya. Apakah engkau hendak memiliki pula tanah mereka itu?

Keesokan harinya pagi-pagi maka bangsa itu mendirikan mezbah di situ, lalu mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan.<x id="i" />

Lalu diperiksa jumlah bangsa itu, dan tampaklah tidak hadir seorangpun dari penduduk Yabesh-Gilead.

Maka bangsa itu merasa kasihan kepada suku Benyamin,<x id="r" /> karena TUHAN telah membuat keretakan di antara suku-suku Israel.

Maka sekarang, serukanlah kepada rakyat itu, demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan Gilead.<x id="a" />" Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang.

Ketika Gaal melihat rakyat itu, berkatalah ia kepada Zebul: "Lihat, ada orang banyak turun dari puncak gunung." Jawab Zebul kepadanya: "Itu bayang-bayang gunung, yang kausangka manusia."

Maka majulah bani Benyamin menyerbu laskar itu; mereka terpancing<x id="k" /> dari kota, dan seperti yang sudah-sudah, mereka mulai menyerang laskar itu pada kedua jalan raya--yang satu menuju ke Betel,<x id="l" /> dan yang lain ke Gibea melalui padang--sehingga terbunuh beberapa orang, kira-kira tiga puluh orang di antara orang Israel.

Setelah Malaikat TUHAN mengucapkan firman itu kepada seluruh Israel, menangislah bangsa itu dengan keras.<x id="a" />

Di tempat-tempat penimbaan air, menurut suara orang-orang yang berdendang, di sanalah orang menyanyikan perbuatan<x id="j" /> TUHAN yang adil, perbuatan-Nya yang adil terhadap orang-orang-Nya di pedusunan di Israel. Pada waktu itu turunlah umat TUHAN ke pintu gerbang.<x id="k" />