Aku melihat lagi kesia-siaan di bawah matahari:

Aku melihat dalam penglihatan itu, dan sementara aku melihat, aku berada di puri Susan,<x id="w" /> yang ada di wilayah Elam,<x id="x" /> dan aku melihat dalam penglihatan itu, bahwa aku sedang di tepi sungai Ulai.

Sebab itu aku bangun<x id="t" /> dan melihat; tidurku menyenangkan.

Aku melayangkan mataku pula, maka aku melihat: tampak sebuah gulungan kitab<x id="o" /> yang terbang<n id="1" />.

Baiklah Aku turun<x id="r" /> untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."

(42-3) Jiwaku haus<x id="l" /> kepada Allah<n id="1" />, kepada Allah yang hidup.<x id="m" /> Bilakah aku boleh datang<x id="n" /> melihat Allah?

Aku melihat, sesungguhnya ada tangan<x id="i" /> yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan<x id="j" /> kitab,

Dan dibawa-Nya aku ke pintu pelataran, aku melihat, sungguh, ada sebuah lobang di dalam temboknya.

Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"

Biarlah aku menyeberang<n id="1" /> dan melihat negeri<x id="c" /> yang baik yang di seberang sungai Yordan, tanah pegunungan yang baik itu, dan gunung Libanon.<x id="d" />

Dalam tahun matinya<x id="g" /> raja Uzia<n id="1" /><x id="h" /> aku melihat Tuhan<n id="2" /><x id="i" /> duduk di atas takhta<x id="j" /> yang tinggi dan menjulang,<x id="k" /> dan ujung jubah-Nya<x id="l" /> memenuhi Bait Suci.

Pada tahun ketiga puluh<n id="3" />, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para buangan<x id="a" /> berada di tepi sungai Kebar,<x id="b" /> terbukalah<x id="c" /> langit dan aku melihat penglihatan-penglihatan<x id="d" /> tentang Allah.

dan aku menerima penglihatan: Sungguh, ada kelihatan yang menyerupai seorang laki-laki, dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah kelihatan seperti api dan dari pinggangnya ke atas kelihatan seperti cahaya, seperti suasa<x id="a" /> mengkilat.

Lalu aku masuk dan melihat, sungguh, segala gambar-gambar binatang melata dan binatang-binatang lain yang menjijikkan<x id="l" /> dan segala berhala-berhala kaum Israel<x id="m" /> terukir pada tembok<x id="n" /> sekelilingnya.

Lalu aku melihat, sungguh, di atas cakrawala<x id="c" /> yang di atas kepala kerub<x id="d" /> tampak di atas mereka sesuatu yang menyerupai takhta,<x id="e" /> yang seperti permata lazurit<x id="f" /> kelihatannya.

Aku melayangkan mataku pula, maka aku melihat: tampak keluar empat kereta<x id="b" /> dari antara dua gunung. Adapun gunung-gunung itu adalah gunung-gunung tembaga.

Lalu Musa kembali kepada mertuanya Yitro serta berkata kepadanya: "Izinkanlah kiranya aku kembali kepada saudara-saudaraku, yang ada di Mesir, untuk melihat apakah mereka masih hidup." Yitro berkata kepada Musa: "Pergilah dengan selamat."

aku melihat di antara barang-barang jarahan<x id="y" /> itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya,<x id="z" /> maka kuambil; semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu di bawah sekali."

Ketika kulihat, bahwa tidak ada yang datang menyelamatkan aku, maka aku mempertaruhkan nyawaku<x id="h" /> dan aku pergi melawan bani Amon itu, dan TUHAN menyerahkan<x id="i" /> mereka ke dalam tanganku. Mengapa pada hari ini kamu mendatangi aku untuk berperang melawan aku?"

katanya: Biarkanlah aku pergi, sebab ada upacara pengorbanan<x id="s" /> bagi kaum kami di kota, dan saudara-saudaraku sendirilah yang memanggil aku. Oleh sebab itu, jika engkau mengasihi aku, berilah izin kepadaku untuk menengok saudara-saudaraku. Itulah sebabnya ia tidak datang ke perjamuan raja."