Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya benar, lalu datanglah orang lain dan menyelidiki perkaranya.

Si pemarah membangkitkan pertengkaran,<x id="u" /> tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.<x id="v" />

Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai.<x id="g" />

Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan,<x id="b" /> dan mulutnya berseru meminta pukulan.

Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh<x id="q" /> membiarkan amarahnya meledak.<x id="r" />

Sebab TUHAN membela perkara<x id="n" /> mereka, dan mengambil nyawa orang yang merampasi mereka.<x id="o" />

Karena penebus<x id="c" /> mereka kuat,<x id="d" /> Dialah yang membela perkara mereka melawan engkau.<x id="e" />

Belalah perkaramu terhadap sesamamu itu, tetapi jangan buka rahasia orang lain,

Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.<x id="r" />

Orang yang ikut campur dalam pertengkaran orang lain adalah seperti orang yang menangkap telinga anjing yang berlalu.

Seperti arang untuk bara menyala dan kayu untuk api, demikianlah orang yang suka bertengkar untuk panasnya perbantahan.<x id="r" />

Sebab, kalau susu ditekan, mentega dihasilkan, dan kalau hidung ditekan, darah keluar, dan kalau kemarahan ditekan, pertengkaran timbul.