Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi<x id="g" /> oleh tempat tinggalnya.<x id="h" />

Ia tidak lagi tampak pada mata yang melihatnya, dan tempat kediamannya tidak melihatnya lagi.<x id="h" />

selama nafasku masih ada padaku, dan roh Allah<x id="w" /> masih di dalam lubang hidungku,

Mereka bingung, mereka tidak dapat memberi sanggahan lagi, mereka tidak dapat berbicara lagi.<x id="k" />

"Bersabarlah sebentar, aku akan mengajar engkau, karena masih ada yang hendak kukatakan demi Allah.

Itulah yang masih merupakan hiburan<x id="h" /> bagiku, bahkan aku akan melompat-lompat kegirangan di waktu kepedihan<x id="i" /> yang tak kenal belas kasihan, sebab aku tidak pernah menyangkal firman<x id="j" /> Yang Mahakudus<n id="1" />.<x id="k" />

Berbaliklah, janganlah terjadi kecurangan,<x id="j" /> berbaliklah, aku pasti benar.<x id="k" /><x id="l" />

Rahim ibu melupakan dia, berenga<x id="w" /> mengerumitnya,<x id="x" /> ia tidak diingat<x id="y" /> lagi: kecurangan dipatahkan seperti pohon<x id="z" /> kayu.

Haruskah aku menunggu, karena mereka putus bicara, karena mereka berdiri di sana dan tidak memberi sanggahan lagi?

Karena bagi manusia Ia tidak menentukan waktu<x id="h" /> untuk datang menghadap Allah supaya diadili,<x id="i" />

Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Api telah menyambar dari langit<n id="1" /><x id="k" /> dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga.<x id="l" /> Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."

Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata: "Orang-orang Kasdim<x id="m" /> membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan."