"Kekuasaan dan kedahsyatan ada pada Dia,<x id="m" /> yang menyelenggarakan damai di tempat-Nya<x id="n" /> yang tinggi.

Lihat, setiap penyair akan mengatakan sindiran<x id="f" /> ini mengenai engkau: Begitu ibu, begitu anak!

maka engkau akan memperdengarkan ejekan<x id="q" /> ini tentang raja Babel<n id="1" />,<x id="r" /> dan berkata: "Wah, sudah berakhir si penindas<x id="s" /> sudah berakhir orang lalim!

Berkatalah Abraham kepada hambanya<x id="c" /> yang paling tua dalam rumahnya, yang menjadi kuasa atas segala kepunyaannya,<x id="d" /> katanya: "Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku,<x id="e" />

"Hai anak manusia, sindiran<x id="z" /> apakah itu yang hidup di antara kamu di tanah Israel, yang berbunyi: Sudah lama berselang, tetapi satu penglihatanpun tak jadi?<x id="a" />

"Ada apa dengan kamu, sehingga kamu mengucapkan kata sindiran ini<n id="1" /> di tanah Israel: Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu?<x id="l" />

Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, kamu tidak akan mengucapkan kata sindiran<x id="m" /> ini lagi di Israel.

"Tolong katakan kepada seluruh warga kota Sikhem: Manakah yang lebih baik bagimu: tujuh puluh orang memerintah kamu, yaitu semua anak Yerubaal, atau satu orang? Dan ingat juga, bahwa aku darah<x id="m" /> dagingmu."

Oleh karena itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menghentikan sindiran ini dan orang tidak akan mengucapkannya lagi di tanah Israel. Sebaliknya, katakanlah kepada mereka: Waktunya sudah dekat<x id="b" /> dan tiap penglihatan akan jadi.<x id="c" />