Musa<x id="i" /> mendirikan Kemah Suci itu, dipasangnyalah alas-alasnya,<x id="j" /> ditaruhnya papan-papannya, dipasangnya kayu-kayu lintangnya dan didirikannya tiang-tiangnya.

Diambilnyalah loh hukum<x id="m" /> Allah dan ditaruhnya ke dalam tabut,<x id="n" /> dikenakannyalah kayu pengusung pada tabut itu dan diletakkannya tutup pendamaian<x id="o" /> di atas tabut itu.

Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah<x id="f" /> mukanya.

Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu diberikan Rehuellah Zipora,<x id="b" /> anaknya, kepada Musa.

Ditaruhnyalah meja<x id="r" /> di dalam Kemah Pertemuan pada sisi Kemah Suci sebelah utara, di depan tabir itu.

Ditempatkannyalah bejana<x id="d" /> pembasuhan di antara Kemah Pertemuan dan mezbah itu, lalu ditaruhnyalah air ke dalamnya untuk pembasuhan.

Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai,<x id="p" /> kedua loh hukum Allah, loh batu,<x id="q" /> yang ditulisi oleh jari Allah.<x id="r" />

Dituangnyalah untuk meja itu empat gelang emas dan dipasangnyalah gelang-gelang itu di keempat penjurunya, pada keempat kakinya.

Didirikannyalah tiang-tiang pelataran<x id="h" /> sekeliling Kemah Suci dan mezbah itu, dan digantungkannyalah tirai<x id="i" /> pintu gerbang pelataran itu. Demikianlah diselesaikan Musa pekerjaan itu.

Lalu TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati<x id="f" /> terhadap bangsa itu; lagipula Musa adalah seorang yang sangat terpandang<x id="g" /> di tanah Mesir, di mata pegawai-pegawai Firaun dan di mata rakyat.

Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala<x id="u" /> atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh<x id="v" /> orang.